ID/Prabhupada 0849 - Kita Ingin Melihat Tuhan, Tetapi Kita Tidak Mengakui Bahwa Kita Tidak Memiliki Kualifikasi Untuk Itu: Difference between revisions

(Created page with "<!-- BEGIN CATEGORY LIST --> Category:1080 Indonesian Pages with Videos Category:Prabhupada 0849 - in all Languages Category:ID-Quotes - 1973 Category:ID-Quotes...")
 
(Vanibot #0023: VideoLocalizer - changed YouTube player to show hard-coded subtitles version)
 
Line 9: Line 9:
<!-- END CATEGORY LIST -->
<!-- END CATEGORY LIST -->
<!-- BEGIN NAVIGATION BAR -- DO NOT EDIT OR REMOVE -->
<!-- BEGIN NAVIGATION BAR -- DO NOT EDIT OR REMOVE -->
{{1080 videos navigation - All Languages|Indonesian|ID/Prabhupada 0848 - Seseorang Tidak Bisa Menjadi Seorang Guru Kecuali Jika Ia Memahami Kṛṣṇa-tattva|0848|ID/Prabhupada 1057 - Bhagavad-gītā Juga Dikenal Sebagai Gītopaniṣad, Intisari Dari Segala Pengetahuan Veda|1057}}
{{1080 videos navigation - All Languages|Indonesian|ID/Prabhupada 0848 - Seseorang Tidak Bisa Menjadi Seorang Guru Kecuali Jika Ia Memahami Kṛṣṇa-tattva|0848|ID/Prabhupada 0850 - Jika Kamu Punya Uang, Maka Cetaklah Buku-buku|0850}}
<!-- END NAVIGATION BAR -->
<!-- END NAVIGATION BAR -->
<!-- BEGIN ORIGINAL VANIQUOTES PAGE LINK-->
<!-- BEGIN ORIGINAL VANIQUOTES PAGE LINK-->
<div class="center">
<div class="center">
Line 20: Line 19:


<!-- BEGIN VIDEO LINK -->
<!-- BEGIN VIDEO LINK -->
{{youtube_right|vNhV7PusKso|Kita Ingin Melihat Tuhan, Tetapi Kita Tidak Mengakui Bahwa Kita Tidak Memiliki Kualifikasi Untuk Itu<br/>- Prabhupāda 0849}}
{{youtube_right|vYTLWiz5Vno|Kita Ingin Melihat Tuhan, Tetapi Kita Tidak Mengakui Bahwa Kita Tidak Memiliki Kualifikasi Untuk Itu<br/>- Prabhupāda 0849}}
<!-- END VIDEO LINK -->
<!-- END VIDEO LINK -->


