ID/Prabhupada 0385 - Penjelasan Atas Gaurāṅga Bolite Habe

Revision as of 03:02, 12 July 2019 by Vanibot (talk | contribs) (Vanibot #0023: VideoLocalizer - changed YouTube player to show hard-coded subtitles version)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)


Purport to Gauranga Bolite Habe -- Los Angeles, December 29, 1968

Lagu ini dinyanyikan oleh Narottama dāsa Ṭhākura, seorang penyembah agung, seorang ācārya dalam garis perguruan Gauḍīya Vaiṣṇava Sampradāya. Gauḍīya Vaiṣṇava Sampradāya artinya adalah garis perguruan yang menurun dari Tuhan Caitanya.

Jadi, Narottama dāsa Ṭhākura ini sudah menulis banyak lagu, dan lagu-lagu itu sudah diakui sebagai yang memiliki kewenangan oleh semua Vaiṣṇava. Ia menyanyikan lagu-lagu tersebut di dalam Bahasa Bengali yang sederhana, tetapi penjelasan serta kedalaman arti dari lagu itu sangatlah penting.

Ia berkata, gaurāṅga bolite habe pulaka-śarīra. Inilah kesempurnaan dari berjapa, di mana begitu kita mengucapkan atau menerima nama Tuhan Gaurāṅga, yang memulai gerakan saṅkīrtana, maka dengan segera sekujur badan akan menjadi gemetar. Jadi hal itu bukanlah dibuat-buat. Tetapi Narottama dāsa Ṭhākura memberikan saran mengenai kapan kesempatan itu akan datang kepada kita, yaitu bahwa begitu kita mengucapkan nama Tuhan Gaurāṅga, maka sekujur badan kita akan menjadi gemetar. Dan, sesudah sekujur badan menjadi gemetar maka, hari hari bolite nayane ba'be nīr, dengan berjapa Hare Kṛṣṇa, maka air mata akan mengalir dari mata kita.

Dan kemudian ia berkata lagi, āra kabe nitāicand koruṇā karibe. Kita semua sedang memohon belas kasih dari Tuhan Nityānanda. Nityānanda dianggap sebagai guru kerohanian yang asli. Jadi, kita harus mendekati Gaurāṅga, atau Tuhan Caitanya, melalui belas kasih dari Tuhan Nityānanda.

Jadi, apakah gejala-gejala dari seseorang yang telah mencapai karunia cinta kasih yang tanpa sebab dari Tuhan Nityānanda? Narottama dāsa Ṭhākura berkata bahwa orang yang benar-benar sudah menerima karunia cinta kasih yang tanpa sebab dari Nityānanda, maka ia tidak lagi memiliki keinginan material. Itulah gejalanya. Āra kabe nitāicand koruṇā karibe saṁsāra-vāsanā mora kabe tuccha. Saṁsāra-vāsanā yang berarti keinginan akan kenikmatan material, kapankah hal-hal itu akan menjadi sangat tidak penting. Tentu saja, selama kita masih memiliki badan, maka kita harus menerima banyak hal-hal material. Tetapi itu dilakukan bukan dengan semangat untuk menikmati, melainkan dilakukan hanya untuk menjaga agar badan dan jiwa tetap bisa bersama. Jadi .....

Dan selanjutnya ia berkata, rūpa-raghuṇatha-pade haibe ākuti. Kapankah aku akan menjadi sangat ingin mempelajari buku-buku yang ditinggalkan oleh para Enam Gosvāmī. Ākuti berarti keinginan yang sangat besar. Seseorang ...... Karena Rūpa Gosvāmī merupakan ayah dari pelayanan bhakti ini. Ia telah menulis buku itu, Bhakti-rasāmṛta-sindhu. di dalam buku itu terdapat petunjuk-petunjuk yang sangat baik. Tentu saja, demikian juga halnya dengan petunjuk lainnya yang ada di dalam Caitanya-caritāmṛta, dan di dalam buku-buku lain .... Kita telah memberikan ringkasan atas petunjuk-petunjuk itu di dalam buku kita, yang diberi judul Ajaran dari Tuhan Caitanya.

Jadi, seseorang harus mempelajari hal-hal yang terkait dengan hubungan cinta kasih dari Rādhā-Kṛṣṇa, melalui ajaran-ajaran dari para Enam Gosvāmī ini. Narottama dāsa Ṭhākura memberi kita arahan untuk tidak berusaha memahami hubungan cinta kasih dari Rādhā-Kṛṣṇa melalui upaya kita sendiri. Kamu seharusnya berusaha memahami hal itu melalui arahan dari para Gosvāmī. Jadi Narottama dāsa Ṭhākura menyanyi ... (terputus) ........ Narottama.

rūpa-raghunātha-pade haibe ākuti
kabe hāma bujhaba śrī yugala-pīriti

Yugala-pīriti berati hubungan cinta kasih. Dan ia juga menyanyikan hal lainnya yaitu, viṣaya chāḍiyā kabe śuddha ha'be mana. Pikiran ini sudah begitu lama terserap ke dalam pemikiran-pemikiran materialistik, sehingga ia tidak bisa masuk ke dalam kerajaan Vṛndāvana. Narottama dāsa Ṭhākura berkata, viṣaya śuddha kabe śuddha ha'be mana. Kapankah pikiranku akan sepenuhnya dimurnikan, dan menjadi bebas dari kekhawatiran serta keinginan material, sehingga aku akan bisa memahami apakah itu Vṛndāvana, apakah itu hubungan cinta kasih dari Rādhā dan Kṛṣṇa, dan kemudian kehidupan spiritualku akan menjadi berhasil.