ID/Prabhupada 0968 - Filsafat Negara-negara Barat Adalah Hedonisme, Yaitu Hanya Sekedar Makan, Minum, Bergembira Dan Menikmati: Difference between revisions

 
(Vanibot #0023: VideoLocalizer - changed YouTube player to show hard-coded subtitles version)
 
Line 10: Line 10:
<!-- END CATEGORY LIST -->
<!-- END CATEGORY LIST -->
<!-- BEGIN NAVIGATION BAR -- DO NOT EDIT OR REMOVE -->
<!-- BEGIN NAVIGATION BAR -- DO NOT EDIT OR REMOVE -->
{{1080 videos navigation - All Languages|Indonesian|ID/Prabhupada 0967 - Untuk Memahami Kṛṣṇa, Tuhan, Kita Harus Mensucikan Indria-indria Kita|0967|ID/Prabhupada 1057 - Bhagavad-gītā Juga Dikenal Sebagai Gītopaniṣad, Intisari Dari Segala Pengetahuan Veda|1057}}
{{1080 videos navigation - All Languages|Indonesian|ID/Prabhupada 0967 - Untuk Memahami Kṛṣṇa, Tuhan, Kita Harus Mensucikan Indria-indria Kita|0967|ID/Prabhupada 0969 - Jika Kamu Mempergunakan Lidahmu Untuk Pelayanan Kepada Tuhan, Maka Beliau Akan Mengungkapkan DiriNya Kepadamu|0969}}
<!-- END NAVIGATION BAR -->
<!-- END NAVIGATION BAR -->
<!-- BEGIN ORIGINAL VANIQUOTES PAGE LINK-->
<!-- BEGIN ORIGINAL VANIQUOTES PAGE LINK-->
<div class="center">
<div class="center">
Line 21: Line 20:


<!-- BEGIN VIDEO LINK -->
<!-- BEGIN VIDEO LINK -->
{{youtube_right|94cN3Qb1Dgw|Filsafat Negara-negara Barat Adalah Hedonisme, Yaitu Hanya Sekedar Makan, Minum, Bergembira Dan Menikmati<br/>- Prabhupāda 0968}}
{{youtube_right|I7oSGYwLRn0|Filsafat Negara-negara Barat Adalah Hedonisme, Yaitu Hanya Sekedar Makan, Minum, Bergembira Dan Menikmati<br/>- Prabhupāda 0968}}
<!-- END VIDEO LINK -->
<!-- END VIDEO LINK -->


Line 38: Line 37:
:tathā dehāntara-prāptir
:tathā dehāntara-prāptir
:dhīras tatra na muhyati  
:dhīras tatra na muhyati  
:([[Vanisource:BG 2.13|BG 2.13]])
:([[ID/BG 2.13|BG 2.13]])
</div>
</div>



Latest revision as of 03:54, 12 July 2019



730400 - Lecture BG 02.13 - New York

dehino 'smin yathā dehe
kaumāraṁ yauvanaṁ jarā
tathā dehāntara-prāptir
dhīras tatra na muhyati
(BG 2.13)

Jadi, ini adalah pernyataan dari Kepribadian Tuhan Yang Maha Kuasa, bhagavān uvāca, bahwa kamu bukanlah badan ini. Petunjuk pertama bagi pemahaman spiritual adalah untuk memahami bahwa, "Aku bukanlah badan ini." Itulah permulaannya.

Yang disebut sebagai para yogī itu, mereka hanya sedang melatih badan mereka dan mempelajari psikologi pikiran melalui tabel-tabel serta begitu banyak omong kosong itu. Tetapi filsafat kita adalah bahwa kita bukanlah badan ini. Lalu apa hubungan antara melatih badan dengan keinsyafan spiritual? Jika aku bukan badan ini, lalu bagaimana aku bisa menginsyafi diriku sendiri hanya dengan melakukan proses latihan badan yang mirip kegiatan senam seperti itu? Jadi, inilah kekeliruan dari para karmī, para jnanī dan para yogī. Para karmī, yang adalah para pekerja yang mengharapkan hasil kerjanya, yang merupakan orang-orang materialistis, mereka menginginkan kenyamanan atas badan mereka. Gagasan mereka hanyalah bagaimana caranya untuk bisa mendapatkan kenyamanan terbaik bagi badan ini.

Badan ini artinya adalah indria-indria. Kita memiliki mata, telinga, hidung, mulut, lidah, tangan, kemaluan, ada begitu banyak indria-indria yang kita miliki. Jadi, begitu kita berada pada konsep kehidupan yang didasarkan atas badan, maka dengan segera akan muncul kebutuhan-kebutuhan bagi pemuasan indria-indria. Tetapi Kṛṣṇa berkata kepada Arjuna bahwa, "Engkau bukanlah badan ini." Jadi karena itu, kepentingan pribadiku tidaklah bergantung kepada kenyamanan badanku. Mereka tidak memahami hal ini. Saat ini, setiap orang di jaman ini, urusan mereka hanyalah bagaimana caranya untuk bisa memuaskan indria-indria. Ini adalah prinsip-prinsip yang sifatnya atheis.

Dahulu ada seorang atheis yang terkenal, Cārvāka Muni. Di India, dari dahulu sudah ada berbagai golongan dan berbagai macam filsuf. Di negara-negara Barat, hanya ada sedikit keterangan mengenai hal seperti itu, tetapi di India ada begitu banyak pengembangan mengenai berbagai macam filosofi. Jadi, filosofi atheis juga ada di sana. Cārvāka Muni merupakan pemimpin para filsuf dari golongan atheis. Dan filsafat yang diajarkannya adalah hedonisme. Filsafat negara-negara Barat adalah hedonisme, yaitu hanya sekedar makan, minum, bergembira dan menikmati. Inilah filsafatnya yaitu bahwa, selama kamu memiliki badan ini, maka makanlah, minumlah, bergembiralah dan nikmatilah. Cārvāka Muni juga mengatakan hal yang seperti itu, ṛṇaṁ kṛtvā ghṛtaṁ pibet.