ID/Prabhupada 0391 - Penjelasan Atas Mānasa Deha Geha
Mānasa, deho, geho, jo kichu mor. Ini adalah sebuah lagu yang dinyanyikan oleh Bhaktivinoda Ṭhākura. Ia sedang mengajarkan proses untuk berserah diri sepenuhnya.
Mānasa, deho, geho, jo kichu mor. Pertama-tama, ia menyerahkan pikirannya, karena pikiran adalah sumber dari semua angan-angan, dan proses penyerahan diri, pelaksanaan pelayanan bhakti berarti adalah dengan pertama-tama mengendalikan pikiran. Karena itu ia berkata mānasa yang artinya adalah "pikiran," kemudian deha, "indria-indria." Śarīra. Deha berarti badan ini, dan badan berarti indria-indria.
Jadi, jika kita menyerahkan pikiran kita kepada kaki padma Kṛṣṇa, maka dengan sendirinya indria-indria juga menjadi berserah diri. Kemudian, "rumahku." Deha, gego. Geho berarti "rumah." Jo kichu mor. Semua kepemilikan kita terdiri dari tiga hal ini yaitu : pikiran, badan dan rumah kita. Jadi, Bhaktivinoda Ṭhākura mengusulkan untuk menyerahkan segalanya.
Arpilū tuwā pade, nanda-kiśor. Nanda-kiśor adalah Kṛṣṇa. Jadi, "Aku menyerahkan pikiranku, badanku dan rumahku kepadaMu."
Sekarang, sampade vipade, jīvane-maraṇe, "entah apakah aku ada di dalam kebahagiaan atau aku ada di dalam penderitaan, entah apakah aku sedang dalam kondiisi hidup atau aku sudah mati."
Dāy mama gelā, tuwā o-pada baraṇe, "Sekarang aku merasa lega. Aku merasa lega karena aku sudah menyerahkan segalanya kepadaMu."
Mārobi rākhobi-jo icchā tohārā, "Sekarang terserah kepadaMu, apakah Engkau ingin aku tetap hidup atau engkau ingin membunuhku, itu tergantung kepadaMu."
Nitya-dāsa prati tuwā adhikārā, "Engkau berhak atas segalanya untuk melakukan apapun yang Engkau anggap benar dalam hubungan dengan pelayanMu. Aku ini adalah pelayanMu yang kekal."
Janmāobi moe icchā jadi tor, "Jika Engkau menginginkan seperti itu" - karena seorang penyembah pulang kembali ke rumah, kembali kepada Tuhan - maka karena itu Bhaktivinoda Ṭhākura mengusulkan, "Jika Engkau menginginkan agar aku mendapatkan kelahiran kembali, maka itu bukanlah masalah."
Bhakta-gṛhe jani janma hau mor, "Hanya inilah permohonanku jika aku harus terlahir kembali, mohon berkenan memberiku kesempatan untuk terlahir di dalam rumah seorang penyembah."
Kīṭa-janma hau jathā tuwā dās, "Aku tidak keberatan jika aku terlahir sebagai seekor serangga, tetapi aku harus berada di dalam rumah seorang penyembah."
Bahir mukha brahma-janme nāhi āś, "Karena aku tidak menyukai kehidupan mereka yang bukan penyembah. Bahkan jika aku lahir sebagai Dewa Brahmā. Aku ingin selalu berada bersama para penyembah."
Bhukti-mukti-spṛhā vihīna je bhakta, "Aku menginginkan penyembah yang seperti itu, yang tidak memperdulikan kebahagiaan material ataupun pembebasan spiritual."
Labhaite tāko saṅga anurakta, "Aku hanya menginginkan pergaulan dengan para penyembah yang seperti tu."
Janaka jananī, dayita, tanay, "Sekarang, mulai saat ini, Engkau adalah ayahku, Engkau adalah saudaraku, Engkau adalah puteriku, Engkau adalah puteraku, Engkau adalah Tuanku, Engkau adalah guru kerohanianku, Engkau adalah suamiku, dan segala sesuatunya adalah diriMu."
Bhakativinoda kohe, śuno kāna, "Tuhanku, Kāna - Kṛṣṇa, Engkau adalah kekasih dari Rādhārānī, tetapi Engkau adalah hidup dan jiwaku, maka mohon berkenan memberiku perlindungan."