ID/Prabhupada 0733 - Waktu Itu Sangatlah Berharga, Sehingga Bahkan Jika Kamu Membayar Sejumlah Jutaan Koin Emas Sekalipun, Tetap Saja Kamu Tidak Bisa Mendapatkan Waktu Yang Sesaat Itu Kembali

Revision as of 15:39, 27 August 2017 by Gusti (talk | contribs) (Created page with "<!-- BEGIN CATEGORY LIST --> Category:1080 Indonesian Pages with Videos Category:Prabhupada 0733 - in all Languages Category:ID-Quotes - 1968 Category:ID-Quotes...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)




Lecture on SB 7.6.1 -- San Francisco, March 15, 1968

Ada sebuah sloka yang sangat bagus dari Cāṇakya śloka. Kamu bisa melihat betapa waktu itu dianggap sebagai sesuatu yang sangat berharga. Melalui sloka ini, kamu akan memahaminya. Cāṇakya Paṇḍita berkata ... Cāṇakya Paṇḍita adalah seorang politikus yang agung. Selama beberapa waktu ia adalah perdana menteri dari maharaja India. Jadi ia berkata, āyuṣaḥ kṣaṇa eko 'pi na labhya svarṇa-koṭibhiḥ. Ia berkata, "Waktu yang sesaat, waktu yang sesaat dari masa hidupmu ..." Sesaat. Jangankan waktu selama beberapa jam atau beberapa hari, ini hanyalah waktu yang sesaat saja. Ia selalu mempertimbangkan segala sesuatunya dari waktu sesaat kepada waktu sesaat berikutnya. Seperti halnya saat ini, tanggal 15 Maret 1968, sekarang adalah jam setengah delapan, atau jam tujuh lebih tigapuluh lima menit. Saat ini, saat jam 7.35 di tanggal 15 Maret 1968 ini akan hilang begitu waktu menunjukkan jam 7.36, dan kamu tidak akan bisa mengembalikan saat tanggal 15 Maret 1968 jam 7.35 itu tadi. Bahkan meski kamu membayar jutaan dollar sekalipun, "Mohon, kembalilah." Tidak bisa, waktu yang sesaat itu sudah selesai.

Jadi, Cāṇakya Paṇḍita berkata bahwa, "Waktu itu sangatlah berharga, sehingga bahkan jika kamu membayar sejumlah jutaan koin emas sekalipun, tetap saja kamu tidak bisa mendapatkan waktu yang sesaat itu kembali." Apa yang sudah hilang akan hilang untuk selamanya. Na cen nirarthakaṁ nītiḥ, "Jika waktumu yang begitu berharga itu disia-siakan begitu saja tanpa menghasilkan suatu manfaat apapun," na ca hānis tato 'dhikā, "maka bayangkanlah betapa banyaknya kerugian yang kamu terima, alangkah ruginya dirimu." Hal-hal yang tidak bisa kamu dapatkan kembali meskipun kamu membayar sebanyak jutaan dollar, jika hal itu hilang begitu saja, maka betapa ruginya dirimu, bayangkanlah.

Jadi sama halnya, Prahlāda Mahārāja juga berkata bahwa, dharmān bhāgavatan, untuk menjadi sadar akan Kṛṣṇa atau sadar akan Tuhan, sangatlah penting bahwa kita seharusnya tidak kehilangan waktu bahkan untuk sesaatpun. Kita harus memulainya dengan sesegera mungkin. Mengapa? Durlabhaṁ mānuṣaṁ janma. Mānuṣaṁ janma. Ia berkata bahwa badan yang berwujud manusia ini sangatlah jarang. Badan ini didapatkan sesudah kita mengalami begitu banyak kelahiran. Jadi, di dalam peradaban modern, mereka tidak memahami apa sebenarnya nilai dari kehidupan di dalam wujud manusia ini. Mereka berpikir bahwa badan ini dimaksudkan untuk kenikmatan indria-indria seperti para kucing dan anjing. Para kucing dan anjing, mereka itu juga menikmati hidup ini melalui empat prinsip, yaitu makan, tidur, mempertahankan diri dan berhubungan seks.

Jadi, kehidupan di dalam wujud manusia ini bukanlah dimaksudkan untuk memuaskan diri seperti kucing dan anjing itu Kehidupan dalam wujud manusia ini dimaksudkan untuk "hal lain." Dan "hal lain" itu adalah kesadaran Kṛṣṇa atau kesadaran Tuhan. Karena selain di dalam kehidupan dalam wujud manusia ini, tidak ada badan lain yang bisa dimanfaatkan untuk memahami siapakah Tuhan itu, apakah dunia ini, siapakah aku, dari manakah aku berasal dan ke manakah aku akan harus pergi. Hal-hal inilah yang dimaksudkan bagi kehidupan manusia. Jadi, Prahlāda Mahārāja berkata, "Sejak mulai dari masa kanak-kanak ..." Sebenarnya ini adalah hal yang sangat penting. Sejak masa kanak-kanak, di sekolah, di kampus, bhāgavata-dharma ini, atau kewajiban untuk sadar akan Kṛṣṇa ini seharusnya sudah diperkenalkan. Ini merupakan suatu hal yang penting, tetapi mereka tidak memahaminya. Mereka berpikir bahwa kehidupan di saat ini adalah segalanya, badan ini adalah segalanya dan tidak ada kehidupan lain lagi. Mereka tidak mempercayai adanya kehidupan yang akan datang. Ini semua diakibatkan oleh kebodohan. Hidup itu kekal, dan kehidupan saat ini merupakan persiapan bagi kehidupan yang akan datang.