ID/Prabhupada 0755 - Sang Peselancar Laut

Revision as of 04:29, 31 August 2017 by Gusti (talk | contribs) (Created page with "<!-- BEGIN CATEGORY LIST --> Category:1080 Indonesian Pages with Videos Category:Prabhupada 0755 - in all Languages Category:ID-Quotes - 1976 Category:ID-Quotes...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)




Lecture on SB 6.1.7 -- Honolulu, May 8, 1976

Prabhupāda : Kamu sudah membaca Bhagavad-gītā. Sarva-yoniṣu, di dalam semua sumber kelahiran. Sarva-yoniṣu sambhavanti mūrtayo yaḥ. (BG 14.4). Ada 8.400.000 bentuk kehidupan yang berbeda-beda. Mereka semua adalah para makhluk hidup, tetapi sesuai dengan karmanya mereka mendapatkan badan-badan yang berbeda. Inilah perbedaannya. Seperti halnya kita memiliki pakaian yang berbeda-beda sesuai dengan pilihan kita, maka sama halnya, kita mendapatkan badan yang berbeda-beda menurut pilihan kita juga. Pagi ini kita sedang membicarakan tentang para penderita (sufferers) ... Apa namanya? Penderita laut (sea suffers)?

Penyembah : Peselancar (Surfers).

Prabhupāda : Ah ... Peselancar (surfer), ya ... (para penyembah tertawa). Peselancar (surfer). Aku menyebutnya "penderita". "Penderita laut." (sufferer, sea sufferer). (tertawa). Peselancar laut, itu contoh yang praktis, karena dengan berselancar itu maka kita sedang menciptakan suatu keadaan melalui mana kita akan menjadi seekor ikan. (tertawa). Ya. Penularan. Seperti halnya jika kamu dengan sengaja menjadi tertular oleh suatu penyakit, maka kamu harus menjadi menderita akibat penyakit itu. Kāraṇaṁ guṇa-saṅgo 'sya sad-asad janma-yoniṣu. (BG 13.22), ini dikatakan di dalam Bhagavad-gītā. Mengapa ada beraneka ragam perbedaan kehidupan? Apa alasannya? Alasannya adalah kāraṇam. Kṛṣṇa berkata di dalam Bhagavad-gītā ... Kāraṇaṁ guṇa-saṅgo 'sya sad-asad janma-yoniṣu. Prakṛteḥ kriyamāṇāni. (BG 3.27). Prakṛti-stho 'pi puruṣaḥ bhuñjante tad-guṇān. (BG 13.22).

Jadi alasannya adalah .... sebagaimana jika kita terjangkit penyakit ... Hukum alam sangatlah sempurna sehingga jika kamu terjangkit oleh sesuatu, misalkan oleh suatu penyakit, suatu penularan, maka kamu akan harus menderita. Hukum alam ini berjalan dengan sendirinya. Kāraṇaṁ guṇa-saṅgo 'sya. Jadi, ada tiga sifat alam material - kebaikan, nafsu dan kebodohan. Kita sudah berada begitu lama di dunia material ini, puruṣaḥ prakṛti-stho 'pi bhuñjante tad-guṇān. Jika kita tetap berada di suatu tempat tertentu, kita pasti akan menjadi terpengaruh oleh sifat dari tempat itu. Jadi, ada tiga sifat alam material : sattva-guṇa, rajo-guṇa ... Kita harus mengalami pergaulan entah dengan sifat kebaikan, dengan sifat nafsu ataukah dengan sifat nafsu, eh ... kebodohan. Sekarang, tiga dikalikan dengan tiga, maka hasilnya adalah sembilan, dan sembilan dikalikan dengan sembilan, maka itu akan menjadi delapanpuluh satu. Jadi campuran. Seperti halnya warna. Ada tiga warna dasar : biru, merah dan kuning. Mereka yang ahli di dalam menciptakan warna, para seniman, mereka mencampur ke tiga warna ini dengan berbagai cara yang berbeda dan kemudian menampilkan hasilnya. Maka sama halnya, sesuai dengan guṇa, atau campuran, pergaulan - kāraṇaṁ guṇa-saṅgo 'sya - kita mendapatkan jenis badan yang berbeda-beda. Karena itulah kita bisa menemukan begitu banyak keaneka-ragaman badan yang ada. Kāraṇaṁ guṇa-saṅgo 'sya (BG 13.22).

Jadi, seseorang yang sangat menikmati menari di atas ombak lautan seperti ikan, maka ia sedang menularkan sifat alam itu, sehingga pada kehidupannya yang berikutnya ia akan menjadi seekor ikan. Ia akan bisa menari dengan bebas di lautan. (tertawa). Akan diperlukan jutaan tahun lagi baginya untuk sampai pada tingkatan kehidupan manusia. Jalajā nava-lakṣāṇi sthāvarā lakṣa-viṁśati. Ia harus melewati kehidupan sebagai ikan. Karena ada 900.000 macam kehidupan hewan air. Barulah sesudah itu kamu bisa sampai ke daratan - kamu menjadi pepohonan, tanaman dan demikian seterusnya. Dan selanjutnya kamu akan harus melewati dua juta bentuk kehidupan yang berbeda. Itulah yang disebut sebagai evolusi. Teori evolusi Darwin tidak menjelaskan hal ini dengan sempurna. Hal ini dijelaskan dengan sempurna di dalam kesusastraan Veda.

Jadi .... Sebatang pohon sedang berdiri tegak selama ribuan tahun, dan kita harus melalui kehidupan seperti ini. Tapi selama kurun waktu tersebut, tidak ada pengetahuan sempurna yang bisa didapatkan. Kita beranggapan bahwa saat ini kita memiliki badan orang Amerika atau badan orang India yang sangat bagus. Tidak. Diperlukan waktu yang sangat lama untuk bisa mencapai kehidupan manusia ini. Karena itulah śāstra mengatakan, labdhvā sudurlābhaṁ idaṁ bahu-sambhavānte. (SB 11.9.29), "Kamu sudah mendapatkan kehidupan di dalam badan manusia ini sesudah menunggu selama berjuta-juta tahun." Jadi jangan menyalah-gunakan karunia ini. Inilah peradaban Veda, yaitu tidak menyalah-gunakan kehidupan di dalam badan manusia.