ID/Prabhupada 0943 - Tiada Sesuatupun Yang Menjadi Milikku - Īśāvāsyam Idaṁ Sarvam, Segala Sesuatu Adalah Milik Kṛṣṇa

Revision as of 03:52, 12 July 2019 by Vanibot (talk | contribs) (Vanibot #0023: VideoLocalizer - changed YouTube player to show hard-coded subtitles version)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)


730427 - Lecture SB 01.08.35 - Los Angeles

Jadi setiap orang memiliki keinginan yang tidak terbatas, yang muncul satu sesudah yang lainnya .... Begitu satu keinginan diwujudkan, maka segera muncul keinginan lain dan demikian yang terjadi seterusnya. Dengan begitu maka sebenarnya kamu hanya sedang menciptakan masalah-masalah belaka. Ketika suatu keinginan tidak bisa diwujudkan, maka kita menjadi frustrasi dan bingung. Timbullah kekecewaan, timbullah frustasi. Di negaramu, perwujudan dari frustrasi itu muncul sebagai para hippie. Hal seperti itu merupakan suatu perwujudan dari frustrasi. Dan perwujudan frustrasi lainnya ada di negaraku, yang merupakan suatu perwujudan frustrasi yang sudah sangat tua, yaitu dengan menjadi sannyāsī.

Jadi, dengan menjadi sannyāsī, maka mereka menyatakan bahwa, brahma satyaṁ jagan mithyā, yaitu bahwa dunia ini merupakan suatu khayalan.. Bagaimana dunia bisa dinyatakan sebagai suatu khayalan? Karena ia tidak bisa mempergunakan dunia ini dengan benar, maka ia menyatakan bahwa dunia ini adalah suatu khaylan. Tetapi sebenarnya dunia ini bukanlah suatu khayalan. Menurut filsafat Vaiṣṇava, dunia ini bukanlah suatu khayalan. Dunia ini adalah sesuatu yang nyata. Tetapi dunia akan menjadi suatu khayalan jika kamu berpikir bahwa, "Akulah sang penikmat dari dunia ini." Jika kamu berpikir seperti itu, maka dunia memang merupakan suatu khayalan. Jika kita menerima bahwa dunia adalah milik Kṛṣṇa dan kamu mempergunakannya untuk pelayanan kepada Kṛṣṇa, maka dunia menjadi sesuatu yang sangat nyata.

Kita memiliki contoh ini, yaitu bunga-bunga yang ada di toko bunga. Ada sangat banyak bunga di sana dan orang-orang sedang membeli bunga-bunga itu. Kita membeli bunga-bunga itu, demikian juga orang-orang lainnya. Tetapi, mereka membeli bunga-bunga itu untuk pemuasan indria-indria mereka, sedangkan kita membeli bunga-bunga itu untuk Kṛṣṇa. Bunga-bunga yang dibeli itu sama. Jadi, seseorang mungkin akan bertanya, "Anda mempersembahkan bunga-bunga ini kepada Kṛṣṇa. Kṛṣṇa adalah Yang Maha Rohani, lalu bagaimana anda bisa mempersembahkan bunga-bunga yang bersifat material ini kepadaNya?" Tetapi mereka tidak memahami bahwa sebenarnya tidak ada sesuatupun yang bersifat material. Jika kamu melupakan Kṛṣṇa, maka segala sesuatunya menjadi bersifat material. Semuanya menjadi material. Tetapi bunga-bunga ini diperuntukkan bagi Kṛṣṇa. Maka karena itu, bunga-bunga ini menjadi bersifat spiritual. Tetapi jika kita membelinya untuk kenikmatan indria-indria kita, maka bunga-bunga itu menjadi bersifat material. Inilah avidyā. Avidyā berarti kebodohan. Tiada sesuatupun yang menjadi milikku. Īśāvāsyam idaṁ sarvam, segala sesuatu adalah milik Kṛṣṇa.

Karena itulah maka gerakan kita dimaksudkan untuk membangkitkan kesadaran Kṛṣṇa ini. Hendaknya kita memahami bahwa segala sesuatu merupakan milik Kṛṣṇa. Kṛṣṇa itu nyata dan dunia ini juga nyata. Dunia ini diciptakan oleh Kṛṣṇa, maka karena itu dunia ini juga nyata. Segala sesuatunya adalah nyata jika semuanya dilaksanakan di dalam kesadaran Kṛṣṇa. Dan jika sebaliknya, maka semua itu merupakan māyā, avidyā. Jadi, karena adanya avidyā atau kebodohan, maka kita menjadi ingin menikmati pemuasan indria-indria, sehingga dengan demikian kita hanya menciptakan masalah-masalah saja. Kita menciptakan begitu banyak pekerjaan yang sekedar dibuat-buat saja, ugra-karma. Tetapi meskipun kita sedang berada di dalam avidyā, namun atas karunia Kṛṣṇa, maka segala sesuatunya dibuat menjadi sangat sederhana. Sehingga di manapun di seluruh penjuru dunia ini, selalu tersedia makanan. Segala sesuatunya sudah tersedia secara lengkap, pūrṇam idam, pūrṇam idam.

Sebagaimana halnya seseorang yang hidup di Greenland, Alaska, di mana suasana alam di sana tidak begitu menguntungkan bagi keberadaan kita, tetapi mereka tetap dapat hidup di sana dan menjadi penghuni di sana. Karena terdapat beberapa pengaturan untuk bisa hidup di sana. Maka sama halnya, jika kamu mempelajari dengan seksama, hal seperti itu juga terjadi di mana-mana .... Seperti halnya jutaan dan jutaan ikan yang hidup di dalam air. Jika kamu sedang naik perahu di lautan, lalu kamu harus berada di perahu tersebut, katakan saja, selama satu bulan, maka kamu akan mati. Karena tidak akan ada makanan bagimu. Tetapi, di dalam air di lautan, ada berjuta-juta ikan yang mendapatkan cukup makanan di sana. Cukup makanan. Tidak seekor ikanpun yang mati karena kelaparan. Tetapi jika kamu dipaksa untuk tinggal di dalam air, maka kamu akan mati.

Jadi, sama halnya, Sesuai dengan yang telah diciptakan oleh Tuhan, maka terdapat 8.400.000 spesies kehidupan. Dan Tuhan sudah memberikan pembagian makanan bagi semua makhluk hidup. Sama seperti jika kamu sedang dihukum di dalam penjara, maka pemerintah menyediakan makanan bagimu. Sehingga sama halnya, meskipun dunia material ini bisa dianggap sebagai suatu penjara bagi para makhluk hidup, tetapi sebenarnya di sini sama sekali tidak terdapat kekurangan akan apapun.