ID/Prabhupada 0917 - Seluruh Dunia Sedang Melayani Indria-indria Dengan Menjadi Pelayan Dari Indria-indria

Revision as of 03:50, 12 July 2019 by Vanibot (talk | contribs) (Vanibot #0023: VideoLocalizer - changed YouTube player to show hard-coded subtitles version)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)


730421 - Lecture SB 01.08.29 - Los Angeles

Jadi, jika kamu menghias Kṛṣṇa, maka kamu sendiri juga menjadi terhias. Jika kamu memuaskan Kṛṣṇa, maka kamu juga menjadi puas. Jika kamu mempersembahkan makanan yang lezat kepada Kṛṣṇa, maka kemudian kamu juga memakan makanan itu. Mungkin mereka yang berada di luar temple, mereka belum pernah membayangkan betapa lezatnya makanan itu. Karena makanan itu sudah dipersembahkan kepada Kṛṣṇa dan kita mendapatkan kesempatan untuk menerimanya. Itulah filsafatnya. Jadi, berusahalah untuk memuaskan Kṛṣṇa di dalam segala hal. Maka kamu juga akan menjadi puas di dalam segala hal. Ini adalah .... Sebenarnya Kṛṣṇa tidak memerlukan pelayanan darimu. Namun Beliau berkenan menerima pelayanan itu. Sarva-dharmān parityajya mām ekaṁ śaraṇaṁ vraja. (BG 18.66). Kṛṣṇa meminta kepadamu untuk, "Berserah dirilah kepadaKu." Bukanlah berarti bahwa Kṛṣṇa sedang kekurangan seorang pelayan, dan jika kemudian kamu berserah diri kepadaNya maka Beliau menjadi diuntungkan. (tertawa). Kṛṣṇa bisa menciptakan jutaan pelayan dengan hanya melalui keinginanNya saja. Itu bukanlah masalah bagiNya. Tetapi jika kamu berserah diri kepada Kṛṣṇa, maka kamu akan terselamatkan. Kamu menjadi terselamatkan. Dan itu adalah urusanmu.

Kṛṣṇa berkata, ahaṁ tvāṁ sarva-pāpebhyo mokṣayiṣyāmi. (BG 18.66). Kamu sedang menderita di sini. Tanpa adanya tempat berlindung. Kamu melihat ada begitu banyak orang yang begelandangan di jalanan, tanpa tujuan, tanpa adanya kehidupan. Kemudian kita pergi ke pantai. Kita melihat ada begitu banyak pemuda dan pemudi, yang tidak memiliki tujuan, bergelandangan tanpa tahu apa yang harus dilakukan, semuanya dalam keadaan bingung. Jadi .... Jika kamu berlindung kepada Kṛṣṇa, maka kamu akan mengetahui, "Oh, aku sudah memiliki tempat berlindung." Dan tidak ada lagi kebingungan. Tidak ada lagi keputus-asaan. Kamu bisa memahami semuanya dengan sangat baik. Aku menerima sangat banyak surat setiap harinya, betapa mereka menjadi penuh harapan di dalam kesadaran Kṛṣṇa.

Jadi, Kṛṣṇa sudah datang kemari, Beliau sudah turun untuk mengumpulkan sejumlah pelayan. Tetapi itu bukanlah kenyataannya. Jika kita setuju untuk itu .... Tetapi, bukannya menjadi pelayan Kṛṣṇa, kita justru menjadi pelayan dari begitu banyak hal-hal lainnya. Kita menjadi pelayan dari indria-indria kita, serta juga dari kegiatan indria-indria kita. Kāma, krodha, lobha, moha. Sebenarnya, seluruh dunia sedang melayani indria-indria dengan menjadi pelayan dari indria-indria. Godāsa. Tetapi jika kita menyibukkan indria-indria kita di dalam pelayanan kepada Kṛṣṇa, maka kita tidak lagi menjadi pelayan dari indria-indria. Kita akan menjadi penguasa dari indria-indria. Karena kita tidak akan mengijinkan indria-indria untuk menjadi sibuk di dalam hal-hal yang sebaliknya itu. Kita akan mendapatkan kekuatan itu dan kemudian kita akan menjadi aman.

Jadi, di sini Kuntīdevī sedang menjelaskan bahwa, "Kemunculan Anda di dunia material ini ..... bukan menyesatkan tetapi membingungkan." Kita berpikir bahwa, "Kṛṣṇa memiliki sejumlah missi, sejumlah tujuan. Maka karena itulah Beliau muncul." Bukan. Ini adalah kegiatan-kegiatanNya. Ini adalah līlaNya. Seperti halnya saat sang gubernur terkadang pergi untuk memeriksa penjara. Ia tidak harus datang ke penjara secara langsung. Ia bisa mendapatkan laporan dari sang pengawas penjara. Ia tidak perlu melakukan hal itu .... Namun terkadang ia tetap datang, "Biarlah aku melihat apa yang sedang mereka kerjakan." Dan itulah yang dimaksudkan dengan līla atau kegiatan-kegiatan. Itu dilakukan atas keinginannya sendiri. Dan bukannya berarti bahwa ia harus menjadi patuh kepada hukum serta peraturan di dalam penjara sehingga ia harus datang ke penjara. Bukan, bukan seperti itu. Tetapi jika para narapidana berpikir, "Oh, sang gubernur juga berada di dalam penjara. Jadi kita ini setara, Kita setara, aku juga adalah gubernur." (tertawa). Para bajingan berpikir seperti itu, "Karena Kṛṣṇa sudah datang dan turun kemari menjadi avatāra, maka aku juga adalah avatāra." Dan kekurang-ajaran seperti ini terus berlangsung.