ID/Prabhupada 0559 - Dengan Sangat Bodoh Mereka Berpikir Bahwa - Akulah Penguasa Atas Segala Yang Aku Lihat



Lecture on BG 2.62-72 -- Los Angeles, December 19, 1968

Prabhupāda : Ini adalah daya tarik māyā. Ia harus turun kembali. Ada sebuah śloka,

ye 'nye 'ravindākṣa vimukta-māninas
tvayy asta-bhāvād aviśuddha-buddhayaḥ
āruhya kṛcchreṇa paraṁ padaṁ tataḥ
patanty adho 'nādṛta-yuṣmad-aṅghrayaḥ
(SB 10.2.32)

Ini adalah doa dari Prahlāda Mahārāja. Ia berkata, "Tuhanku tercinta, yang bermata bagaikan bunga padma, Aravindākṣa," ye anye. "Ada beberapa orang yang berkualitas kelas tiga, mereka sangat membanggakan akhir dari kehidupan material ini, yaitu nirvāṇa atau keadaan tanpa kepribadian." Vimukta-māninaḥ. Vimukta-māninaḥ - secara keliru mereka berpikir bahwa mereka telah lolos dari cengkeraman māyā. Secara keliru. Vimukta-māninaḥ. Seperti ketika kamu secara keliru berpikir bahwa, "Akulah sang pemilik dari kota Los Angeles ini," bukankah pemikiran seperti itu merupakan pemikiranmu yang keliru? Sama halnya, jika setiap orang berpikir bahwa, "Sekarang aku telah mencapai nirvāṇa atau sekarang aku telah melebur ke dalam Yang Utama." Kamu mungkin berpikir seperti itu. Tetapi māyā sangatlah perkasa. Kamu mungkin merasa bangga karena rasa gengsi yang keliru. Vimukta-māninaḥ.

Bhāgavata mengatakan, tvayy asta-bhāvād aviśuddha-buddhayaḥ. (SB 10.2.32). "Tetapi karena mereka belum menemukan kaki padmaMu, maka kesadaran mereka belum murni, karena masih masih berpikir bahwa aku adalah sesuatu." Aviśuddha-buddhayaḥ. "Kecerdasan dan kesadaran mereka belum disucikan." Karenanya, āruhya kṛcchreṇa. "Mereka melaksanakan praktek yang sangat berat." Seperti para orang Buddha, mereka memiliki ...... Sekarang, mereka yang tidak menjalankan praktek tersebut, maka itu merupakan hal lain. Tetapi hukum dan peraturannya diperlihatkan sendiri oleh Sang Buddha. Beliau meninggalkan segala sesuatunya dan hanya disibukkan di dalam meditasi saja. Siapa yang melakukan hal itu sekarang? Tidak ada orang yang melakukannya. Syarat pertama dari Śaṅkarācārya adalah bahwa, "Pertama-tama ambillah sannyāsa, barulah kemudian kamu berbicara mengenai menjadi Nārāyaṇa." Dan siapa yang mengambil sannyāsa?

Jadi, mereka hanyalah berpikir secara keliru saja. Sebenarnya, kecerdasan mereka tidak murni dan kesadaran mereka juga tidak murni. Karena itu kendatipun mereka sudah berusaha keras seperti itu, hasilnya hanyalah, āruhya kṛcchreṇa param, walaupun mereka sudah terbang sangat tinggi, katakan saja hingga mencapai ketinggian 25.000 mil atau bahkan jutaan mil, mereka tidak menemukan satupun tempat berlindung, apakah itu planet bulan, apakah itu (tidak jelas). Dan akhirnya mereka kembali lagi ke kota Moscow, itu saja. Atau ke kota New York, itu saja. Itulah contohnya.

Saat mereka ada di atas ketinggian, oh, mereka mengambil gambar dengan kamera. "Oh, planet ini, planet bumi ini begitu hijau dan begitu kecil. Aku mengelilinginya siang dan malam dan melihat tiga perioda siang dan malam itu hanya dalam waktu satu jam saja." Baiklah, itu bagus sekali. Sekarang silakan segera turun kembali. (tertawa). Itu saja. Māyā sangatlah perkasa, dan ia akan berkata, "Ya, bagus sekali. Kamu sudah sangat maju di dalam ilmu pengetahuan ilmiahmu, tetapi silakan turun kembali. Ayo, turun kembali. Jika tidak, maka kamu akan ditempatkan di samudra Atlantik." Itu saja. Dan tetap saja mereka masih merasa sangat bangga, "Oh, kita sudah membuat kemajuan. Dalam sepuluh tahun, kamu bisa membeli tiket atau membeli tanah di bulan." Kalian tahu, di Russia, mereka menjual tanah dan mereka mengiklankan hal itu sebagai berikut, "Ada Laut Moskow. Kami sudah menancapkan bendera kami di laut itu untuk ...."

Jadi, semua itu hanyalah merupakan usulan saja. Mereka bahkan tidak bisa pergi ke planet yang terdekat, apalagi untuk pergi ke angkasa spiritual. Jika kamu benar-benar serius untuk pergi ke angkasa spiritual dan Vaikuṇṭhaloka, maka gunakanlah cara yang sederhana ini, Hare Kṛṣṇa. Itu saja.

Tamu : Saya tertarik kepada atheisme.

Prabhupāda : (tanpa mendengar atau memperhatikan sang tamu) Ini adalah karunia dari Tuhan Caitanya. Namo mahā-vadānyāya. Karena itu Rūpa Gosvāmī berkata, "Anda adalah yang paling mulia di antara orang-orang yang dermawan, karena Anda memberikan karunia yang paling agung." Kṛṣṇa-prema-pradāya te. (CC Madhya 19.53). "Anda memberikan cinta Kṛṣṇa, yang akan membawa hamba menuju kerajaan Kṛṣṇa." Inilah karunia terbesar bagi masyarakat manusia. Tetapi orang-orang bodoh, mereka tidak memahami hal itu. Apa yang dapat aku lakukan? Daivī hy eṣā guṇamayī. (BG 7.14). Māyā sangatlah perkasa. Jika kita mengatakan, "Inilah booklet kecil yang berjudul, Perjalanan Mudah Menuju Planet Lain," mereka tetap tidak mau menerimanya. Mereka akan membuat sendiri perencanaan mengenai bagaimana caranya untuk pergi ke planet lain dengan menggunakan sputnik, yang sebenarnya mustahil.

Kamu tidak bisa pergi ke manapun. Itulah kehidupan terikat kita. Terikat berarti bahwa kamu harus tetap berada di sini. Kamu harus tetap berada di sini. Siapa yang mengijinkanmu untuk pergi ke planet lain? Untuk bisa datang ke sini, untuk bisa mendapatkan visa permanen dari negaramu, aku harus berjuang dengan sangat keras, dan kamu akan pergi ke bulan? Tanpa visa? Kamu pikir mereka akan mengijinkan dirimu masuk ke sana? Apakah hal itu begitu mudahnya? Tetapi tetap saja, dengan sangat bodoh mereka berpikir bahwa, "Akulah penguasa atas segala yang aku lihat." Itu saja. Mereka berpikir bahwa planet ini adalah raja, sedangkan semua planet lainnya merupakan para pelayan. Mereka, para pelayan itu, akan memuaskan indria-indria kita. Itu adalah kebodohan. Baiklah. Berjapalah Hare Kṛṣṇa.