ID/BG 4.33

Revision as of 08:34, 22 December 2017 by Gusti (talk | contribs) (Bhagavad-gita Compile Form edit)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Śrī Śrīmad A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupāda


ŚLOKA 33

śreyān dravya-mayād yajñāj
jñāna-yajñaḥ parantapa
sarvaḿ karmakhilaḿ pārtha
jñāne parisamāpyate

Sinonim

śreyān—lebih baik; dravya-mayāt—dari harta benda material; yajñāt—daripada korban-korban suci; jñāna-yajñāḥ—korban-korban suci dalam pengetahuan; parantapa—wahai penakluk musuh; sarvam—semua; karma—kegiatan; akhilam—secara keseluruhan; pārtha—wahai putera Pṛthā; jñāne—dalam pengetahuan; parisamāpyate—memuncak.

Terjemahan

Wahai penakluk musuh, korban suci yang dilakukan dengan pengetahuan lebih baik daripada hanya mengorbankan harta benda material. Wahai putera Pṛthā, bagaimanapun, maka segala korban suci yang terdiri dari pekerjaan memuncak dalam pengetahuan rohani.

Penjelasan

Segala korban suci dimaksudkan untuk mencapai status pengetahuan yang lengkap, kemudian memperoleh pembebasan dari kesengsaraan material, dan akhirnya menekuni cinta-bhakti rohani kepada Tuhan Yang Maha Esa (kesadaran Kṛṣṇa). Walaupun demikian, ada rahasia mengenai segala kegiatan korban suci tersebut, dan hendaknya orang mengetahui tentang rahasia ini. Kadang-kadang ada berbagai bentuk korban suci menurut kepercayaan tertentu yang dianut oleh pelaksana korban-korban suci itu. Apabila kepercayaan seseorang mencapai pada tahap pengetahuan rohani, maka harus dianggap orang yang melakukan korban-korban suci itu lebih maju daripada orang yang hanya mengorbankan harta benda material tanpa pengetahuan seperti itu; sebab tanpa mencapai pengetahuan, korban-korban suci tetap pada tingkat material dan tidak menganugerahkan berkat rohani. Pengetahuan yang sejati memuncak dalam kesadaran Kṛṣṇa, tahap pengetahuan rohani tertinggi. Tanpa peningkatan pengetahuan, korban suci hanya merupakan kegiatan material. Akan tetapi, apabila kegiatan tersebut diangkat sampai tingkat pengetahuan rohani, maka segala kegiatan seperti itu memasuki tingkat rohani. Tergantung pada perbedaan kesadaran, kegiatan korban suci kadang-kadang disebut karma-kāṇḍa, (kegiatan yang membuahkan hasil) dan kadang-kadang disebut jñāna-kāṇḍa, (pengetahuan dalam usaha mencari kebenaran). Lebih baik apabila tujuan korban suci adalah pengetahuan.