Line 38: Line 37:
Seperti halnya Arjuna yang pergi ke planet surga, maka sama halnya, dalam upacara kurban suci seperti itu, jika hal tersebut direncanakan dan dilaksanakan oleh raja-raja agung seperti Mahārāja Parīkṣit, Mahārāja Yudhiṣṭhira, serta raja-raja besar lainnya, maka jika para dewa diundang, tentu saja mereka berkenan untuk datang. Bukan saja mereka akan berkenan untuk datang, tetapi juga semua orang awam akan bisa melihat mereka. Karena itulah dikatakan di sini, yatrākṣi-gocarāḥ, devā yatrākṣi-gocarāḥ. Kita merasa sangat bangga apabila kita merasa sudah melihat banyak hal, tetapi hendaknya kita mau menunggu untuk menjadi memiliki kualifikasi untuk bisa melihat. Dan bukannya dengan bertingkah aku lalu ingin melihat Tuhan, "Oh Tuhan, mohon berkenan hadir di hadapan hamba, hamba ingin melihatMu." Tuhan .... Tuhan itu sudah ada di sana, sesuai dengan daya kemampuan melihat yang kamu miliki. Tuhan itu Maha Baik. Beliau sudah hadir di sini, di temple ini. Maka datanglah untuk melihatNya. Maka kemudian kamu akan menginsyafi bahwa Beliau adalah Tuhan.  
Seperti halnya Arjuna yang pergi ke planet surga, maka sama halnya, dalam upacara kurban suci seperti itu, jika hal tersebut direncanakan dan dilaksanakan oleh raja-raja agung seperti Mahārāja Parīkṣit, Mahārāja Yudhiṣṭhira, serta raja-raja besar lainnya, maka jika para dewa diundang, tentu saja mereka berkenan untuk datang. Bukan saja mereka akan berkenan untuk datang, tetapi juga semua orang awam akan bisa melihat mereka. Karena itulah dikatakan di sini, yatrākṣi-gocarāḥ, devā yatrākṣi-gocarāḥ. Kita merasa sangat bangga apabila kita merasa sudah melihat banyak hal, tetapi hendaknya kita mau menunggu untuk menjadi memiliki kualifikasi untuk bisa melihat. Dan bukannya dengan bertingkah aku lalu ingin melihat Tuhan, "Oh Tuhan, mohon berkenan hadir di hadapan hamba, hamba ingin melihatMu." Tuhan .... Tuhan itu sudah ada di sana, sesuai dengan daya kemampuan melihat yang kamu miliki. Tuhan itu Maha Baik. Beliau sudah hadir di sini, di temple ini. Maka datanglah untuk melihatNya. Maka kemudian kamu akan menginsyafi bahwa Beliau adalah Tuhan.  


Jadi, Tuhan atau para dewa, semua orang bisa menjadi akṣi-gocarāḥ dalam lingkup kemampuan pengelihatanmu, asalkan kamu berkualifikasi untuk itu. Seperti itulah prosesnya. Para bajingan itu berkata, "Bisakah anda memperlihatkan Tuhan kepada saya?" Tetapi kemampuan apa yang hendak kamu gunakan untuk melihat? Pertama-tama capailah dulu kualifikasi itu. Maka kemudian kamu akan bisa melihat. Tuhan ada di mana-mana. Aṇḍāntara-stha-paramāṇu-cayān. (Bs 5.35) ...  Beliau bahkan berada di dalam atom. Karena itu siapapun yang tidak memiliki kemampuan untuk melihat Tuhan, maka ia disarankan untuk melihat Tuhan melalui berbagai cara yang berbeda di dalam Bhagavad-gītā. Seperti yang dikatakan oleh Kṛṣṇa, raso 'ham apsu kaunteya prabhāsmi śaśi-sūryayoḥ. ([[Vanisource:BG 7.8|BG 7.8]]), "Kaunteya yang baik, Arjuna, Aku adalah rasa dari air." Jadi, cobalah melihat Tuhan di dalam rasa dari air. Saat ini kita memiliki banyak indria-indria. Kamu ingin melihat Tuhan melalui matamu. Sekarang cobalah mulai untuk melihatNya dengan menggunakan lidahmu. Lidah ini juga merupakan indria lainnya.  
Jadi, Tuhan atau para dewa, semua orang bisa menjadi akṣi-gocarāḥ dalam lingkup kemampuan pengelihatanmu, asalkan kamu berkualifikasi untuk itu. Seperti itulah prosesnya. Para bajingan itu berkata, "Bisakah anda memperlihatkan Tuhan kepada saya?" Tetapi kemampuan apa yang hendak kamu gunakan untuk melihat? Pertama-tama capailah dulu kualifikasi itu. Maka kemudian kamu akan bisa melihat. Tuhan ada di mana-mana. Aṇḍāntara-stha-paramāṇu-cayān. (Bs 5.35) ...  Beliau bahkan berada di dalam atom. Karena itu siapapun yang tidak memiliki kemampuan untuk melihat Tuhan, maka ia disarankan untuk melihat Tuhan melalui berbagai cara yang berbeda di dalam Bhagavad-gītā. Seperti yang dikatakan oleh Kṛṣṇa, raso 'ham apsu kaunteya prabhāsmi śaśi-sūryayoḥ. ([[ID/BG 7.8|BG 7.8]]), "Kaunteya yang baik, Arjuna, Aku adalah rasa dari air." Jadi, cobalah melihat Tuhan di dalam rasa dari air. Saat ini kita memiliki banyak indria-indria. Kamu ingin melihat Tuhan melalui matamu. Sekarang cobalah mulai untuk melihatNya dengan menggunakan lidahmu. Lidah ini juga merupakan indria lainnya.  


