ID/Prabhupada 1056 - Gerakan Kesadaran Kṛṣṇa Berada Pada Tataran Spiritual, Melampaui Badan, Pikiran Dan Kecerdasan

Revision as of 04:02, 12 July 2019 by Vanibot (talk | contribs) (Vanibot #0023: VideoLocalizer - changed YouTube player to show hard-coded subtitles version)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)


750522 - Conversation B - Melbourne

Prabhupāda : Di India masih menjadi tradisi, bahwa jika seseorang memiliki taman dengan bunga-bungaan yang indah, lalu jika seseorang datang, "Tuan, saya ingin memetik sejumlah bunga dari kebun anda untuk pemujaan kepada Tuhan." "Ya, silahkan ambil." Mereka akan merasa sangat senang.

Raymond Lopez : Tetapi orang ini mata pencahariannya bergantung kepada bunga-bunga tersebut, dan saya tidak ... Saya pikir apa yang dimilikinya lebih penting baginya, sungguh sangat disayangkan.

Wally Strobes : Itu adalah kisah yang lucu. Ada hal lucu lainnya yang berlanjut setelah itu, itu adalah tentang bunga-bunga yang diambil dari dua orang yang mengelola pembibitan itu. Dan kami harus melewati tahapan sidang banding untuk bisa pulang ke rumah. Tetapi sebelum sidang banding itu berlangsung, para pemuda kita membutuhkan suatu rumah kaca, karena mereka memelihara suatu tanaman khusus yang di tanam di luar sana.

Śrutakīrti : Tulasī.

Wally Strobes : Dan mereka sama sekali tidak memahami apapun mengenai rumah kaca. Jadi mereka pergi berkeliling dengan mobil dan salah satu dari mereka berkata, "Yah, ayo kita pergi dan mencari sesuatu mengenai rumah kaca. Oh, itu ada pembibitan yang bagus." (tertawa). Jadi, mobil itu berhenti dan para penyembah keluar dari mobil, lalu ia berkata, "Permisi, tuan, kami sedang mencari rumah kaca." Dan orang itu menjawab, "Keluarlah dari tanahku?" Ternyata itu adalah pemilik pembibitan yang sama. Ada duaratus pembibitan di sekitar area ini. Dan para pemuda kita memilih pembibitan yang sama itu lagi.

Prabhupāda : Tetapi jika orang-orang sudah sadar akan Tuhan, mereka akan memaklumi hal itu. "Oh, mereka datang untuk melayani Tuhan. Baiklah, silahkan ambil." Karena itu, urusan pertama adalah membuat orang-orang menjadi sadar akan Tuhan. Maka kemudian segala sesuatunya akan menjadi disesuaikan. Yasyāsti bhaktiḥ ... Ada sebuah śloka di dalam Bhāgavata,

yasyāsti bhaktir bhagavaty akiñcanā
sarvair guṇais tatra samāsate surāḥ
harāv abhaktasya kuto mahad-guṇā
manorathenāsati dhāvato bahiḥ
(SB 5.18.12)

Artinya adalah, "Siapapun yang sadar akan Tuhan, ia adalah seorang penyembah dan ia memiliki semua sifat-sifat baik." Apa yang kita anggap sebagai sifat-sifat baik, semua itu dimiliki olehnya. Dan sama halnya, seseorang yang bukan penyembah Tuhan, ia tidak memiliki sifat-sifat baik, karena ia hanya akan melayang-layang pada tataran pikiran saja.

Ada tataran yang berbeda-beda. Dalam konsep kehidupan yang didasarkan atas badan, maka umumnya anggapannya adalah, "Aku adalah badan ini. Karena itu urusanku adalah untuk memuaskan indria-indria." Inilah konsep kehidupan yang didasarkan atas badan. Dan yang lainnya berpikir, "Aku bukanlah badan ini, aku adalah pikiran." Jadi, mereka hanya melakukan angan-angan pikiran saja, seperti halnya para filsuf dan para orang bijak. Di atas itu, ada kelompok orang cerdas yang mempraktekkan sejumlah yoga. Dan akhirnya, tataran spiritual artinya adalah tataran yang ada di atas semua itu Yang pertama adalah konsep yang didasarkan atas badan, lalu pikiran, lalu kecerdasan dan kemudian spiritual.

Jadi, gerakan kesadaran Kṛṣṇa ini berada pada tataran spiritual, melampaui badan, pikiran dan kecerdasan. Tetapi sebenarnya, hendaknya kita sampai kepada tataran spiritual itu, karena kita adalah jiwa rohani, kita bukanlah badan ini, kita juga bukan pikiran dan kita juga bukan kecerdasan. Jadi, seseorang yang berada pada tataran kesadaran spiritual, maka mereka mendapatkan segalanya - kecerdasan, penggunaan pikiran secara benar dan penggunaan badan secara benar. Seperti halnya seorang milyuner, ia memiliki semua kepemilikan tingkat rendah. Sepuluh rupee, atau seratus rupee atau seratus pounds - ia memiliki segala-galanya.

Maka sama halnya, jika kita berusaha untuk melakukan suatu upaya guna membawa orang-orang hingga sampai kepada tataran kesadaran Tuhan, maka ia akan memiliki semua sifat-sifat lainnya yaitu,bagaimana caranya memelihara badan, bagaimana caranya mempergunakan pikiran, bagaimana caranya mempergunakan kecerdasan, segala sesuatunya. Tetapi mustahil bila setiap orang harus menjadi sadar akan Tuhan. Itu mustahil, karena terdapat tingkatan-tingkatan yang berbeda-beda. Namun setidaknya, ada satu golongan manusia yang tetap ada di dalam masyarakat sebagai golongan manusia yang ideal, yang sadar akan Tuhan. Seperti halnya di dalam kehidupan sehari-hari, kita memerlukan pengacara, insinyur, dokter dan masih banyak hal lainnya, maka sama halnya, di dalam masyarakat harus ada suatu golongan manusia yang sepenuhnya sadar akan Tuhan dan ideal. Itulah yang dibutuhkan.