ID/BG 3.28: Difference between revisions

(Bhagavad-gita Compile Form edit)
 
(Vanibot #0019: LinkReviser - Revised links and redirected them to the de facto address when redirect exists)
 
Line 5: Line 5:


==== ŚLOKA 28 ====
==== ŚLOKA 28 ====
<div class="devanagari">
:तत्त्ववित्तु महाबाहो गुणकर्मविभागयोः ।
:गुणा गुणेषु वर्तन्त इति मत्वा न सज्जते ॥२८॥
</div>


<div class="verse">
<div class="verse">
:''tattva-vit tu mahā-bāho''
:tattva-vit tu mahā-bāho
:''guṇa-karma-vibhāgayoḥ''
:guṇa-karma-vibhāgayoḥ
:''guṇā guṇeṣu vartanta''
:guṇā guṇeṣu vartanta
:''iti matvā na sajjate''
:iti matvā na sajjate
 
</div>
</div>


Line 17: Line 21:


<div class="synonyms">
<div class="synonyms">
tattva-vit—orang yang mengenal Kebenaran Mutlak; tu—tetapi; mahā-bāho—wahai yang berlengan perkasa; guṇa-karma—pekerjaan di bawah pengaruh material; vibhāgayoḥ—perbedaanperbedaan; guṇāḥ—indera-indera; guṇeṣu—dalam kepuasan indera-indera; vartante—dijadikan tekun; iti—demikian; matvā—berpikir; na—tidak pernah; sajjate—menjadi terikat.
''tattva-vit''—orang yang mengenal Kebenaran Mutlak; ''tu''—tetapi; ''mahā-bāho''—wahai yang berlengan perkasa; ''guṇa-karma''—pekerjaan di bawah pengaruh material; ''vibhāgayoḥ''—perbedaanperbedaan; ''guṇāḥ''—indera-indera; ''guṇeṣu''—dalam kepuasan indera-indera; ''vartante''—dijadikan tekun; ''iti''—demikian; ''matvā''—berpikir; ''na''—tidak pernah; ''sajjate''—menjadi terikat.
</div>
</div>


Line 29: Line 33:


<div class="purport">
<div class="purport">
Orang yang mengetahui tentang Kebenaran Mutlak yakin bahwa kedudukan dirinya sulit dalam hubungan material. Dia mengetahui bahwa dirinya adalah bagian dari Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, Kṛṣṇa, yang mempunyai sifat yang sama seperti Kṛṣṇa, dan bahwa hendaknya ia jangan tetap tinggal di dalam ciptaan material. Dia mengetahui identitasnya yang sejati sebagai bagian dari Yang Mahakuasa yang mempunyai sifat sama seperti Yang Mahakuasa. Yang Mahakuasa mempunyai sifat kebahagiaan dan pengetahuan yang kekal. Dia menginsafi bahwa entah bagaimana ia terperangkap dalam paham hidup duniawi. Dalam keadaan kehidupannya yang murni, dia dimaksudkan untuk menggabungkan kegiatannya dalam bhakti kepada Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, Kṛṣṇa. Karena itu, dia menekuni kegiatan kesadaran Kṛṣṇa dan sewajarnya tidak terikat terhadap kegiatan indria-indria material, yang semua tergantung pada keadaan dan bersifat sementara. Dia mengetahui bahwa keadaan hidupnya yang bersifat material dibawah Kemahakuasaan Tuhan; karena itu, dia tidak digoyahkan sama sekali oleh segala jenis reaksi material. Dia menganggap reaksi-reaksi material sebagai karunia Tuhan. Menurut Śrīmad-Bhāgavatam, orang yang mengenal Kebenaran Mutlak dalam tiga aspek yang berbeda—yaitu Brahman, Paramātmā dan Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa—disebut tattva-vit, sebab dia juga mengetahui kedudukannya yang nyata berhubungan dengan Yang Mahakuasa.
Orang yang mengetahui tentang Kebenaran Mutlak yakin bahwa kedudukan dirinya sulit dalam hubungan material. Dia mengetahui bahwa dirinya adalah bagian dari Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, Kṛṣṇa, yang mempunyai sifat yang sama seperti Kṛṣṇa, dan bahwa hendaknya ia jangan tetap tinggal di dalam ciptaan material. Dia mengetahui identitasnya yang sejati sebagai bagian dari Yang Mahakuasa yang mempunyai sifat sama seperti Yang Mahakuasa. Yang Mahakuasa mempunyai sifat kebahagiaan dan pengetahuan yang kekal. Dia menginsafi bahwa entah bagaimana ia terperangkap dalam paham hidup duniawi. Dalam keadaan kehidupannya yang murni, dia dimaksudkan untuk menggabungkan kegiatannya dalam bhakti kepada Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, Kṛṣṇa. Karena itu, dia menekuni kegiatan kesadaran Kṛṣṇa dan sewajarnya tidak terikat terhadap kegiatan indria-indria material, yang semua tergantung pada keadaan dan bersifat sementara. Dia mengetahui bahwa keadaan hidupnya yang bersifat material di bawah Kemahakuasaan Tuhan; karena itu, dia tidak digoyahkan sama sekali oleh segala jenis reaksi material. Dia menganggap reaksi-reaksi material sebagai karunia Tuhan. Menurut ''Śrīmad-Bhāgavatam'', orang yang mengenal Kebenaran Mutlak dalam tiga aspek yang berbeda—yaitu Brahman, Paramātmā dan Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa—disebut ''tattva-vit'', sebab dia juga mengetahui kedudukannya yang nyata berhubungan dengan Yang Mahakuasa.
</div>
</div>