Seperti halnya jika ada suatu makanan yang lezat, maka biasanya aku akan berkata, "Biarlah aku melihat seperti apakah makanan itu." Ungkapan "biarlah aku melihatnya" itu berarti .... aku sudah melihat makanan itu. Lalu apa yang sebenarnya kamu inginkan? "Tidak. Aku ingin menyentuhnya dengan lidahku." Itulah arti dari "biarlah aku melihatnya." Bukan melihat melalui mata. Jika ada manisan yang lezat, halavā, maka ungkapan "biarlah aku melihatnya" itu artinya adalah "biarlah aku mencicipinya." Jadi pertama-tama rasakanlah Tuhan itu. Rasa itu ada dalam jangkauan daya tanggap dari indria-indriamu, tetapi kamu harus mencoba untuk melakukan hal itu. Maka kemudian, sevonmukhe hi jihvādau svayam eva sphuraty adaḥ. (Bhakti-rasāmṛta-sindhu 1.2.234). Maka kemudian kamu akan menginsyafi hal itu. Tuhan akan mengungkapkan diriNya kepadamu. Ketika kamu menjadi penuh kerendahan hati, penuh bhakti kepada Tuhan, dengan merasakan prasādam, maka kamu akan bertatap muka sendiri dengan Tuhan. Dan Beliau akan berbicara denganmu. Hal itu dimungkinkan.  
Seperti halnya jika ada suatu makanan yang lezat, maka biasanya aku akan berkata, "Biarlah aku melihat seperti apakah makanan itu." Ungkapan "biarlah aku melihatnya" itu berarti .... aku sudah melihat makanan itu. Lalu apa yang sebenarnya kamu inginkan? "Tidak. Aku ingin menyentuhnya dengan lidahku." Itulah arti dari "biarlah aku melihatnya." Bukan melihat melalui mata. Jika ada manisan yang lezat, halavā, maka ungkapan "biarlah aku melihatnya" itu artinya adalah "biarlah aku mencicipinya." Jadi pertama-tama rasakanlah Tuhan itu. Rasa itu ada dalam jangkauan daya tanggap dari indria-indriamu, tetapi kamu harus mencoba untuk melakukan hal itu. Maka kemudian, sevonmukhe hi jihvādau svayam eva sphuraty adaḥ. (Bhakti-rasāmṛta-sindhu 1.2.234). Maka kemudian kamu akan menginsyafi hal itu. Tuhan akan mengungkapkan diriNya kepadamu. Ketika kamu menjadi penuh kerendahan hati, penuh bhakti kepada Tuhan, dengan merasakan prasādam, maka kamu akan bertatap muka sendiri dengan Tuhan. Dan Beliau akan berbicara denganmu. Hal itu dimungkinkan.  


