ID/Prabhupada 0128 - Aku Tidak Akan Mati

Revision as of 06:28, 8 October 2016 by Gusti (talk | contribs) (Created page with "<!-- BEGIN CATEGORY LIST --> Category:1080 Indonesian Pages with Videos Category:Prabhupada 0128 - in all Languages Category:ID-Quotes - 1975 Category:ID-Quotes...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)


Invalid source, must be from amazon or causelessmery.com

Press Conference -- July 16, 1975, San Francisco

Wartawan (2): Ada berapa banyak anggota yang ada di Amerika Serikat? Saya diberi tahu bahwa jumlahnya ada sekitar dua ribu orang. Apakah itu kurang-lebih benar?

Prabhupāda : Itu yang bisa mereka katakan.

Jayatīrtha : Ya, jumlah anggota di seluruh dunia yang telah dipublikasikan adalah sepuluh ribu orang. Berapa jumlahnya yang berada di Amerika Serikat belum dirinci dengan tepat.

Wartawan (2) : Saya menulis kisah mengenai gerakan ini lima tahun yang lalu dan jumlah anggota pada saat itu adalah dua ribu orang termasuk yang berada di Amerika Serikat.

Prabhupāda : Jumlahnya bertambah banyak.

Wartawan (2) : Jumlahnya bertambah banyak?

Prabhupāda : Oh, ya. Pasti.

Jayatīrtha : Saya tadi berkata bahwa jumlah anggota di seluruh dunia adalah sepuluh ribu orang.

Wartawan (2) : Ya, saya mengerti. Bisakah anda mengatakan, berapa usia anda?

Jayatīrtha : Ia ingin mengetahui berapa usia anda, Śrīla Prabhupāda.

Prabhupāda : Aku akan, satu bulan lagi aku akan berusia delapanpuluh tahun.

Wartawan (1) : Delapanpuluh?

Prabhupāda : Delapanpuluh tahun.

Wartawan (2) : Apa yang akan terjadi ...

Prabhupāda : Aku dilahirkan pada tahun 1896. Kamu bisa menghitungnya sekarang.

Wartawan (2) : Apa yang akan terjadi pada gerakan ini di Amerika Serikat ketika anda meninggal?

Prabhupāda : Aku tidak akan mati.

Para penyembah : Jaya! Haribol! (tertawa).

Prabhupāda : Aku akan hidup untuk buku-bukuku, dan kamu akan memanfaatkannya.

Wartawan (2) : Apakah anda sedang mempersiapkan seorang penerus?

Prabhupāda : Ya, Guru Mahārājaku ada di sana. Di mana foto dari Guru Mahārājaku? Aku pikir ....Inilah fotonya.

Wartawan (2) : Mengapa gerakan Hare Kṛṣṇa tidak ikut serta di dalam protes sosial?

Prabhupāda : Kami adalah pekerja sosial yang terbaik. Orang-orang itu semuanya adalah orang bodoh dan kurang ajar. Kami mengajarkan mereka suatu gagasan yang sangat baik mengenai kesadaran Tuhan. Maka kami adalah pekerja sosial yang terbaik. Kami akan menghentikan semua kejahatan. Apa pekerjaan sosialmu? Kamu hanya menghasilkan para hippie dan para penjahat saja. Itu bukanlah pekerjaan sosial. Pekerjaan sosial berarti bahwa penduduk harus menjadi sangat damai, bijaksana, cerdas, sadar akan Tuhan, dan menjadi orang yang bekualitas kelas satu. Itulah pekerjaan sosial. Jika kamu hanya sekedar menhasilkan orang-orang dengan kualitas kelas empat, kelas lima, atau bahkan kelas sepuluh, lalu apa artinya pekerjaan sosial itu? Kami menghasilkan itu. Lihat saja. Inilah orang-orang dengan kualitas kelas satu. Mereka tidak memiliki kebiasaan buruk apapun, hubungan seks yang terlarang, mabuk-mabukan, makan daging atapun berjudi. Mereka semua ini masih sangat muda. Mereka tidak kecanduan pada hal-hal seperti itu. Inilah yang disebut sebagai pekerjaan sosial.

Bhaktadāsa : Śrīla Prabhupāda, mereka ingin tahu apa yang akan menjadi pengaruh politik dari gerakan Hare Kṛṣṇa?

Prabhupāda : Segala sesuatu akan menjadi lebih cemerlang jika gerakan Hare Kṛṣṇa diterapkan. Yasyāsti bhaktir bhagavaty akiñcanā sarvair guṇais tatra samāsate surāḥ. (SB 5.18.12). Jika kesadaran Tuhan ini disebarkan, maka setiap orang akan menjadi sangat berkualifikasi. Dan tanpa kesadaran Tuhan, maka yang namanya saja pendidikan sebagaimana yang kita diskusikan tadi pagi, menjadi tidak memiliki nilai sama sekali di dalamnya. Mereka itu hanya berbicara saja. Apa yang tadi menjadi pokok bahasan kita?

Bahulāśva : Tadi pagi, kita membahas psikologi.

Prabhupāda : Hasilnya adalah bahwa para murid itu akan jatuh dari menara tersebut di dalam kekecewaan. Dan mereka terkurung di dalam rumah kaca.

Bahulāśva : Di Menara Bell di dalam kampus Berkeley, para mahasiswa di tahun '60-an akan melompat dari menara itu untuk bunuh diri. Karenanya mereka memasang kaca di sana untuk mencegah para mahasiswa itu melompat. Jadi Prabhupāda tadi menjelaskan bahwa itulah pendidikan mereka, bahwa setelah memperoleh pendidikan tersebut, mereka justru harus melompat untuk melakukan bunuh diri. (tertawa).

Prabhupāda : Itu bukanlah pendidikan. Vidyā dadhāti namratā. Seseorang yang terdidik seharusnya berarti ia rendah hati, berbudi bahasa, bijaksana, penuh pengetahuan, menguasai penerapan pengetahuan secara nyata di dalam kehidupan, toleran, penuh pengendalian atas pikiran, penuh pengendalian atas indria-indria. Itulah pendidikan. Lalu pendidikan macam apakah yang seperti itu?

Wartawan (2) : Apakah anda bermaksud untuk mendirikan suatu sekolah?

Prabhupāda : Ya, itu adalah upayaku berikutnya, bahwa kami akan melaksanakan pendidikan sesuai dengan penggolongan. Golongan kelas satu, golongan kelas dua, golongan kelas tiga, sampai dengan golongan kelas empat. Dan dengan demikian, golongan kelas lima, kelas enam, mereka dengan sendirinya ada. Jadi orang-orang dari golongan kelas satu, harus ada, paling tidak di dalam suatu masyarakat, suatu golongan manusia yang ideal, dan mereka itu adalah orang-orang yang dilatih untuk mengendalikan pikiran, mengendalikan indria-indria, sangat bersih, jujur, toleran, sederhana, penuh pengetahuan, menguasai penerapan nyata atas pengetahuan di dalam kehidupan dan penuh keyakinan kepada Tuhan. Itulah orang dari golongan kelas satu.