ID/Prabhupada 0723 - Bahan-Bahan Kimia Berasal Dari Kehidupan - Kehidupan Tidaklah Berasal Dari Bahan-bahan Kimia
Lecture on BG 7.4 -- Bombay, February 19, 1974
Prabhupāda : Jadi, ada sang jiwa, ada badan material yang kasar dan ada badan material yang halus. Sang jiwa inilah yang merupakan prinsip dasarnya, tetapi untuk mendapatkan sebuah badan, sebagaimana yang sudah aku jelaskan, maka cairan yang dikeluarkan oleh sang ayah dan sang ibu, keduanya bergabung, lalu keduanya terpadatkankan serta terbentuk menjadi suatu bentuk yang menyerupai sebuah kacang polong. Kemudian sang jiwa masuk melalui cairan sperma dari sang ayah dan ia lalu berada di sana. Maka kemudian badan berkembang.
Sekarang, cobalah berusaha untuk memahami. Karena sang jiwa rohani ada di sana, maka materi yang ada menjadi berkembang. Jika sang jiwa tidak ada di sana, jika sang anak itu mati, maka tidak ada lagi perkembangan. Tidak ada lagi perkembangan. Tidak pernah ada anak yang mati yang mengembangkan badannya. Setiap orang memahami hal itu. Karena itu unsur-unsur material ini berasal dari sang jiwa rohani, dan bukannya bahwa sang jiwa rohani yang berasal dari unsur-unsur material. Bukan seperti itu. Itu adalah teori yang keliru. Jika sang jiwa berasal dari penggabungan material, lalu mengapa kamu tidak bisa .... menghasilkan suatu makhluk hidup di dalam laboratorium. Di dalam laboratorium, tidak, bukan seperti itu. ... Suatu materi .... Karena .... Penciptaan material itu ada karena aku menginginkan sesuatu, suatu keadaan tertentu, suatu suasana tertentu, dan juga karena ada anumantā, Tuhan Yang Maha Kuasa. Beliaulah yang merupakan Sang Pemberi Persetujuan Utama - Beliau memberiku kesempatan untuk masuk ke dalam suatu jenis badan dari ibu tertentu lalu kemudian materi menjadi tumbuh dan berkembang.
Jadi, kenyataan yang sebenarnya adalah bahwa energi material muncul dari sang jiwa rohani. Ambillah contoh ... Contoh ini sudah pernah aku berikan, mengenai bahan-bahan kimia. Sekarang, ambil contoh sebatang pohon lemon. Pohon itu adalah suatu makhluk hidup, dan ia menghasilkan setidaknya ratusan pound asam sitrat. Lemon, setiap orang mengetahui hal ini. Kamu mengambil limapuluh buah lemon hari ini, lalu kamu mengambil kembali limapuluh buah lemon, dan jika kamu memeras buah-buah lemon itu, kamu akan mendapatkan asam sitrat yang sangat banyak. Jadi, dari manakah bahan kimia yang berupa asam sitrat berasal? Ia berasal dari makluk hidup yang ada di dalam pohon lemon itu. Karena itulah maka kesimpulannya adalah bahwa bahan-bahan kimia berasal dari kehidupan, kehidupan tidaklah berasal dari bahan-bahan kimia. Jika kehidupan berasal dari bahan-bahan kimia, maka cobalah kamu mebuatnya. Aku berikan kepadamu bahan-bahan kimianya, apapun bahan kimia yang kamu inginkan. Jadi, bahan-bahan kimialah yang dihasilkan dari kehidupan. Sebagaimana halnya kamu telah mengalami saat kamu berkeringat. Cobalah kamu mengecap keringatmu, maka akan terasa asin karena ada garam. Dari manakah garam itu berasal? Garam itu .... apa nama kimiawi dari garam? Sodium karbonat, bukan?
Penyembah : Klorida.
Prabhupāda : Sodium klorida. Sodium klorida. Jadi, sodium klorida, dari manakah ia berasal? Ia berasal dari badanmu, dan badanmu berasal dari sang jiwa. Karena itulah penyebab utama dari sodium klorida adalah sang jiwa. Maka, sebagaimana kamu bisa menganalisa sejumlah kecil bahan kimia yang ada pada badanmu, pada badan pohon-pohonan, pada badan apapun, maka coba bayangkanlah badan yang tidak terbatas ini, badan raksasa dari Kṛṣṇa, virāṭ-puruṣa, betapa banyaknya bahan kimia yang dapat dihasilkan oleh badan tersebut. Karena itu, jangan menganggap bahwa semua ini hanyalah suatu khayalan belaka. Kṛṣṇa berkata,
- bhūmir āpo 'nalo vāyuḥ
- khaṁ mano buddhir eva ca
- ahaṅkāra itīyaṁ me
- bhinnā prakṛtir aṣṭadhā
- (BG 7.4)
"Ke delapan jenis unsur material, baik yang sifatnya kasar maupun yang sifatnya halus, semua itu adalah energiKu." Semua itu berasal dari Kṛṣṇa. Jika kamu .... Kṛṣṇa sama sekali tidak mengatakan sesuatu yang sifatnya omong kosong . Beliau juga bukan sedang menggertak dirimu. Setidaknya mereka yang sudah lebih maju, mengapa kalian membaca Bhagavad-gītā? Karena Bhagavad-gītā itu memiliki kewenangan, Kṛṣṇa sedang bersabda. Itulah yang sebenarnya. Beliaulah pihak berwenang yang paling utama. Kita harus menerima pengetahuan dari pihak yang berwenang, kita tidak boleh menciptakan pengetahuan sendiri. Tidak bisa seperti itu ... Itu adalah pengetahuan yang tidak sempurna, karena indria-indria kita juga tidak sempurna.