Jadi saat ini kita ingin melihat Tuhan, tetapi kita tidak mengakui bahwa kita tidak memiliki kualifikasi untuk itu. Bagaimana kita akan bisa melihatNya? Bahkan untuk sekedar bertemu dengan seorang presiden biasapun aku tidak bisa ... Dengan bertingkah, aku ingin bertemu dengan presiden atau pejabat ini atau pejabat itu. Kamu tidak akan bisa bertemu dengannya kecuali jika kamu memiliki kualifikasi. Jadi, apalagi untuk bertemu dengan Tuhan? Itu mustahil. Kamu harus menjadikandirimu berkualifikasi. Maka kamu akan bisa melihatNya. Akṣi-gocaraḥ. Akṣi-gocaraḥ artinya adalah bahwa bahwa kita saling bertatap muka - kamu melihat diriku dan aku melihat dirimu - maka sama halnya - kamu akan bisa melihat dan bertemu dengan para dewa atau Tuhan, asalkan kamu memiliki kualifikasi untuk itu.  
Jadi saat ini kita ingin melihat Tuhan, tetapi kita tidak mengakui bahwa kita tidak memiliki kualifikasi untuk itu. Bagaimana kita akan bisa melihatNya? Bahkan untuk sekedar bertemu dengan seorang presiden biasapun aku tidak bisa ... Dengan bertingkah, aku ingin bertemu dengan presiden atau pejabat ini atau pejabat itu. Kamu tidak akan bisa bertemu dengannya kecuali jika kamu memiliki kualifikasi. Jadi, apalagi untuk bertemu dengan Tuhan? Itu mustahil. Kamu harus menjadikan dirimu berkualifikasi. Maka kamu akan bisa melihatNya. Akṣi-gocaraḥ. Akṣi-gocaraḥ artinya adalah bahwa bahwa kita saling bertatap muka - kamu melihat diriku dan aku melihat dirimu - maka sama halnya - kamu akan bisa melihat dan bertatap muka dengan para dewa atau Tuhan, asalkan kamu memiliki kualifikasi untuk itu.  
<!-- END TRANSLATED TEXT -->
<!-- END TRANSLATED TEXT -->

Latest revision as of 03:44, 12 July 2019



731231 - Lecture SB 01.16.03 - Los Angeles

Pradyumna : (membaca) Terjemahan "Sesudah memilih Kṛpācārya menjadi guru kerohaniannya untuk memberikan bimbingan kepadanya, maka Mahārāja Parīkṣit kemudian melakukan kurban suci berupa tiga ekor kuda di tepian sungai Gangga. Hal ini dilaksanakan dengan melakukan pemberian penghargaan dengan selayaknya kepada semua yang hadir. Dan pada saat pelaksaanan kurban suci ini, bahkan orang awampun bisa melihat para dewa." (SB 1.16.3).

Prabhupāda : Sekarang, orang-orang berkata bahwa, "Mengapa kita tidak bisa melihat para dewa?" Maka jawabannya seharusnya adalah bahwa, "Mana kurban suci yang kamu lakukan, kurban suci kuda yang seharusnya kamu lakukan?" Para dewa, mereka tidaklah sebegitu murahannya. Seperti halnya para raja dan para presiden. Apakah mereka akan berkenan untuk datang ke mana saja, ke tempat orang biasa yang murahan? Tidak. Ke mana para raja, para dewa atau para resi agung seperti Nārada Muni akan datang, pastilah tempat itu merupakan tempat yang berharga serta layak untuk didatangi. Jadi, ada sistem tata susunan planet.

Seperti halnya Arjuna yang pergi ke planet surga, maka sama halnya, dalam upacara kurban suci seperti itu, jika hal tersebut direncanakan dan dilaksanakan oleh raja-raja agung seperti Mahārāja Parīkṣit, Mahārāja Yudhiṣṭhira, serta raja-raja besar lainnya, maka jika para dewa diundang, tentu saja mereka berkenan untuk datang. Bukan saja mereka akan berkenan untuk datang, tetapi juga semua orang awam akan bisa melihat mereka. Karena itulah dikatakan di sini, yatrākṣi-gocarāḥ, devā yatrākṣi-gocarāḥ. Kita merasa sangat bangga apabila kita merasa sudah melihat banyak hal, tetapi hendaknya kita mau menunggu untuk menjadi memiliki kualifikasi untuk bisa melihat. Dan bukannya dengan bertingkah aku lalu ingin melihat Tuhan, "Oh Tuhan, mohon berkenan hadir di hadapan hamba, hamba ingin melihatMu." Tuhan .... Tuhan itu sudah ada di sana, sesuai dengan daya kemampuan melihat yang kamu miliki. Tuhan itu Maha Baik. Beliau sudah hadir di sini, di temple ini. Maka datanglah untuk melihatNya. Maka kemudian kamu akan menginsyafi bahwa Beliau adalah Tuhan.

