ID/BG 3.33

Revision as of 15:07, 17 December 2017 by Gusti (talk | contribs) (Bhagavad-gita Compile Form edit)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Śrī Śrīmad A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupāda


ŚLOKA 33

sadṛśaḿ ceṣṭate svasyāḥ
prakṛter jñānavān api
prakṛtiḿ yānti bhūtāni
nigrahaḥ kiḿ kariṣyati

Sinonim

sadṛśam—sesuai dengan; ceṣṭate—berusaha; svasyāḥ—oleh milik dirinya; prakṛteḥ—sifat-sifat alam; jñāna-vān—bijaksana; api—walaupun; prakṛtim—alam; yānti—menjalani; bhūtāni—semua makhluk hidup; nigrahaḥ—pengekangan; kim—apa; kariṣyāti—dapat mencapai.

Terjemahan

Orang yang berpengetahuanpun bertindak menurut sifatnya sendiri, sebab semua orang mengikuti sifat yang telah diperolehnya dari tiga sifat alam. Karena itu apa yang dapat dicapai dengan pengekangan?

Penjelasan

Kalau seseorang belum mantap pada tingkat rohani kesadaran Kṛṣṇa, ia tidak dapat dibebaskan dari pengaruh sifat-sifat alam material, sebagaimana dibenarkan oleh Kṛṣṇa dalam Bab Tujuh (7.14). Karena itu, orang yang paling terdidik sekalipun di bidang material tidak mungkin keluar dari ikatan māyā hanya dengan pengetahuan teori, atau dengan memisahkan sang roh dari badan. Ada banyak orang yang hanya namanya saja rohaniwan yang secara lahiriah menyamar seolah-olah mereka sudah maju di bidang ilmu pengetahuan rohani, tetapi di dalam hati atau secara sembunyi-sembunyi mereka sepenuhnya di bawah sifat-sifat alam tertentu yang tidak dapat dilampauinya. Menurut perguruan tinggi, mungkin seseorang berpengetahuan tinggi, tetapi oleh karena pergaulannya dengan alam material sejak lama, dia berada dalam ikatan. Kesadaran Kṛṣṇa membantu seseorang untuk keluar dari ikatan material, walaupun barangkali dia sibuk dalam tugas-tugas yang sudah ditetapkan untuknya menurut kehidupan material. Karena itu, tanpa menjadi sadar akan Kṛṣṇa sepenuhnya, hendaknya orang jangan meninggalkan tugas-tugas kewajibannya. Hendaknya orang jangan tiba-tiba meninggalkan tugas-tugas kewajibannya dan menjadi apa yang hanya namanya saja yogī atau rohaniwan dengan cara yang tidak wajar. Lebih baik menjadi mantap dalam kedudukan sendiri dan berusaha mencapai kesadaran Kṛṣṇa di bawah latihan yang lebih tinggi. Dengan demikian, ia dapat menjadi bebas dari cengkraman māyā Kṛṣṇa.