ID/Prabhupada 0911 - Jika Kamu Percaya Kepada Tuhan, Maka Kamu Pasti Bersikap Baik Dan Penuh Belas Kasih Kepada Semua Makhluk Hidup Tanpa Membeda-bedakan

Revision as of 03:49, 12 July 2019 by Vanibot (talk | contribs) (Vanibot #0023: VideoLocalizer - changed YouTube player to show hard-coded subtitles version)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)


730420 - Lecture SB 01.08.28 - Los Angeles

(membaca) Terjemahan, "Tuhanku, saya menganggap Anda adalah waktu yang abadi, Sang Pengendali Utama, yang tanpa awal maupun akhir dan Yang Meliputi Segala-galanya. Dalam membagikan belas kasihMu, Anda setara kepada setiap orang. Perselisihan yang terjadi di antara para makhluk hidup diakibatkan dari hubungan sosial semata saja."

Prabhupāda : Di dalam Bhagavad-gītā, Kṛṣṇa mengatakan hal yang persis sama. Dan di sini, hal ini dijelaskan oleh Kuntī yang adalah seorang penyembah. Hal yang sama itu disabdakan oleh Tuhan sendiri. samo 'haṁ sarva-bhūteṣu na me dveṣyo 'sti na priyaḥ, ye tu bhajanti māṁ bhaktyā teṣu te mayi (BG 9.29). Tuhan tidak memihak kepada siapapun. Itu mustahil. Setiap orang adalah anak Tuhan. Jadi, bagaimana Tuhan bisa memihak kepada salah seorang anakNya dan bersikap lebih baik kepadanya dibandingkan dengan anak yang lainnya? Itu mustahil. Keadaan seperti itu diakibatkan oleh kesalahan kita sendiri saja. Kita menulis, "Kami percaya kepada Tuhan," namun kita membuat pembedaan-pembedaan. Jika kamu percaya kepada Tuhan, maka kamu pasti bersikap baik dan penuh belas kasih kepada semua makhluk hidup tanpa membeda-bedakan. Itulah kesadaran Tuhan.

Jadi, Kṛṣṇa berkata, "Aku tidak memiliki musuh dan Aku juga tidak memiliki teman." Na me dveṣyo 'sti na priyaḥ. Dveṣya artinya adalah musuh. Kita merasa dengki kepada musuh kita dan kita bersahabat dengan teman kita. Tetapi Kṛṣṇa itu mutlak. Jadi, bahkan ketika Beliau muncul sebagai musuh para asura, sebenarnya Beliau adalah teman mereka. Karena ketika seorang asura dibinasakan, maka itu berarti kegiatan-kegiatannya yang jahat juga dihancurkan. Dan sang asura itu dengan segera menjadi orang suci. Jika tidak, bagaimana mungkin ia bisa dengan segera diangkat ke dalam brahmajyoti? Semua asura yang dibinasakan oleh Kṛṣṇa, mereka semua dengan segera menyatu ke dalam brahmajyoti - nirviśeṣa. Perbedaannya hanyalah, tentu saja, ada pada brahmajyoti, Paramātmā dan Bhagavān. KetigaNya adalah satu. Vadanti tat tattva-vidas tattvam. (SB 1.2.11). Semuanya itu merupakan kebenaran yang satu, Kebenaran Mutlak, yang ada dalam sifat yang berbeda.

Brahmeti paramātmeti bhagavān iti śabdyate. (SB 1.2.11). Bhagavān adalah yang asli, sedangkan wakilNya yang sempurna dan berkuasa penuh adalah Paramātmā yang berada di dalam hati setiap makhluk hidup. Īśvaraḥ sarva-bhūtānāṁ hṛd-deśe 'rjuna tiṣṭhati. (BG 18.61). Bagian sempurna yang berkuasa penuh ini adalah Kṣīrodakaśāyī Viṣṇu, Beliau berada di dalam hati setiap makhluk hidup. Itulah Paramātmā. Jadi, ada Brahman, Paramātmā dan Bhagavān. Perwujudan yang paling utama adalah Bhagavān. Jadi, ye yathā māṁ prapadyante. (BG 4.11). Beliau selalu setara kepada setiap orang. Jadi, semuanya terserah kepada para penyembah atau para orang-orang yang berusaha untuk memahami Sang Kebenaran Mutlak Yang Utama itu. Sesuai dengan kemampuan pemahaman mereka, maka Sang Kebenaran Mutlak, Tuhan, akan memunculkan diriNya entah sebagai Brahman yang tanpa kepribadian atau sebagai Paramātmā yang berada di tempat tertentu atau sebagai Bhagavān.

Jadi, semua itu terserah kepada diriku sendiri. Contoh yang sama sudah berulang kali aku sampaikan. Seperti halnya jika kita terkadang melihat bukit-bukit dari kamar kita. Ada banyak bukit di sini, di Los angeles. Tetapi bukit-bukit itu tidak nampak dengan jelas. Ketika kamu melihat bukit-bukit itu dari jarak yang jauh, maka yang nampak hanyalah sesuatu yang seperti awan. Tetapi jika kamu terus maju mendekati bukit-bukit itu, maka kamu akan menemukan dengan jelas bahwa ada sesuatu, ada bukit di sana. Dan jika kamu terus mendekati bukit tersebut, maka kamu akan menemukan ada banyak orang yang sedang bekerja di sana, ada banyak rumah di sana. Ada jalanan, mobil dan segala sesuatunya yang beraneka ragam.

Jadi sama halnya, jika seseorang ingin mengetahui tentang Sang Kebenaran Mutlak melalui otaknya yang sangat kecil ini, "Aku akan melakukan penelitian untuk memahami Sang Kebenaran Mutlak," maka kamu hanya kan mendapatkan gagasan yang samar-samar saja, gagasan yang tanpa kepribadian. Jika kamu menjadi seorang pertapa, maka kamu akan menemukan bahwa Tuhan berada di dalam hatimu. Dhyānāvasthita-tad-gatena manasā paśyanti yaṁ yoginaḥ. (SB 12.13.1). Para yogī, para yogī yang sebenarnya, melalui meditasi mereka bisa melihat viṣṇu-mūrti yang berada di dalam hati. Tetapi mereka yang adalah para penyembah, mereka bertemu muka secara langsung dengan Sang Kepribadian Yang Utama, sebagaimana jika kita bertemu dengan saling bertatap muka, kemudian ia berbicara dan melakukan pelayanan secara langsung. Kepribadian Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan petunjuk kepadanya bahwa, "Sediakanlah ini bagiKu," dan sang penyembah menyediakan hal itu bagiNya. Itulah perbedaannya.