ID/Prabhupada 0748 - Kṛṣṇa Ingin Memuaskan Para Penyembah

Revision as of 04:10, 30 August 2017 by Gusti (talk | contribs) (Created page with "<!-- BEGIN CATEGORY LIST --> Category:1080 Indonesian Pages with Videos Category:Prabhupada 0748 - in all Languages Category:ID-Quotes - 1973 Category:ID-Quotes...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)




Lecture on SB 1.8.29 -- Los Angeles, April 21, 1973

Jadi, Tuhan berkata di dalam Bhagavad-gītā, paritrāṇāya sādhūnāṁ vināśāya ca duṣkṛtām. (BG 4.8). Karena itu ada dua tujuan. Ketika Tuhan berinkarnasi, maka Beliau memiliki dua missi. Missi pertama adalah paritrāṇāya sādhūnām dan missi lainnya adalah vināśāya duṣkṛtām ... Missi yang pertama itu adalah untuk menyelamatkan para penyembah yang setia, yaitu para sādhu. Sādhu artinya adalah orang suci. Sādhu ini adalah .... Aku sudah menjelaskan hal ini beberapa kali. Sādhu berarti penyembah. Sādhu bukanlah berarti kejujuran atau ketidak-jujuran, atau kesusilaan atau ketidak-susilaan yang sekedar bersifat duniawi. Hal ini sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan kegiatan material. Ini benar-benar hanya bersifat spiritual saja, sādhu. Tetapi terkadang kita mengartikan kata "sādhu" sebagai kebaikan serta kesusilaan seseorang yang bersifat material. Namun sebenarnya "sādhu" artinya adalah yang ada pada tataran rohani. Mereka yang disibukkan di dalam pelayanan bhakti. Sa guṇān samatītyaitān. (BG 14.26). Sādhu itu melampaui sifat-sifat material.

Jadi, paritrāṇāya sādhūnām. Kata paritrāṇāya berarti menyelamatkan. Sekarang, jika seorang sādhu sudah diselamatkan, maka ia sudah berada pada tataran rohani, lalu apa perlunya menyelamatkan dirinya kembali? Inilah pertanyaannya. Karena itulah kata ini digunakan, viḍambanam. (SB 1.8.29). Memang, hal ini sepertinya membingungkan dan hal ini nampak seperti sesuatu yang saling bertentangan. Jika seorang sādhu sudah diselamatkan ..... Kedudukan rohani berarti bahwa ia tidak lagi ada dibawah pengendalian dari tiga macam sifat alam yaitu kebaikan, nafsu dan kebodohan. Karena hal itu sudah dengan sangat jelas dinyatakan di dalam Bhagavad-gītā:, sa guṇān samatītyaitān. (BG 14.26). Ia sudah melampaui sifat-sifat material. Seorang sādhu, penyembah. Lalu apa gunanya ada penyelamatan lagi? Penyelamatan itu ... Ia, sang sādhu itu, tidak memerlukan penyelamatan lagi, tetapi karena ia sangat ingin sekali untuk bertemu dan berhadap-hadapan langsung dengan Tuhan Yang Maha Kuasa, yang mana keinginan itu merupakan keinginan tulus dari dasar hatinya, maka karena itulah Kṛṣṇa muncul. Bukan untuk menyelamatkan. Sang sādhu sudah diselamatkan. Ia sudah diselamatkan dari cengkeraman material. Tetapi untuk memuaskan dirinya, maka Kṛṣṇa datang, sebagaimana yang selalu dilakukanNya ....

Seperti halnya ketika seorang penyembah ingin memuaskan Tuhan dengan segala macam cara, maka sama halnya, bahkan melebihi para penyembah itu, Kṛṣṇa juga ingin memuaskan para mereka. Inilah adalah urusan mengenai pertukaran rasa cinta kasih. Sebagaimana di dalam urusan-urusan duniawimu pada umumnya, jika kamu mencintai seseorang, maka kamu ingin untuk memuaskan orang yang kamu cintai. Dan sama halnya, orang yang kamu cintai itu juga ingin membalas rasa cinta kasih darimu. Jadi, jika kegiatan pertukaran atau saling berbalas di dalam rasa cinta kasih itu ada di dunia material, maka bisa kamu bayangkan seberapa besarnya hal itu akan ditingkatkan di dalam dunia spiritual? Karena itu ada sebuah sloka yang menyatakan, "Sādhu adalah hatiKu, dan Aku juga adalah hati bagi para sādhu." Sang sādhu selalu berpikir tentang Kṛṣṇa dan Kṛṣṇa juga selalu berpikir tentang para penyembahNya, sādhu.