Latest revision as of 02:02, 28 June 2018

Śrī Śrīmad A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupāda


ŚLOKA 28

तत्त्ववित्तु महाबाहो गुणकर्मविभागयोः ।
गुणा गुणेषु वर्तन्त इति मत्वा न सज्जते ॥२८॥
tattva-vit tu mahā-bāho
guṇa-karma-vibhāgayoḥ
guṇā guṇeṣu vartanta
iti matvā na sajjate

Sinonim

tattva-vit—orang yang mengenal Kebenaran Mutlak; tu—tetapi; mahā-bāho—wahai yang berlengan perkasa; guṇa-karma—pekerjaan di bawah pengaruh material; vibhāgayoḥ—perbedaanperbedaan; guṇāḥ—indera-indera; guṇeṣu—dalam kepuasan indera-indera; vartante—dijadikan tekun; iti—demikian; matvā—berpikir; na—tidak pernah; sajjate—menjadi terikat.

Terjemahan

Orang yang memiliki pengetahuan tentang Kebenaran Mutlak tidak menjadi sibuk dalam indria-indria dan kepuasan indria-indria, sebab ia mengetahui dengan baik perbedaan antara pekerjaan dalam bhakti dan pekerjaan yang dimaksudkan untuk membuahkan hasil atau pahala, wahai yang berlengan perkasa.

Penjelasan

Orang yang mengetahui tentang Kebenaran Mutlak yakin bahwa kedudukan dirinya sulit dalam hubungan material. Dia mengetahui bahwa dirinya adalah bagian dari Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, Kṛṣṇa, yang mempunyai sifat yang sama seperti Kṛṣṇa, dan bahwa hendaknya ia jangan tetap tinggal di dalam ciptaan material. Dia mengetahui identitasnya yang sejati sebagai bagian dari Yang Mahakuasa yang mempunyai sifat sama seperti Yang Mahakuasa. Yang Mahakuasa mempunyai sifat kebahagiaan dan pengetahuan yang kekal. Dia menginsafi bahwa entah bagaimana ia terperangkap dalam paham hidup duniawi. Dalam keadaan kehidupannya yang murni, dia dimaksudkan untuk menggabungkan kegiatannya dalam bhakti kepada Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, Kṛṣṇa. Karena itu, dia menekuni kegiatan kesadaran Kṛṣṇa dan sewajarnya tidak terikat terhadap kegiatan indria-indria material, yang semua tergantung pada keadaan dan bersifat sementara. Dia mengetahui bahwa keadaan hidupnya yang bersifat material di bawah Kemahakuasaan Tuhan; karena itu, dia tidak digoyahkan sama sekali oleh segala jenis reaksi material. Dia menganggap reaksi-reaksi material sebagai karunia Tuhan. Menurut Śrīmad-Bhāgavatam, orang yang mengenal Kebenaran Mutlak dalam tiga aspek yang berbeda—yaitu Brahman, Paramātmā dan Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa—disebut tattva-vit, sebab dia juga mengetahui kedudukannya yang nyata berhubungan dengan Yang Mahakuasa.