ID/Prabhupada 0315 - Kita Ini Sungguh Sangat Keras Kepala, Kita Berusaha Untuk Melupakan Kṛṣṇa Lagi Dan Lagi: Difference between revisions

(Created page with "<!-- BEGIN CATEGORY LIST --> Category:1080 Indonesian Pages with Videos Category:Prabhupada 0315 - in all Languages Category:IR-Quotes - 1975 Category:IR-Quotes...")
 
(Vanibot #0023: VideoLocalizer - changed YouTube player to show hard-coded subtitles version)
 
Line 2: Line 2:
[[Category:1080 Indonesian Pages with Videos]]
[[Category:1080 Indonesian Pages with Videos]]
[[Category:Prabhupada 0315 - in all Languages]]
[[Category:Prabhupada 0315 - in all Languages]]
[[Category:IR-Quotes - 1975]]
[[Category:ID-Quotes - 1975]]
[[Category:IR-Quotes - Lectures, General]]
[[Category:ID-Quotes - Lectures, General]]
[[Category:IR-Quotes - in South Africa]]
[[Category:ID-Quotes - in South Africa]]
[[Category:Indonesian Language]]
[[Category:Indonesian Language]]
<!-- END CATEGORY LIST -->
<!-- END CATEGORY LIST -->
<!-- BEGIN NAVIGATION BAR -- DO NOT EDIT OR REMOVE -->
{{1080 videos navigation - All Languages|Indonesian|ID/Prabhupada 0314 - Sedikit Saja Perhatian Pada Badan, Namun Perhatian Sepenuhnya Pada Sang Jiwa|0314|ID/Prabhupada 0316 - Jangan Mencoba Untuk Meniru, Itu Sangatlah Berbahaya|0316}}
<!-- END NAVIGATION BAR -->
<!-- BEGIN ORIGINAL VANIQUOTES PAGE LINK-->
<!-- BEGIN ORIGINAL VANIQUOTES PAGE LINK-->
<div class="center">
<div class="center">
Line 15: Line 18:


<!-- BEGIN VIDEO LINK -->
<!-- BEGIN VIDEO LINK -->
{{youtube_right|tUASY1VuWAk|Kita Ini Sungguh Sangat Keras Kepala, Kita Berusaha Untuk Melupakan Kṛṣṇa Lagi Dan Lagi<br />- Prabhupāda 0315 }}
{{youtube_right|4dNN10-6U6k|Kita Ini Sungguh Sangat Keras Kepala, Kita Berusaha Untuk Melupakan Kṛṣṇa Lagi Dan Lagi<br />- Prabhupāda 0315 }}
<!-- END VIDEO LINK -->
<!-- END VIDEO LINK -->


<!-- BEGIN AUDIO LINK -->
<!-- BEGIN AUDIO LINK -->
<mp3player>http://vaniquotes.org/w/images/751007LE.DUR_clip.mp3</mp3player>
<mp3player>https://s3.amazonaws.com/vanipedia/clip/751007LE.DUR_clip.mp3</mp3player>
<!-- END AUDIO LINK -->
<!-- END AUDIO LINK -->


Line 33: Line 36:
:vivasvan manave prahur
:vivasvan manave prahur
:manur iksvakave 'bravit
:manur iksvakave 'bravit
:([[Vanisource:BG 4.1|BG 4.1]])
:([[ID/BG 4.1|BG 4.1]])


:evam parampara-praptam
:evam parampara-praptam
:imam rajarsayo viduh
:imam rajarsayo viduh
:([[Vanisource:BG 4.2|BG 4.2]])
:([[ID/BG 4.2|BG 4.2]])


