ID/Prabhupada 0951 - Pada Puncak Tertinggi Dari Pohon Mangga Terdapat Buah Mangga Yang Paling Matang: Difference between revisions

 
(Vanibot #0023: VideoLocalizer - changed YouTube player to show hard-coded subtitles version)
 
Line 10: Line 10:
<!-- END CATEGORY LIST -->
<!-- END CATEGORY LIST -->
<!-- BEGIN NAVIGATION BAR -- DO NOT EDIT OR REMOVE -->
<!-- BEGIN NAVIGATION BAR -- DO NOT EDIT OR REMOVE -->
{{1080 videos navigation - All Languages|Indonesian|ID/Tetangga Kita Mungkin Sedang Kelaparan, Namun Kita Tidak Memperdulikan Hal Itu|0950|DE/Prabhupada 1057 - Bhagavad-gītā Juga Dikenal Sebagai Gītopaniṣad, Intisari Dari Segala Pengetahuan Veda|1057}}
{{1080 videos navigation - All Languages|Indonesian|ID/Prabhupada 0950 - Tetangga Kita Mungkin Sedang Kelaparan, Namun Kita Tidak Memperdulikan Hal Itu|0950|ID/Prabhupada 0952 - Ciri-ciri Dari Kesadaran Tuhan Adalah Bahwa Ia Menjadi Enggan Untuk Melakukan Semua Kegiatan Material|0952}}
<!-- END NAVIGATION BAR -->
<!-- END NAVIGATION BAR -->
<!-- BEGIN ORIGINAL VANIQUOTES PAGE LINK-->
<!-- BEGIN ORIGINAL VANIQUOTES PAGE LINK-->
<div class="center">
<div class="center">
Line 21: Line 20:


<!-- BEGIN VIDEO LINK -->
<!-- BEGIN VIDEO LINK -->
{{youtube_right|tESaN_UN-VQ|Ganz oben im Mangobaum ist eine sehr reife Frucht <br/>- Prabhupāda 0951}}
{{youtube_right|HoeNhNviDew|Pada Puncak Tertinggi Dari Pohon Mangga Terdapat Buah Mangga Yang Paling Matang<br/>- Prabhupāda 0951}}
<!-- END VIDEO LINK -->
<!-- END VIDEO LINK -->


Line 33: Line 32:


<!-- BEGIN TRANSLATED TEXT -->
<!-- BEGIN TRANSLATED TEXT -->
Prabhupāda: Die Bewegung für Kṛṣṇa-Bewusstsein ist so schön, dass sie eine Person in allem perfekt macht. Perfekt im Wissen, perfekt in Stärke, perfekt im Alter, alles. Wir brauchen so viele Dinge. Diese Perfektion des Lebens, dieser Vorgang um das Leben zu perfektionieren, kommt von Kṛṣṇa zu uns herunter. Kṛṣṇa, er ist der Ursprung von allem. Deshalb kommt das Wissen der Perfektion auch von ihm, und periodisch - periodisch bedeutet nach Millionen und Millionen von Jahren - kommt Kṛṣṇa. Er kommt einmal in Brahmās Tag. Doch selbst die Spanne eines Tages von Brahmā ist sehr schwer zu berechnen. Sahasra-yuga-paryantam arhad yad brāhmaṇo viduḥ ([[Vanisource:BG 8.17|BG 8.17]]). Ein Tag Brahmās ist etwa 433 Millionen Jahre lang. In jedem Tag Brahmās kommt Kṛṣṇa einmal. Das bedeutet er kommt nach einer Periode von 433 Millionen Jahren. Warum? Um perfektes Wissen zu geben, Wissen darüber wie ein Mensch sein Leben perfektionieren sollte. Die Bhagavad-gītā wurde von Kṛṣṇa in diesem Millennium, während dieses Tages, gesprochen. Innerhalb dieses Tages von Brahmā sind wir jetzt im acht-und-zwanzigsten Millennium. Nein, acht-und-zwanzig... In Brahmās Tag gibt es ein-und-siebzig Manus und ein Manu lebt für... Das sind auch viele Millionen von Jahren, zwei-und-siebzig Millionen.  
Prabhupāda : Jadi, gerakan kesadaran Kṛṣṇa ini sangatlah baik karena gerakan ini bisa membuat seseorang menjadi sempurna di dalam segala sesuatunya. Sempurna dalam hal pengetahuan, sempurna dalam hal kekuatan, sempurna dalam hal usia, sempurna dalam segalanya. Kita membutuhkan begitu banyak hal. Jadi, kesempurnaan hidup ini, proses untuk bagaimana caranya membuat hidup menjadi sempurna, berasal dari Kṛṣṇa. Kṛṣṇa, Beliaulah asal mula dari segala sesuatunya. Karena itu pengetahuan mengenai kesempurnaan juga berasal dari diriNya dan Beliau datang secara berkala - yang dimaksud dengan secara berkala itu adalah sesudah berjuta-juta tahun. Beliau datang sekali di dalam satu hari Brahmā.  
 