Jadi, Tuhan atau para dewa, semua orang bisa menjadi akṣi-gocarāḥ dalam lingkup kemampuan pengelihatanmu, asalkan kamu berkualifikasi untuk itu. Seperti itulah prosesnya. Para bajingan itu berkata, "Bisakah anda memperlihatkan Tuhan kepada saya?" Tetapi kemampuan apa yang hendak kamu gunakan untuk melihat? Pertama-tama capailah dulu kualifikasi itu. Maka kemudian kamu akan bisa melihat. Tuhan ada di mana-mana. Aṇḍāntara-stha-paramāṇu-cayān. (Bs 5.35) ... Beliau bahkan berada di dalam atom. Karena itu siapapun yang tidak memiliki kemampuan untuk melihat Tuhan, maka ia disarankan untuk melihat Tuhan melalui berbagai cara yang berbeda di dalam Bhagavad-gītā. Seperti yang dikatakan oleh Kṛṣṇa, raso 'ham apsu kaunteya prabhāsmi śaśi-sūryayoḥ. (BG 7.8), "Kaunteya yang baik, Arjuna, Aku adalah rasa dari air." Jadi, cobalah melihat Tuhan di dalam rasa dari air. Saat ini kita memiliki banyak indria-indria. Kamu ingin melihat Tuhan melalui matamu. Sekarang cobalah mulai untuk melihatNya dengan menggunakan lidahmu. Lidah ini juga merupakan indria lainnya.

Seperti halnya jika ada suatu makanan yang lezat, maka biasanya aku akan berkata, "Biarlah aku melihat seperti apakah makanan itu." Ungkapan "biarlah aku melihatnya" itu berarti .... aku sudah melihat makanan itu. Lalu apa yang sebenarnya kamu inginkan? "Tidak. Aku ingin menyentuhnya dengan lidahku." Itulah arti dari "biarlah aku melihatnya." Bukan melihat melalui mata. Jika ada manisan yang lezat, halavā, maka ungkapan "biarlah aku melihatnya" itu artinya adalah "biarlah aku mencicipinya." Jadi pertama-tama rasakanlah Tuhan itu. Rasa itu ada dalam jangkauan daya tanggap dari indria-indriamu, tetapi kamu harus mencoba untuk melakukan hal itu. Maka kemudian, sevonmukhe hi jihvādau svayam eva sphuraty adaḥ. (Bhakti-rasāmṛta-sindhu 1.2.234). Maka kemudian kamu akan menginsyafi hal itu. Tuhan akan mengungkapkan diriNya kepadamu. Ketika kamu menjadi penuh kerendahan hati, penuh bhakti kepada Tuhan, dengan merasakan prasādam, maka kamu akan bertatap muka sendiri dengan Tuhan. Dan Beliau akan berbicara denganmu. Hal itu dimungkinkan.

Jadi saat ini kita ingin melihat Tuhan, tetapi kita tidak mengakui bahwa kita tidak memiliki kualifikasi untuk itu. Bagaimana kita akan bisa melihatNya? Bahkan untuk sekedar bertemu dengan seorang presiden biasapun aku tidak bisa ... Dengan bertingkah, aku ingin bertemu dengan presiden atau pejabat ini atau pejabat itu. Kamu tidak akan bisa bertemu dengannya kecuali jika kamu memiliki kualifikasi. Jadi, apalagi untuk bertemu dengan Tuhan? Itu mustahil. Kamu harus menjadikan dirimu berkualifikasi. Maka kamu akan bisa melihatNya. Akṣi-gocaraḥ. Akṣi-gocaraḥ artinya adalah bahwa bahwa kita saling bertatap muka - kamu melihat diriku dan aku melihat dirimu - maka sama halnya - kamu akan bisa melihat dan bertatap muka dengan para dewa atau Tuhan, asalkan kamu memiliki kualifikasi untuk itu.