Jadi, jika kita menghitung usia dari Manu, maka perhitungan tersebut akan sampai pada angka sebesar empatpuluh juta tahun. Jadi, paling tidak, Kṛṣṇa telah mensabdakan hal itu pada sekitar empatpuluh juta tahun yang lalu. Beliau mensabdakan filsafat Bhagavad-gītā ini kepada dewa matahari, Vivasvān. Nama dewa yang menjadi penguasa di planet matahari adalah Vivasvān. Puteranya bernama Manu, Vaivasvata Manu ...... Dan putera dari Manu bernama Ikṣvāku, yang merupakan pribadi asli yang menurunkan dinasti Sūrya-vaṁśa, di dalam garis keturunan mana Tuhan Rāmacandra muncul, Ikṣvāku ....... Jadi, dengan demikian gerakan kesadaran Kṛṣṇa ini sudah muncul sejak waktu yang sangat, sangat lama sekali. Namun Kṛṣṇa berkata, evaṁ paramparā-prāptam imaṁ rājarṣayo viduḥ. ([[Vanisource:BG 4.2|BG 4.2]]): "Pada jaman dahulu, para rājarṣi, mereka terbiasa untuk menerima petunjuk melalui rangkaian garis perguruan." Itulah cara untuk memahami Bhagavad-gītā. Tetapi Kṛṣṇa berkata, sa kāleneha yogo naṣṭo parantapa. Sekarang Kṛṣṇa, pada limaribu tahu yang lalu, ketika Beliau sedang berbicara dengan Arjuna di medan pertempuran Kurukṣetra, di mana Arjuna sedang dibingungkan antara bertempur atau tidak bertempur, dan untuk menyemangatinya dalam pertempuran, maka Beliau mensabdakan Bhagavad-gītā ini lima ribu tahun yang lalu kepada Arjuna. Dan Beliau berkata di sana bahwa, "Sistem paramparā ini, garis perguruan ini, saat ini sudah terputus ; karena itulah Aku mensabdakan ini kepadamu kembali, sehingga orang-orang bisa belajar darimu mengenai penjelasan atas filsafat ini, kesadaran Kṛṣṇa.  
Jadi, jika kita menghitung usia dari Manu, maka perhitungan tersebut akan sampai pada angka sebesar empatpuluh juta tahun. Jadi, paling tidak, Kṛṣṇa telah mensabdakan hal itu pada sekitar empatpuluh juta tahun yang lalu. Beliau mensabdakan filsafat Bhagavad-gītā ini kepada dewa matahari, Vivasvān. Nama dewa yang menjadi penguasa di planet matahari adalah Vivasvān. Puteranya bernama Manu, Vaivasvata Manu ...... Dan putera dari Manu bernama Ikṣvāku, yang merupakan pribadi asli yang menurunkan dinasti Sūrya-vaṁśa, di dalam garis keturunan mana Tuhan Rāmacandra muncul, Ikṣvāku ....... Jadi, dengan demikian gerakan kesadaran Kṛṣṇa ini sudah muncul sejak waktu yang sangat, sangat lama sekali. Namun Kṛṣṇa berkata, evaṁ paramparā-prāptam imaṁ rājarṣayo viduḥ. ([[ID/BG 4.2|BG 4.2]]): "Pada jaman dahulu, para rājarṣi, mereka terbiasa untuk menerima petunjuk melalui rangkaian garis perguruan." Itulah cara untuk memahami Bhagavad-gītā. Tetapi Kṛṣṇa berkata, sa kāleneha yogo naṣṭo parantapa. Sekarang Kṛṣṇa, pada limaribu tahu yang lalu, ketika Beliau sedang berbicara dengan Arjuna di medan pertempuran Kurukṣetra, di mana Arjuna sedang dibingungkan antara bertempur atau tidak bertempur, dan untuk menyemangatinya dalam pertempuran, maka Beliau mensabdakan Bhagavad-gītā ini lima ribu tahun yang lalu kepada Arjuna. Dan Beliau berkata di sana bahwa, "Sistem paramparā ini, garis perguruan ini, saat ini sudah terputus ; karena itulah Aku mensabdakan ini kepadamu kembali, sehingga orang-orang bisa belajar darimu mengenai penjelasan atas filsafat ini, kesadaran Kṛṣṇa.  


