ID/BG 8.14: Difference between revisions
(Bhagavad-gita Compile Form edit) |
(Vanibot #0019: LinkReviser - Revised links and redirected them to the de facto address when redirect exists) |
||
Line 5: | Line 5: | ||
==== ŚLOKA 14 ==== | ==== ŚLOKA 14 ==== | ||
<div class="devanagari"> | |||
:अनन्यचेताः सततं यो मां स्मरति नित्यशः । | |||
:तस्याहं सुलभः पार्थ नित्ययुक्तस्य योगिनः ॥१४॥ | |||
</div> | |||
<div class="verse"> | <div class="verse"> | ||
: | :ananya-cetāḥ satataḿ | ||
: | :yo māḿ smarati nityaśaḥ | ||
: | :tasyāhaḿ sulabhaḥ pārtha | ||
: | :nitya-yuktasya yoginaḥ | ||
</div> | </div> | ||
Line 17: | Line 21: | ||
<div class="synonyms"> | <div class="synonyms"> | ||
ananya- | ''ananya-cetāḥ''—tanpa pikiran menyimpang; ''satatam''—selalu; ''yaḥ''—siapapun yang; ''mām''—Aku (Śrī Kṛṣṇa); ''smarati''—ingat; ''nityaśaḥ''—secara teratur; ''tasya''—kepadanya; ''aham''—Aku adalah; ''su-labhaḥ''—mudah sekali dicapai; ''pārtha''—wahai putera Pṛthā; ''nitya''—secara teratur; ''yuktasya''—tekun; ''yoginaḥ''—bagi seorang penyembah. | ||
</div> | </div> | ||
Line 35: | Line 39: | ||
Kwalifikasi istimewa yang dimiliki oleh seorang penyembah yang murni ialah bahwa dia selalu berpikir tentang Kṛṣṇa tanpa menyimpang dan tanpa memikirkan waktu maupun tempat. Seharusnya tidak ada alangan apapun. Seharusnya ia dapat melaksanakan ''bhakti''nya di manapun dan kapanpun. Ada beberapa orang yang mengatakan bahwa sebaiknya seorang penyembah menetap di tempat-tempat suci seperti Vṛndāvana atau kota suci tempat tinggal Kṛṣṇa, tetapi seorang penyembah murni dapat tinggal di manapun dan menciptakan suasana Vṛndāvana dengan ''bhakti''nya. Śrī Advaita pernah berkata kepada Śrī Caitanya, "O Tuhan yang hamba cintai, di manapun Anda berada—di sanalah Vṛndāvana." | Kwalifikasi istimewa yang dimiliki oleh seorang penyembah yang murni ialah bahwa dia selalu berpikir tentang Kṛṣṇa tanpa menyimpang dan tanpa memikirkan waktu maupun tempat. Seharusnya tidak ada alangan apapun. Seharusnya ia dapat melaksanakan ''bhakti''nya di manapun dan kapanpun. Ada beberapa orang yang mengatakan bahwa sebaiknya seorang penyembah menetap di tempat-tempat suci seperti Vṛndāvana atau kota suci tempat tinggal Kṛṣṇa, tetapi seorang penyembah murni dapat tinggal di manapun dan menciptakan suasana Vṛndāvana dengan ''bhakti''nya. Śrī Advaita pernah berkata kepada Śrī Caitanya, "O Tuhan yang hamba cintai, di manapun Anda berada—di sanalah Vṛndāvana." | ||
Seorang penyembah murni senantiasa ingat dan bersemadi kepada Kṛṣṇa, sebagaimana ditunjukkan dengan kata ''satatam'' dan ''nityaśaḥ'', yang berarti selalu," secara teratur," atau "setiap hari." Inilah kwalifikasi-kwalifikasi penyembah yang murni, dan Kṛṣṇa paling mudah dicapai oleh penyembah yang murni itu. ''Bhakti-yoga'' adalah sistem yang dianjurkan dalam ''Bhagavad-gītā'' sebagai sistem yang paling baik di antara segala sistem lainnya. Pada umumnya, para ''bhakti-yogī'' tekun dengan lima cara yang berbeda: (1) ''śānta-bhakta'', menekuni ''bhakti'' dengan sifat netral; (2) ''dāsya-bhakta'', menekuni ''bhakti'' sebagai hamba; (3) ''sakhya-bhakta'', menekuni ''bhakti'' sebagai kawan; (4) ''vātsalya-bhakta'', menekuni ''bhakti'' sebagai ayah atau ibu; | Seorang penyembah murni senantiasa ingat dan bersemadi kepada Kṛṣṇa, sebagaimana ditunjukkan dengan kata ''satatam'' dan ''nityaśaḥ'', yang berarti selalu," secara teratur," atau "setiap hari." Inilah kwalifikasi-kwalifikasi penyembah yang murni, dan Kṛṣṇa paling mudah dicapai oleh penyembah yang murni