Jadi, sangatlah sulit untuk membayangkan rentang waktu satu hari Brahmā. Sahasra-yuga-paryantam arhad yad brāhmaṇo viduḥ. ([[ID/BG 8.17|BG 8.17]]). Satu hari Brahmā itu sama artinya dengan 433 juta tahun. Jadi, dalam setiap satu hari Brahmā, Kṛṣṇa datang, satu kali dalam satu hari. Itu berarti bahwa Beliau baru akan datang kembali sesudah rentang waktu selama 433 juta tahun Mengapa Beliau datang? Untuk memberikan pengetahuan sempurna mengenai hidup, mengenai bagaimana hendaknya seorang manusia hidup untuk membuat hidupnya menjadi sempurna. Jadi, Bhagavad-gītā ada saat ini, karena hal itu sudah disabdakan oleh Kṛṣṇa di dalam milenium atau rentang waktu seribu tahun ini. Saat ini, kita sedang melalui satu hari Brahmā yang ada pada milenium ke duapuluh delapan. Bukan, duapuluh delapan .... Di dalam satu hari Brahmā terdapat tujuhpuluh satu Manu, dan setiap Manu hidup selama ... Itu juga meliputi jutaan tahun, tujuhpuluh dua milenium.
 
Jadi, saat ini kita tidak tertarik kepada perhitungan dari pengetahuan sempurna itu. Pengetahuan sempurna ini berasal dari Tuhan, atau Kṛṣṇa, dan pengetahuan itu dibagikan melalui sistem paramparā, melalui garis perguruan. Contohnya adalah suatu pohon mangga. Pada puncak tertinggi dari pohon mangga terdapat buah mangga yang paling matang dan buah itu harus kita makan. Jika aku menjatuhkan buah mangga itu dari atas pohon, maka buah itu akan hancur. Karena itu buah mangga itu diserahkan dari satu orang ke orang lain secara berurutan dari atas hingga ke bawah .... Maka buah itu akan sampai ke bawah. Jadi, proses pengetahuan Veda diterima dari pihak yang berwenang. Dan itu merupakan proses yang menurun melalui suatu garis perguruan.  