Jadi, limaribu tahun yang lalu filsafat ini sudah disabdakan kepada Arjuna, dan kita memiliki petunjuk tersebut. Tetapi malangnya, filsafat ini sudah diputarbalikkan lagi. Itu terjadi karena kita tidak menerimanya melalui sistem paramparā, kita membuat kesimpulan, kita membuat kesimpulan sekehendak hati kita saja, dan kemudian karena itulah garis perguruan ini juga kembali terputus. Karena itulah , limaribu tahun yang lalu, Śrī Caitanya Mahāprabhu memberikan petunjuk mengenai Bhagavad-gītā ini sebagai seorang penyembah. Śrī Caitanya Mahāprabhu adalah inkarnasi dari Kṛṣṇa. Sebagai Kṛṣṇa, yang adalah Kepribadian Tuhan Yang Maha Kuasa, maka Beliau memberikan petunjuk sebagai sang tuan yang memberikan perintah, sarva-dharmān parityajya mām ekaṁ śaraṇaṁ vraja. ([[Vanisource:BG 18.66|BG 18.66]]), tetapi tetap saja orang-orang itu masih belum mengerti juga. Karenanya pada saat ini, limaratus tahun yang lalu, Tuhan Caitanya, yang merupakan Kṛṣṇa sendiri, muncul sebagai seorang penyembah Kṛṣṇa.  
Jadi, limaribu tahun yang lalu filsafat ini sudah disabdakan kepada Arjuna, dan kita memiliki petunjuk tersebut. Tetapi malangnya, filsafat ini sudah diputarbalikkan lagi. Itu terjadi karena kita tidak menerimanya melalui sistem paramparā, kita membuat kesimpulan, kita membuat kesimpulan sekehendak hati kita saja, dan kemudian karena itulah garis perguruan ini juga kembali terputus. Karena itulah , limaribu tahun yang lalu, Śrī Caitanya Mahāprabhu memberikan petunjuk mengenai Bhagavad-gītā ini sebagai seorang penyembah. Śrī Caitanya Mahāprabhu adalah inkarnasi dari Kṛṣṇa. Sebagai Kṛṣṇa, yang adalah Kepribadian Tuhan Yang Maha Kuasa, maka Beliau memberikan petunjuk sebagai sang tuan yang memberikan perintah, sarva-dharmān parityajya mām ekaṁ śaraṇaṁ vraja. ([[ID/BG 18.66|BG 18.66]]), tetapi tetap saja orang-orang itu masih belum mengerti juga. Karenanya pada saat ini, limaratus tahun yang lalu, Tuhan Caitanya, yang merupakan Kṛṣṇa sendiri, muncul sebagai seorang penyembah Kṛṣṇa.  


Śrī Caitanya Mahāprabhu adalah Kṛṣṇa. Hal itu diuraikan di dalam śāstra yang asli :  
Śrī Caitanya Mahāprabhu adalah Kṛṣṇa. Hal itu diuraikan di dalam śāstra yang asli :  

Latest revision as of 02:56, 12 July 2019



City Hall Lecture -- Durban, October 7, 1975

Nyonya-nyonya dan Tuan-tuan, aku ucapkan terimakasih banyak atas keikut-sertaan kalian dalam gerakan yang mulia ini. Gerakan ini bukanlah dimulai olehku. Ini sudah dimulai sejak sangat lama, ribuan tahun yang lalu, oleh Kṛṣṇa sendiri. Pertama-tama, Beliau mensabdakan filsafat Bhagavad-gītā ini kepada dewa matahari. Sebagaimana dinyatakan di dalam Bhagavad-gītā, Bab Empat,

imam vivasvate yogam
proktavan aham avyayam
vivasvan manave prahur
manur iksvakave 'bravit
(BG 4.1)
evam parampara-praptam
imam rajarsayo viduh
(BG 4.2)

