ID/Prabhupada 0312 - Manusia Adalah Binatang Yang Rasional

Revision as of 02:56, 12 July 2019 by Vanibot (talk | contribs) (Vanibot #0023: VideoLocalizer - changed YouTube player to show hard-coded subtitles version)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)


Morning Walk -- April 1, 1975, Mayapur

Prabhupāda : Sekarang, paling tidak bagi diriku sendiri, gerakan kesadaran Kṛṣṇa ini tidak lagi hanya merupakan sesuatu yang bersifat teoritis saja. Tetapi ini bersifat praktis. Aku bisa memecahkan semua masalahku.

Puṣṭa Kṛṣṇa : Meskipun begitu, orang-orang tidak mau menerima pertapaan.

Prabhupāda : Hm?

Puṣṭa Kṛṣṇa : Orang-orang tidak akan mau menerima pertapaan.

Prabhupāda : Mereka harus menderita akibat penyakit. Jika kamu menjadi sakit, maka kamu harus mengalaminya ..... Pertapaan seperti apakah itu? Di mana pertapaannya?

Puṣṭa Kṛṣṇa : Jika mereka tidak mau minum obat, maka mereka mereka tidak bisa disembuhkan.

Prabhupāda : Maka dari itu , mereka akan harus menderita. Seseorang yang sakit, dan ia tidak mau diobati, lalu di manakah ....? Ia harus menderita. Di manakah obatnya?

Pañcadraviḍa : Mereka berkata bahwa kitalah orang-orang yang sedang sakit.

Prabhupāda : Eh?

Pañcadraviḍa : Mereka berkata bahwa kita adalah para orang yang sedang sakit. Mereka bilang bahwa setiap orang dari kita, kita inilah yang sedang sakit, dan bukannya mereka.

Prabhupāda : Ya. Orang yang tuli menganggap bahwa semua orang lain juga tuli. (tertawa). Itu berarti bahwa mereka bahkan bukanlah manusia. Mereka itu binatang. Mereka datang bukan untuk bertanya bahwa, "Entah apakah kami yang sedang sakit, atau anda yang sedang sakit, tetapi marilah kita duduk dan kita berbicara." Bahkan untuk hal itupun, mereka sama sekali tidak siap. Lalu, apa yang bisa kita lakukan dengan para binatang ini?

Pañcadraviḍa : Mereka berkata bahwa kita ini kuno dan ketinggalan jaman. Mereka tidak mau memperdulikan kita lagi.

Prabhupāda : Lalu, mengapa kamu masih perduli dengan masalah mereka? Mengapa kamu masih perduli dengan masalah-masalah masyarakat? Kamu perduli, tetapi kamu tidak bisa menemukan suatu pemecahan masalah. Di seluruh dunia, koran-koran hanyalah penuh berisi berita-berita bombastis saja.

Viṣṇujana : Śrīla Prabhupāda, bisakah anda menjadikan mereka lebih masuk akal? Jika mereka itu tidak masuk akal, apakah ada suatu cara untuk membuat mereka menjadi masuk akal ....

Prabhupāda : Mereka itu masuk akal. Manusia, setiap manusia itu masuk akal. Dikatakan bahwa, "Manusia adalah binatang yang rasional." Jadi, ketika kerasionalitasan tidak ada pada mereka, maka itu berarti bahwa mereka masih menjadi binatang.

Pañcadraviḍa : Lalu, apa yang bisa kita lakukan dengan para binatang?

Prabhupāda : Itu .... itu adalah kebenaran yang sangat sederhana. Jadi, aku adalah badan ini. Aku mencari kebahagiaan. Mengapa aku mencari kebahagiaan? Jika aku mendiskusikan sampai titik ini saja, maka kamu akan menemukan bahwa seorang manusia itu masuk akal. Mengapa aku mencari kebahagiaan? Apakah jawabannya? Itu adalah suatu kenyataan. Setiap orang sedang mencari kebahagiaan. Mengapa mereka sedang mencari kebahagiaan? Apa jawabannya?

Pañcadraviḍa : Karena setiap orang sedang menderita, dan mereka tidak menyukai hal itu.

Prabhupāda : Itu adalah penjelasan secara berkebalikan.

Kīrtanānanda : Karena secara alamiah saya itu berbahagia.

Prabhupāda : Ya. Secara alamiah aku ini berbahagia. Dan siapakah yang berbahagia itu, apakah sang badan ini ataukah sang jiwa ini?

Puṣṭa Kṛṣṇa : Bukan, sang jiwalah yang berbahagia.

Prabhupāda : Siapakah yang menginginkan kebahagiaan? Aku ingin melindungi badan ini - mengapa? Karena aku ada di dalam badan ini. Dan jika aku pergi meninggalkan badan ini, maka siapakah yang akan mencarikan kebahagiaan bagi badan ini? Ini adalah alasan yang umum, namun mereka tidak merasakannya. Mengapa aku mencari kebahagiaan? Aku menyelimuti badanku karena badanku tidak boleh dipengaruhi oleh rasa dingin. Lalu, mengapa aku mencari kebahagiaan atas badan dari rasa dingin dan rasa panas? Karena aku ada di dalamnya .... Jika aku pergi keluar dari badan, maka tidak akan ada lagi pencarian akan kebahagiaan. Entah apakah kamu melemparkan badanmu itu ke jalanan atau menempatkannya pada suhu dingin atau suhu panas yang berlebihan, maka itu bukanlah masalah. Lalu, siapakah yang sedang mencari kebahagiaan itu? Itulah yang tidak mereka ketahui. Untuk siapakah kamu begitu sibuk mencari kebahagiaan? Itulah yang tidak mereka ketahui. Seperti halnya kucing dan anjing.

Puṣṭa Kṛṣṇa : Namun mereka pikir mereka tidak punya waktu untuk mengucapkan nama suci.

Prabhupāda : Hm?

Puṣṭa Kṛṣṇa : Filsafat mereka adalah bahwa agar bisa menjadi berbahagia, mereka harus bekerja sepanjang hari.

Prabhupāda : Hm. Itulah filsafatmu. Kalian sangat kurang ajar, namun kita tidaklah bekerja seperti itu. Mengapa mereka tidak melihat contoh yang telah kita berikan? Kita hidup dengan sangat berbahagia.