ID/Prabhupada 1050 - "Lakukan Ini Dan Beri Aku Uang, Maka Kamu Akan Berbahagia" - Itu Bukanlah Guru: Difference between revisions

 
(Vanibot #0023: VideoLocalizer - changed YouTube player to show hard-coded subtitles version)
 
Line 10: Line 10:
<!-- END CATEGORY LIST -->
<!-- END CATEGORY LIST -->
<!-- BEGIN NAVIGATION BAR -- DO NOT EDIT OR REMOVE -->
<!-- BEGIN NAVIGATION BAR -- DO NOT EDIT OR REMOVE -->
{{1080 videos navigation - All Languages|Indonesian|ID/Prabhupada 1049 - Guru Artinya Adalah Pelayan Tuhan Yang Setia - Itulah Guru|1049|ID/Prabhupada 1057 - Bhagavad-gītā Juga Dikenal Sebagai Gītopaniṣad, Intisari Dari Segala Pengetahuan Veda|1057}}
{{1080 videos navigation - All Languages|Indonesian|ID/Prabhupada 1049 - Guru Artinya Adalah Pelayan Tuhan Yang Setia - Itulah Guru|1049|ID/Prabhupada 1051 - Aku Tidak Memiliki Kemampuan, Namun Aku Menerima Kata-kata Guruku Sebagai Hidup Dan Jiwaku|1051}}
<!-- END NAVIGATION BAR -->
<!-- END NAVIGATION BAR -->
<!-- BEGIN ORIGINAL VANIQUOTES PAGE LINK-->
<!-- BEGIN ORIGINAL VANIQUOTES PAGE LINK-->
Line 20: Line 20:


<!-- BEGIN VIDEO LINK -->
<!-- BEGIN VIDEO LINK -->
{{youtube_right|MT5tsZ8KADs|"Lakukan Ini Dan Beri Aku Uang, Maka Kamu Akan Berbahagia" - Itu Bukanlah Guru<br/>- Prabhupāda 1050}}
{{youtube_right|QHdWlvW4U_I|"Lakukan Ini Dan Beri Aku Uang, Maka Kamu Akan Berbahagia" - Itu Bukanlah Guru<br/>- Prabhupāda 1050}}
<!-- END VIDEO LINK -->
<!-- END VIDEO LINK -->



Latest revision as of 04:01, 12 July 2019



750712 - Lecture SB 06.01.26-27 - Philadelphia

Jadi, seperti itulah kedudukannya. Tanpa guru, jika ia menciptakan cara hidupnya sendiri, maka ia adalah mūḍha, ia adalah seorang bajingan. Karenanya dikatakan bahwa ia adalah mūḍha. Ia sedang berpikir, "Aku adalah ayah yang penuh kasih sayang. Aku sedang memelihara anakku, anakku yang masih kecil. Aku mengurus segalanya - aku memberinya makan, aku menepuk-nepuk punggungnya dan ada begitu banyak hal yang aku lakukan untuknya ... Aku adalah ayah yang sangat baik dan setia." Tetapi śāstra mengatakan, "Ia adalah seorang mūḍha, seorang bajingan." Pahamilah hal ini. Dikatakan bahwa, bhojayan pāyayan mūḍhaḥ. Mengapa ia disebut sebagai mūḍha? Karena, na vedāgatam antakam. Karena ia tidak melihat, karena ia tidak memahami bahwa, "Kematian sedang menunggu di belakangku. Ia sudah datang untuk membawaku pergi." Lalu, "Bagaimana rasa kasih sayangmu kepada yang disebut sebagai anak, masyarakat, keluarga dan bangsa itu akan bisa menolongmu? Kematian sudah datang." Dan ia tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Ia tidak bisa ... tidak bisa menjawab karena kematiannya sudah datang.

Jadi, hendaknya kita selalu siap, karena seperti itulah kehidupan manusia. Kita harus selalu memahami bahwa, "Kematian ada di belakang kita. Setiap saat ia bisa mencengkeram leherku dan membawaku pergi." Itulah kenyataannya. Apakah ada jaminan bahwa kamu akan hidup selama ratusan tahun? Tidak. Bahkan sesudah beberapa detik saja, saat kamu pergi ke jalanan, maka mungkin saja kamu bisa dengan segera menemui kematian. Atau mungkin karena adanya kegagalan jantung, atau akibat kecelakaan mobil. Selalu ada sesuatu. Sesuatu. Jadi, hidup itu sangat menyenangkan, tetapi mati itu sangat tidak menyenangkan. Karena kamu pasti akan mati. Begitu kamu menerima kelahiran, maka dengan segera kamu mulai mati. Dengan segera. Jika seseorang bertanya, "Oh, kapankah anak ini dilahirkan?" dan kamu menjawab, "Satu minggu yang lalu." Maka sebenarnya itu berarti bahwa anak itu sudah mati selama satu minggu. Kita menganggap bahwa sang anak sudah hidup selama satu minggu, tetapi sebenarnya ia sudah mati selama satu minggu. Dan ajaibnya, ia masih tetap hidup, ia tidak mati.

Jadi, kematian itu tidaklah menyenangkan, karena kematian adalah sesuatu yang pasti. Ia pasti akan datang - entah sesudah satu minggu ataupun sesudah seratus tahun. Dan itu sangatlah tidak menyenangkan. Namun selama kamu masih hidup, maka itu adalah sesuatu yang menyenangkan. Jadi hendaknya kita memanfaatkan waktu tersebut untuk menemukan jalan keluar dalam kehidupan ini, di mana kita berulang kali mengalami kematian dan kembali lagi harus menerima badan yang lainnya. Jadi, bagaimana mungkin mereka akan bisa memahami hal ini, kecuali jika mereka datang kepada guru yang benar? Karena itu śāstra mengatakan, tad-vijñānārtham, "Jika kamu ingin memahami masalah kehidupanmu yang sebenarnya dan jika kamu ingin menjadi tercerahkan dengan menjadi sadar akan Kṛṣṇa, jika kamu ingin mengetahui bagaimana caranya menjadi kekal, pulang kembali ke rumah, kembali kepada Tuhan, maka kamu harus mendekati guru."

Dan siapakah guru itu? Hal itu sudah dijelaskan, itu adalah sesuatu yang sangat sederhana. Guru tidak pernah membuat gagasan sendiri bahwa, "Lakukan ini dan beri aku uang, maka kamu akan berbahagia." Itu bukanlah guru. Itu adalah suatu proses lain untuk mendapatkan uang. Jadi dikatakan di sini bahwa mūḍha adalah setiap orang yang hanya tinggal di suatu surga bagi orang-orang bodoh, yang membuat sendiri gagasan-gagasannya, sebagaimana halnya Ajāmila ... Seseorang sudah menerima, "Ini adalah kewajibanku," seseorang yang lain sudah menerima .... Tetapi mereka semua adalah para orang bodoh. Kamu harus mengetahui apa yang merupakan kewajibanmu dari seorang guru. Setiap hari kamu menyanyikan,

guru-mukha-padma-vākya
cittete koriyā aikya
ār nā koriho mane āśā

Itulah hidup, itulah hidup. Guru-mukha-padma ..... Kamu sudah menerima seorang guru yang bona fide. Maka apapun yang diperintahkan olehnya, laksanakanlah itu. Dengan demikian hidupmu akan berhasil. Ār nā koriho mane āśā. Wahai para bajingan, janganlah menginginkan hal-hal lainnya lagi.