Jadi, jika kita menghitung usia dari Manu, maka perhitungan tersebut akan sampai pada angka sebesar empatpuluh juta tahun. Jadi, paling tidak, Kṛṣṇa telah mensabdakan hal itu pada sekitar empatpuluh juta tahun yang lalu. Beliau mensabdakan filsafat Bhagavad-gītā ini kepada dewa matahari, Vivasvān. Nama dewa yang menjadi penguasa di planet matahari adalah Vivasvān. Puteranya bernama Manu, Vaivasvata Manu ...... Dan putera dari Manu bernama Ikṣvāku, yang merupakan pribadi asli yang menurunkan dinasti Sūrya-vaṁśa, di dalam garis keturunan mana Tuhan Rāmacandra muncul, Ikṣvāku ....... Jadi, dengan demikian gerakan kesadaran Kṛṣṇa ini sudah muncul sejak waktu yang sangat, sangat lama sekali. Namun Kṛṣṇa berkata, evaṁ paramparā-prāptam imaṁ rājarṣayo viduḥ. (BG 4.2): "Pada jaman dahulu, para rājarṣi, mereka terbiasa untuk menerima petunjuk melalui rangkaian garis perguruan." Itulah cara untuk memahami Bhagavad-gītā. Tetapi Kṛṣṇa berkata, sa kāleneha yogo naṣṭo parantapa. Sekarang Kṛṣṇa, pada limaribu tahu yang lalu, ketika Beliau sedang berbicara dengan Arjuna di medan pertempuran Kurukṣetra, di mana Arjuna sedang dibingungkan antara bertempur atau tidak bertempur, dan untuk menyemangatinya dalam pertempuran, maka Beliau mensabdakan Bhagavad-gītā ini lima ribu tahun yang lalu kepada Arjuna. Dan Beliau berkata di sana bahwa, "Sistem paramparā ini, garis perguruan ini, saat ini sudah terputus ; karena itulah Aku mensabdakan ini kepadamu kembali, sehingga orang-orang bisa belajar darimu mengenai penjelasan atas filsafat ini, kesadaran Kṛṣṇa.

Jadi, limaribu tahun yang lalu filsafat ini sudah disabdakan kepada Arjuna, dan kita memiliki petunjuk tersebut. Tetapi malangnya, filsafat ini sudah diputarbalikkan lagi. Itu terjadi karena kita tidak menerimanya melalui sistem paramparā, kita membuat kesimpulan, kita membuat kesimpulan sekehendak hati kita saja, dan kemudian karena itulah garis perguruan ini juga kembali terputus. Karena itulah , limaribu tahun yang lalu, Śrī Caitanya Mahāprabhu memberikan petunjuk mengenai Bhagavad-gītā ini sebagai seorang penyembah. Śrī Caitanya Mahāprabhu adalah inkarnasi dari Kṛṣṇa. Sebagai Kṛṣṇa, yang adalah Kepribadian Tuhan Yang Maha Kuasa, maka Beliau memberikan petunjuk sebagai sang tuan yang memberikan perintah, sarva-dharmān parityajya mām ekaṁ śaraṇaṁ vraja. (BG 18.66), tetapi tetap saja orang-orang itu masih belum mengerti juga. Karenanya pada saat ini, limaratus tahun yang lalu, Tuhan Caitanya, yang merupakan Kṛṣṇa sendiri, muncul sebagai seorang penyembah Kṛṣṇa.

Śrī Caitanya Mahāprabhu adalah Kṛṣṇa. Hal itu diuraikan di dalam śāstra yang asli :

krsna-varnam tvisakrsnam
sangopangastra-parsadam
yajnair sankirtanaih prayair
yajanti hi su-medhasah
(SB 11.5.32)

Jadi, gerakan kesadaran Kṛṣṇa ini sebenarnya merupakan gerakan dari Śrī Caitanya Mahāprabhu. Dan Śrī Caitanya Mahāprabhu adalah Kṛṣṇa sendiri. Kṛṣṇa itu sangatlah baik terhadap jiwa yang terikat ini. Beliau berusaha untuk mengangkat mereka hingga sampai kepada tataran kesadaran Kṛṣṇa. Namun kita ini sungguh sangat keras kepala, kita berusaha untuk melupakan Kṛṣṇa lagi dan lagi. Inilah yang sedang terjadi.