itu. ''Bhakti-yoga'' adalah sistem yang dianjurkan dalam ''Bhagavad-gītā'' sebagai sistem yang paling baik di antara segala sistem lainnya. Pada umumnya, para ''bhakti-yogī'' tekun dengan lima cara yang berbeda: (1) ''śānta-bhakta'', menekuni ''bhakti'' dengan sifat netral; (2) ''dāsya-bhakta'', menekuni ''bhakti'' sebagai hamba; (3) ''sakhya-bhakta'', menekuni ''bhakti'' sebagai kawan; (4) ''vātsalya-bhakta'', menekuni ''bhakti'' sebagai ayah atau ibu; dan (5) ''mādhurya-bhakta'', menekuni ''bhakti'' sebagai kekasih Tuhan Yang Maha Esa. Dalam segala cara tersebut, seorang penyembah yang murni senantiasa tekun dalam cinta-''bhakti'' kepada Tuhan Yang Maha Esa dan tidak dapat melupakan Tuhan Yang Maha Esa. Karena itu, penyembah itu mudah sekali mencapai kepada Tuhan. Seorang penyembah murni tidak dapat melupakan Tuhan Yang Maha Esa bahkan selama sesaat pun. Begitu pula, Tuhan Yang Maha Esa tidak dapat melupakan penyembahNya yang murni bahkan sesaatpun. Inilah karunia besar dari proses dari kesadaran Kṛṣṇa, yaitu dengan cara mengucapkan ''mahā-mantra''—Hare Kṛṣṇa, Hare Kṛṣṇa, Kṛṣṇa Kṛṣṇa, Hare Hare/ Hare Rāma, Hare Rāma, Rāma Rāma, Hare Hare. | ||
</div> | </div> | ||
Latest revision as of 03:29, 28 June 2018
ŚLOKA 14
- अनन्यचेताः सततं यो मां स्मरति नित्यशः ।
- तस्याहं सुलभः पार्थ नित्ययुक्तस्य योगिनः ॥१४॥
- ananya-cetāḥ satataḿ
- yo māḿ smarati nityaśaḥ
- tasyāhaḿ sulabhaḥ pārtha
- nitya-yuktasya yoginaḥ
Sinonim
ananya-cetāḥ—tanpa pikiran menyimpang; satatam—selalu; yaḥ—siapapun yang; mām—Aku (Śrī Kṛṣṇa); smarati—ingat; nityaśaḥ—secara teratur; tasya—kepadanya; aham—Aku adalah; su-labhaḥ—mudah sekali dicapai; pārtha—wahai putera Pṛthā; nitya—secara teratur; yuktasya—tekun; yoginaḥ—bagi seorang penyembah.
Terjemahan
Wahai putera Pṛthā, Aku mudah sekali dicapai oleh orang yang selalu ingat kepadaKu tanpa menyimpang sebab dia senantiasa tekun dalam bhakti.
Penjelasan
Ayat ini khususnya menguraikan tujuan terakhir yang dicapai oleh para penyembah murni yang mengabdikan diri kepada Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa dalam bhakti-yoga. Ayat-ayat sebelumnya menyebutkan empat jenis penyembah—orang yang berduka cita, orang yang ingin tahu, orang yang mencari keuntungan material, dan para filosof yang berangan-angan. Berbagai proses pembebasan juga sudah diuraikan karma-yoga, jñāna-yoga dan haṭha-yoga. Prinsip sistem-sistem yoga tersebut mengandung sekedar bhakti, tetapi ayat ini khususnya menyebutkan bhakti-yoga yang murni, tanpa dicampur jñāna, karma maupun haṭha. Sebagaimana ditunjukkan dengan kata ananya-cetāḥ, dalam bhakti-yoga yang murni, seorang penyembah tidak menginginkan sesuatu selain Kṛṣṇa. Seorang penyembah murni tidak ingin diangkat sampai planet-planet surga, dan dia juga tidak berusaha menunggal dalam brahmajyoti atau mencapai keselamatan atau pembebasan dari ikatan material. Seorang penyembah yang murni tidak menginginkan sesuatu. Dalam Caitanya-caritāmṛta, penyembah murni disebut niṣkāma, yang berarti dia tidak mempunyai keinginan untuk kepentingannya sendiri. Hanya penyembah murni itulah yang memiliki kedamaian, sedangkan orang yang berusaha mencari keuntungan pribadi tidak mencapai kedamaian. Seorang jñāna-yogī, karma-yogī, atau haṭha-yogī mementingkan dirinya sendiri, sedangkan seorang penyembah yang sempurna, tidak mempunyai keinginan selain memuaskan Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa. Karena itu, Kṛṣṇa menyatakan bahwa DiriNya mudah dicapai oleh siapapun yang setia kepadaNya dan tidak pernah menyimpang.