Wir sind nicht daran interessiert das perfekte Wissen zu kalkulieren. Dieses perfekte Wissen kommt von Gott, oder Kṛṣṇa, und es wird durch das paramparā-System verteilt, die Schülernachfolge. Das Beispiel ist genau hier, wie ein Mangobaum. Ganz oben im Mangobaum ist eine sehr reife Frucht und diese Frucht wollt ihr probieren. Wenn ich die Frucht von oben herunter fallen lasse, dann verliere ich sie. Deshalb muss sie herunter gereicht werden, einer nach dem anderen. Dann kommt sie nach unten. Jeglicher vedischer Vorgang wird von der Autorität empfangen. Und sie kommen durch die Schülernachfolge herunter. So wie ich bereits erklärt habe: Kṛṣṇa gibt das Wissen, perfektes Wissen, an Brahmā und Brahmā gibt das Wissen an Nārada. Nārada gibt das Wissen an Vyāsa. Vyāsa gibt das Wissen an Madhvācārya. Madhvācārya gibt das Wissen in seiner Schülernachfolge, später, an Mādhavendra Purī. Mādhavendra Purī gibt das Wissen an Īśvara Purī. Īśvara Purī gibt das Wissen an Caitanya Mahāprabhu, Lord Caitanya. Er übergibt das Wissen sein sechs direkten Schülern. Die sechs Gosvāmīs übergeben das Wissen an Śrīnivāsa Ācārya, Jīva Gosvāmī. Dann Kavirāja Gosvāmī, dann Viśvanātha Cakravartī, dann Jagannātha dāsa Bābājī, dann Bhaktivinoda Ṭhākura, dann Gaura Kiśora dāsa Bābājī Mahārāja, dann mein spiritueller Meister, Bhaktisiddhānta Sarasvatī. Dann verteilen wir dasselbe Wissen.  
Seperti halnya sudah kujelaskan, Kṛṣṇa memberikan pengetahuan itu kepada Brahmā, lalu Brahmā memberikan pengethuan itu kepada Nārada. Nārada memberikan pengetahuan itu kepada Vyāsa. Vyāsa memberikan pengetahuan itu kepada Madhvācārya. Madhvācārya memberikan pengetahuan itu kepada penerusnya, hingga akhirnya sampai kepada Mādhavendra Purī. Mādhavendra Purī memberikan pengetahuan itu kepada Īśvara Purī. Īśvara Purī memberikan pengetahuan itu kepada Caitanya Mahāprabhu, Tuhan Śri Caitanya. Beliau memberikan pengetahuan itu kepada para murid langsungNya, Enam Gosvāmī. Enam Gosvāmī memberikan pengetahuan ini kepada Śrīnivāsa Ācārya, Jīva Gosvāmī. Lalu kepada Kavirāja Gosvāmī, kemudian kepada Viśvanātha Cakravartī, lalu Jagannātha dāsa Bābājī, dan kemudian Bhaktivinoda Ṭhākura, lalu berikutnya Gaura Kiśora dāsa Bābājī Mahārāja, dan kemudian kepada guru kerohanianku, Bhaktisiddhānta Sarasvatī. Jadi, saat ini kita juga sedang membagikan pengetahuan yang sama itu.  


Geweihte: Jaya Prabhupāda! Haribol!  
Penyembah : Jaya Prabhupāda! Haribol!  


Prabhupāda: Wir erfinden kein Wissen, denn wie können wir es erfinden? Perfektes Wissen bedeutet, dass es perfekt sein muss. Doch ich bin nicht perfekt. Jeder von uns, als ich sprach, weil... Wir sind nicht perfekt, denn in unserem bedingten Leben haben wir vier Defekte. Der erste Defekt ist, dass wir Fehler machen. Von uns allen, die her sitzen, kann keiner garantieren, dass er in seinem Leben keinen Fehler gemacht hat. Nein, das ist natürlich. "Irren ist menschlich."
Prabhupāda: Kita tidak menciptakan pengetahuan itu, karena bagaimana mungkin kita bisa menciptakan hal itu? Pengetahuan sempurna artinya adalah bahwa aku harus menjadi sempurna. Tetapi aku ini tidaklah sempurna. Setiap orang dari kita, saat aku berbicara, tidaklah sempurna karena ..... Kita tidak sempurna karena di dalam kehidupan terikat kita, kita memiliki empat kecacatan. Kecacatan pertama adalah bahwa kita membuat kesalahan. Setiap orang dari kita yang duduk di sini, tidak seorangpun yang bisa mengatakan bahwa dirinya tidak pernah melakukan kesalahan selama hidupnya. Tidak, karena hal ini wajar. "Berbuat salah merupakan sifat manusia."  
<!-- END TRANSLATED TEXT -->
<!-- END TRANSLATED TEXT -->

Latest revision as of 03:53, 12 July 2019



720902 - Lecture Festival Sri Vyasa-puja - New Vrindaban, USA

Prabhupāda : Jadi, gerakan kesadaran Kṛṣṇa ini sangatlah baik karena gerakan ini bisa membuat seseorang menjadi sempurna di dalam segala sesuatunya. Sempurna dalam hal pengetahuan, sempurna dalam hal kekuatan, sempurna dalam hal usia, sempurna dalam segalanya. Kita membutuhkan begitu banyak hal. Jadi, kesempurnaan hidup ini, proses untuk bagaimana caranya membuat hidup menjadi sempurna, berasal dari Kṛṣṇa. Kṛṣṇa, Beliaulah asal mula dari segala sesuatunya. Karena itu pengetahuan mengenai kesempurnaan juga berasal dari diriNya dan Beliau datang secara berkala - yang dimaksud dengan secara berkala itu adalah sesudah berjuta-juta tahun. Beliau datang sekali di dalam satu hari Brahmā.

