ID/BG 10.34

Revision as of 16:03, 3 February 2018 by Gusti (talk | contribs) (Bhagavad-gita Compile Form edit)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Śrī Śrīmad A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupāda


ŚLOKA 34

mṛtyuḥ sarva-haraś cāham
udbhavaś ca bhaviṣyatām
kīrtiḥ śrīr vāk ca nārīṇāḿ
smṛtir medhā dhṛtiḥ kṣamā

Sinonim

mṛtyuḥ—kematian; sarva-haraḥ—makan segala sesuatu; ca—juga; aham—Aku adalah; udbhavaḥ—yang menghasilkan; ca—juga; bhaviṣyatām—dari perwujudan-perwujudan pada masa yang akan datang; kīrtiḥ—kemasyhuran; śrīḥ—kehebatan atau kecantikan; vāk—bahasa yang halus; ca—juga; nārīṇām—di kalangan para kaum wanita; smṛtiḥ—ingatan; medhā—kecerdasan; dhṛtiḥ—ketegasan; kṣamā—kesabaran.

Terjemahan

Aku adalah maut yang memakan segala sesuatu, dan Aku adalah prinsip yang menghasilkan segala sesuatu yang belum terjadi. Di kalangan kaum wanita, Aku adalah kemasyhuran, keuntungan, bahasa yang halus, ingatan, kecerdasan, ketabahan dan kesabaran.

Penjelasan

Begitu seseorang dilahirkan, dia menjalani proses kematian pada setiap saat. Karena itu, kematian menelan setiap makhluk hidup setiap saat, tetapi pukulan terakhir disebut kematian sendiri. Kematian itu adalah Kṛṣṇa. Mengenai perkembangan pada masa yang akan datang, semua makhluk hidup mengalami enam perubahan pokok. Para makhluk hidup dilahirkan, tumbuh, tahan selama beberapa waktu, berketurunan, merosot, dan akhirnya lenyap. Di antara perubahan-perubahan itu, yang pertama ialah kelahiran dari kandungan. Perubahan itu adalah Kṛṣṇa. Kelahiran pertama adalah awal kegiatan pada masa yang akan datang.

Daftar tujuh kehebatan yang disebut—yaitu, kemasyhuran, keuntungan, bahasa yang halus, ingatan, kecerdasan, ketabahan dan kesabaran dianggap sifat-sifat wanita. Kalau seseorang memiliki semua sifat tersebut atau beberapa diantaranya, dia menjadi mulia. Kalau seseorang terkenal sebagai orang yang saleh dan adil maka sifat itu menyebabkan dia mulia. Bahasa Sansekerta adalah bahasa yang sempurna; karena itu, bahasa Sansekerta mulia sekali. Kalau seseorang dapat ingat mata pelajaran sesudah mempelajarinya, dia sudah diberkahi dengan ingatan yang baik, atau smṛti. Kecerdasan (medhā) berarti kesanggupan bukan hanya untuk membaca banyak buku tentang berbagai mata pelajaran, tetapi juga mengerti buku-buku itu dan menggunakan pengetahuan dari buku-buku itu apabila diperlukan. Ini merupakan kehebatan lain lagi. Kesanggupan untuk mengatasi keadaan yang kurang mantap disebut ketabahan hati atau sifat mantap (dhṛti). Bila seseorang memiliki kwalifikasi sepenuhnya tetapi tetap rendah hati dan lemah lembut, dan bila seseorang memelihara keseimbangannya baik dalam duka cita maupun kebahagiaan keadaan yang riang, dia memiliki kehebatan yang disebut kesabaran (kṣamā).