ID/Prabhupada 0788 - Kita Harus Memahami Mengapa Kita Tidak Berbahagia - Karena Kita Berada Di Dalam Badan Material Ini

Revision as of 14:36, 10 September 2017 by Gusti (talk | contribs) (Created page with "<!-- BEGIN CATEGORY LIST --> Category:1080 Indonesian Pages with Videos Category:Prabhupada 0788 - in all Languages Category:ID-Quotes - 1974 Category:ID-Quotes...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)




Lecture on BG 4.10 -- Vrndavana, August 2, 1974

vīta-rāga-bhaya-krodhā
man-mayā mām upāśritāḥ
bahavo jñāna-tapasā
pūtā mad-bhāvam āgatāḥ
(BG 4.10)

Bhāvam juga berarti alam. Seperti halnya kita menyebut alam sebagai sva-bhāva, sva-bhāva. Jadi, mad-bhāvam .... Ini adalah juga suatu alam, alam material ini ... Ini juga merupakan bhāvam milik Kṛṣṇa, yang artinya adalah alam milik Kṛṣṇa. Tidak ada sesuatupun yang melampaui Kṛṣṇa, tetapi alam ini adalah alam luar. Bhūmir āpo 'nalo vāyuḥ ... (BG 7.4), bhinnā me prakṛtir aṣṭadhā. Bhinnā berarti energi yang terpisah. Dan energi tersebut sedang bekerja. Meskipun hal itu merupakan alam Kṛṣṇa, namun tetap saja itu merupakan suatu alam yang terpisah. Seperti halnya ketika aku berbicara, kemudian suaraku direkam. Lalu ketika rekaman tersebut dimainkan kembali, maka kamu akan mendengar suara yang sama, tetapi tetap saja, suara itu merupakan sesuatu yang terpisah dari diriku. Sama halnya, alam material ini juga merupakan alam Kṛṣṇa.

Tidak ada sesuatupun yang melampaui Kṛṣṇa. Ada dua macam alam, alam spiritual dan alam material. Jadi, alam material artinya adalah energi luar dan alam spiritual artinya adalah energi dalam. Dan kita, kita juga merupakan alam spiritual, tetapi kita berada pada perbatasan. Kita bisa berada entah di dalam alam material atau di dalam alam spiritual. Karena itulah kita disebut juga sebagai alam perbatasan Jadi, ada tiga alam yaitu : alam luar, alam dalam dan alam perbatasan. Maka selama kita kita berada di dalam alam material, di dalam alam luar, maka kita tidak berbahagia. Seperti itulah kedudukannya. Seperti halnya seekor ikan, ketika ia ditempatkan di daratan, maka ia menjadi tidak berbahagia atau bahkan menjadi mati. Sama halnya, jika kamu, yang adalah makhluk daratan, jika kamu ditempatkan di dalam air, maka kamu juga menjadi tidak berbahagia dan kemudian mati.

Jadi, karena kita berasal dari alam spiritual .... Sebagaimana telah dijelaskan oleh Kṛṣṇa, bahwa alam material ini adalah aparā. Aparā berarti lebih rendah, dan alam tersebut tidak sesuai bagi kita. Karena itulah kita menjadi tidak berbahagia. Selama kita tetap berada di dalam alam material, maka kita harus menjadi tidak berbahagia. Sebagaimana halnya badan ini. Badan ini terbuat dari alam material, dan kita berada di dalam badan ini. Dehino 'smin yathā dehe kaumāraṁ yauvanaṁ jarā. (BG 2.13). Selama kita memiliki badan ini, badan material ini, maka kita harus menjadi tidak berbahagia. Pertama-tama, kita harus memahami mengapa kita tidak berbahagia. Kita tidak berbahagia karena kita berada di dalam badan material ini. Dan ... apakah sebenarnya ketidak-bahagiaan itu? Maka jawabannya berujung kepada empat prinsip ini, janma-mṛtyu-jarā-vyādhi. (BG 13.9), yaitu kita harus menerima kelahiran dan kemudian mati kembali, dan selama kita hidup kita harus menderita berbagai macam penyakit, lalu kemudian kita harus menjadi tua. Seperti itulah kebenarannya. Karena itulah orang yang cerdas haruslah menyadari keadaan yang penuh penderitaan dari keberadaan material ini dan kemudian berusaha untuk segera keluar dari sana. Apakah masih ada keragu-raguan akan hal ini? Eh? Inilah kenyataan yang sebenarnya.

Jadi, satu-satunya urusan kita adalah untuk memahami bagaimana caranya keluar dari keberadaan material ini. Itulah satu-satunya urusan kita , dan bukannya bagaimana berusaha untuk menyesuaikan segala sesuatunya di sini supaya kita bisa menjadi berbahagia. Mereka yang melakukan itu disebut sebagai karmī, para orang bodoh. Adalah merupakan kenyataan bahwa selama kamu berada di dunia materal ini, maka seperti apapun kamu berusaha untuk menyesuaikan segala sesuatunya supaya bisa menjadi berbahagia, maka itu semua tidak akan pernah mungkin terwujud. Semuanya itu tidak akan pernah mungkin terwujud. Di dunia Barat ini, mereka berusaha untuk menjadi bahagia secara material. Mereka tidak memahami dengan sebenarnya apa yang dimaksud dengan kebahagiaan, yang mereka pahami hanyalah bahwa kebahagiaan material adalah kehidupan seks. Jadi, setiap hari mereka menikmati kehidupan seks. Dan tetap saja, mereka juga pergi menonton pertunjukan tarian telanjang untuk menemukan kebahagiaan di sana. Bagaimana akan ada kebahagiaan? Tidak ada kebahagiaan di sana. Tetapi, seperti itulah penyesuaian. Mereka berusaha dengan cara seperti ini atau seperti itu. Itu saja.