Jadi, sangatlah sulit untuk membayangkan rentang waktu satu hari Brahmā. Sahasra-yuga-paryantam arhad yad brāhmaṇo viduḥ. (BG 8.17). Satu hari Brahmā itu sama artinya dengan 433 juta tahun. Jadi, dalam setiap satu hari Brahmā, Kṛṣṇa datang, satu kali dalam satu hari. Itu berarti bahwa Beliau baru akan datang kembali sesudah rentang waktu selama 433 juta tahun Mengapa Beliau datang? Untuk memberikan pengetahuan sempurna mengenai hidup, mengenai bagaimana hendaknya seorang manusia hidup untuk membuat hidupnya menjadi sempurna. Jadi, Bhagavad-gītā ada saat ini, karena hal itu sudah disabdakan oleh Kṛṣṇa di dalam milenium atau rentang waktu seribu tahun ini. Saat ini, kita sedang melalui satu hari Brahmā yang ada pada milenium ke duapuluh delapan. Bukan, duapuluh delapan .... Di dalam satu hari Brahmā terdapat tujuhpuluh satu Manu, dan setiap Manu hidup selama ... Itu juga meliputi jutaan tahun, tujuhpuluh dua milenium.

Jadi, saat ini kita tidak tertarik kepada perhitungan dari pengetahuan sempurna itu. Pengetahuan sempurna ini berasal dari Tuhan, atau Kṛṣṇa, dan pengetahuan itu dibagikan melalui sistem paramparā, melalui garis perguruan. Contohnya adalah suatu pohon mangga. Pada puncak tertinggi dari pohon mangga terdapat buah mangga yang paling matang dan buah itu harus kita makan. Jika aku menjatuhkan buah mangga itu dari atas pohon, maka buah itu akan hancur. Karena itu buah mangga itu diserahkan dari satu orang ke orang lain secara berurutan dari atas hingga ke bawah .... Maka buah itu akan sampai ke bawah. Jadi, proses pengetahuan Veda diterima dari pihak yang berwenang. Dan itu merupakan proses yang menurun melalui suatu garis perguruan.

Seperti halnya sudah kujelaskan, Kṛṣṇa memberikan pengetahuan itu kepada Brahmā, lalu Brahmā memberikan pengethuan itu kepada Nārada. Nārada memberikan pengetahuan itu kepada Vyāsa. Vyāsa memberikan pengetahuan itu kepada Madhvācārya. Madhvācārya memberikan pengetahuan itu kepada penerusnya, hingga akhirnya sampai kepada Mādhavendra Purī. Mādhavendra Purī memberikan pengetahuan itu kepada Īśvara Purī. Īśvara Purī memberikan pengetahuan itu kepada Caitanya Mahāprabhu, Tuhan Śri Caitanya. Beliau memberikan pengetahuan itu kepada para murid langsungNya, Enam Gosvāmī. Enam Gosvāmī memberikan pengetahuan ini kepada Śrīnivāsa Ācārya, Jīva Gosvāmī. Lalu kepada Kavirāja Gosvāmī, kemudian kepada Viśvanātha Cakravartī, lalu Jagannātha dāsa Bābājī, dan kemudian Bhaktivinoda Ṭhākura, lalu berikutnya Gaura Kiśora dāsa Bābājī Mahārāja, dan kemudian kepada guru kerohanianku, Bhaktisiddhānta Sarasvatī. Jadi, saat ini kita juga sedang membagikan pengetahuan yang sama itu.

Penyembah : Jaya Prabhupāda! Haribol!

Prabhupāda: Kita tidak menciptakan pengetahuan itu, karena bagaimana mungkin kita bisa menciptakan hal itu? Pengetahuan sempurna artinya adalah bahwa aku harus menjadi sempurna. Tetapi aku ini tidaklah sempurna. Setiap orang dari kita, saat aku berbicara, tidaklah sempurna karena ..... Kita tidak sempurna karena di dalam kehidupan terikat kita, kita memiliki empat kecacatan. Kecacatan pertama adalah bahwa kita membuat kesalahan. Setiap orang dari kita yang duduk di sini, tidak seorangpun yang bisa mengatakan bahwa dirinya tidak pernah melakukan kesalahan selama hidupnya. Tidak, karena hal ini wajar. "Berbuat salah merupakan sifat manusia."