Seorang penyembah murni selalu tekun dalam bhakti kepada Kṛṣṇa dalam salah satu di antara berbagai aspek pribadiNya. Kṛṣṇa mempunyai berbagai penjelmaan dan perwujudan yang berkuasa penuh, misalnya Rāma dan Nṛsiṁha. Seorang penyembah dapat memilih untuk memusatkan pikirannya dalam cinta-bhakti kepada salah satu di antara bentuk-bentuk rohani Tuhan Yang Maha Esa. Seorang penyembah seperti itu tidak menghadapi masalah-masalah yang menyiksa diri seperti mempraktekkan sistem-sistem yoga lainnya. Bhakti-yoga sangat sederhana, murni dan mudah dilaksanakan. Seseorang dapat mulai melakukan bhakti-yoga dengan mengucapkan mantra Hare Kṛṣṇa. Kṛṣṇa sangat murah hati kepada semua makhluk hidup, sebagaimana sudah kami jelaskan, Kṛṣṇa menaruh minat khusus kepada orang yang mengabdikan diri kepada Beliau tanpa menyimpang. Kṛṣṇa membantu penyembah-penyembah seperti itu dengan berbagai cara. Sebagaimana dinyatakan dalam Veda (Kaṭha Upaniṣad 1.2.23), yam evaiṣa vṛṇute tena labhyas/ tasyaiṣa ātmā vivṛṇute tanuṁ svām: Orang yang sudah menyerahkan diri sepenuhnya dan tekun dalam bhakti kepada Tuhan Yang Maha Esa dapat mengerti tentang Tuhan Yang Maha Esa menurut kedudukan Beliau yang sebenarnya. Sebagaimana dinyatakan dalam Bhagavad-gītā (10.10), dadāmi buddhi-yogaṁ tam: Kṛṣṇa memberikan kecerdasan secukupnya kepada seorang penyembah supaya akhirnya penyembah itu dapat mencapai kepada Kṛṣṇa di kerajaan rohaniNya.
Kwalifikasi istimewa yang dimiliki oleh seorang penyembah yang murni ialah bahwa dia selalu berpikir tentang Kṛṣṇa tanpa menyimpang dan tanpa memikirkan waktu maupun tempat. Seharusnya tidak ada alangan apapun. Seharusnya ia dapat melaksanakan bhaktinya di manapun dan kapanpun. Ada beberapa orang yang mengatakan bahwa sebaiknya seorang penyembah menetap di tempat-tempat suci seperti Vṛndāvana atau kota suci tempat tinggal Kṛṣṇa, tetapi seorang penyembah murni dapat tinggal di manapun dan menciptakan suasana Vṛndāvana dengan bhaktinya. Śrī Advaita pernah berkata kepada Śrī Caitanya, "O Tuhan yang hamba cintai, di manapun Anda berada—di sanalah Vṛndāvana."
Seorang penyembah murni senantiasa ingat dan bersemadi kepada Kṛṣṇa, sebagaimana ditunjukkan dengan kata satatam dan nityaśaḥ, yang berarti selalu," secara teratur," atau "setiap hari." Inilah kwalifikasi-kwalifikasi penyembah yang murni, dan Kṛṣṇa paling mudah dicapai oleh penyembah yang murni itu. Bhakti-yoga adalah sistem yang dianjurkan dalam Bhagavad-gītā sebagai sistem yang paling baik di antara segala sistem lainnya. Pada umumnya, para bhakti-yogī tekun dengan lima cara yang berbeda: (1) śānta-bhakta, menekuni bhakti dengan sifat netral; (2) dāsya-bhakta, menekuni bhakti sebagai hamba; (3) sakhya-bhakta, menekuni bhakti sebagai kawan; (4) vātsalya-bhakta, menekuni bhakti sebagai ayah atau ibu; dan (5) mādhurya-bhakta, menekuni bhakti sebagai kekasih Tuhan Yang Maha Esa. Dalam segala cara tersebut, seorang penyembah yang murni senantiasa tekun dalam cinta-bhakti kepada Tuhan Yang Maha Esa dan tidak dapat melupakan Tuhan Yang Maha Esa. Karena itu, penyembah itu mudah sekali mencapai kepada Tuhan. Seorang penyembah murni tidak dapat melupakan Tuhan Yang Maha Esa bahkan selama sesaat pun. Begitu pula, Tuhan Yang Maha Esa tidak dapat melupakan penyembahNya yang murni bahkan sesaatpun. Inilah karunia besar dari proses dari kesadaran Kṛṣṇa, yaitu dengan cara mengucapkan mahā-mantra—Hare Kṛṣṇa, Hare Kṛṣṇa, Kṛṣṇa Kṛṣṇa, Hare Hare/ Hare Rāma, Hare Rāma, Rāma Rāma, Hare Hare.