ID/Prabhupada 0358 - Di Dalam Kehidupan Ini Juga Kita Akan Membuat Penyelesaian Masalahnya. Tidak Ada Lagi, Tidak Ada Istilah Untuk Kembali Ke Sini Lagi: Difference between revisions

(Created page with "<!-- BEGIN CATEGORY LIST --> Category:1080 Indonesian Pages with Videos Category:Prabhupada 0358 - in all Languages Category:ID-Quotes - 1969 Category:ID-Quotes...")
 
(Vanibot #0023: VideoLocalizer - changed YouTube player to show hard-coded subtitles version)
 
Line 7: Line 7:
[[Category:Indonesian Language]]
[[Category:Indonesian Language]]
<!-- END CATEGORY LIST -->
<!-- END CATEGORY LIST -->
<!-- BEGIN NAVIGATION BAR -- DO NOT EDIT OR REMOVE -->
{{1080 videos navigation - All Languages|Indonesian|ID/Prabhupada 0357 - Aku Ingin Memulai Sebuah Revolusi Dalam Hal Perlawanan Terhadap Peradaban Tanpa Tuhan|0357|ID/Prabhupada 0359 - Seseorang Harus Mempelajari Ilmu Pengetahuan Ini Melalui Sistem Paramparā|0359}}
<!-- END NAVIGATION BAR -->
<!-- BEGIN ORIGINAL VANIQUOTES PAGE LINK-->
<!-- BEGIN ORIGINAL VANIQUOTES PAGE LINK-->
<div class="center">
<div class="center">
Line 15: Line 18:


<!-- BEGIN VIDEO LINK -->
<!-- BEGIN VIDEO LINK -->
{{youtube_right|QefXHTxuN0E|Di Dalam Kehidupan Ini Juga Kita Akan Membuat Penyelesaian Masalahnya. Tidak Ada Lagi, Tidak Ada Istilah Untuk Kembali Ke Sini Lagi<br />- Prabhupāda 0358}}
{{youtube_right|6xDozjVrmJk|Di Dalam Kehidupan Ini Juga Kita Akan Membuat Penyelesaian Masalahnya. Tidak Ada Lagi, Tidak Ada Istilah Untuk Kembali Ke Sini Lagi<br />- Prabhupāda 0358}}
<!-- END VIDEO LINK -->
<!-- END VIDEO LINK -->


<!-- BEGIN AUDIO LINK -->
<!-- BEGIN AUDIO LINK -->
<mp3player>http://vaniquotes.org/w/images/690908BG.HAM_clip2.mp3</mp3player>
<mp3player>https://s3.amazonaws.com/vanipedia/clip/690908BG.HAM_clip2.mp3</mp3player>
<!-- END AUDIO LINK -->
<!-- END AUDIO LINK -->


Line 31: Line 34:
Jadi, seperti itulah seharusnya kehidupan dalam badan manusia dipahami. Kita memperoleh kehidupan dalam badan manusia ini sesudah melalui begitu banyak tingkatan kehidupan yang lebih rendah. Labdhvā su-durlabham. Dan kesempatan untuk mendapatkan kehidupan dalam badan manusia ini sangatlah jarang. Coba hitunglah, kalian yang adalah para ahli biologi, coba hitunglah berapa banyak jenis makhluk hidup yang ada. Ada 8.400.000 spesies kehidupan. Dari semua itu, spesies manusia hanyalah merupakan jumlah yang sangat kecil. Dari 8.400.000 spesies, spesies manusia yang ada di dalam kehidupan hanya berjumlah 400.000 saja, dan jika hal itu dibandingkan dengan spesies binatang lainnya, maka itu hanyalah merupakan jumlah yang sangat sedikit.  
Jadi, seperti itulah seharusnya kehidupan dalam badan manusia dipahami. Kita memperoleh kehidupan dalam badan manusia ini sesudah melalui begitu banyak tingkatan kehidupan yang lebih rendah. Labdhvā su-durlabham. Dan kesempatan untuk mendapatkan kehidupan dalam badan manusia ini sangatlah jarang. Coba hitunglah, kalian yang adalah para ahli biologi, coba hitunglah berapa banyak jenis makhluk hidup yang ada. Ada 8.400.000 spesies kehidupan. Dari semua itu, spesies manusia hanyalah merupakan jumlah yang sangat kecil. Dari 8.400.000 spesies, spesies manusia yang ada di dalam kehidupan hanya berjumlah 400.000 saja, dan jika hal itu dibandingkan dengan spesies binatang lainnya, maka itu hanyalah merupakan jumlah yang sangat sedikit.  


Dari jumlah yang sedikit itu, ada spesies manusia yang belum beradab. Mereka itu hampir sama dengan binatang. Dan kemudian terdapatlah spesies manusia, yang seperti kita ini. Dan dari jumlah spesies manusia yang seperti kita ini, maka mereka yang tidak memahami ..... Ada sangat banyak yang tidak memahami apa itu kehidupan spiritual. Manuṣyāṇām. Hal itu juga dinyatakan di dalam Bhagavad-gītā, manuṣyāṇāṁ sahasreṣu. ([[Vanisource:BG 7.3|BG 7.3]]).  Dari beribu-ribu manusia, hanya ada beberapa orang saja yang tertarik untuk membuat penyelesaian atas masalah-masalah mereka ini. Tidak setiap orang. Hampir semua dari setiap orang itu, mereka bahkan tidak memahami apa masalah mereka sebenarnya. Dan tidak juga mereka memperdulikan masalah mereka itu. Mereka hanya berpikir, "Baiklah, biarlah terjadi masalah. Kita sedang menjalani hidup ini, biarlah kita menikmati indria-indria saja." Jadi, mereka itu hampir sama dengan para binatang. Namun mereka yang ingin mengetahui bagaimana caranya untuk menyelesaikan masalah, mereka itu benar-benar dianggap sebagai manusia. Sedangkan yang lainnya, mereka bahkan bukanlah manusia. Mereka itu sama saja dengan para binatang.  
Dari jumlah yang sedikit itu, ada spesies manusia yang belum beradab. Mereka itu hampir sama dengan binatang. Dan kemudian terdapatlah spesies manusia, yang seperti kita ini. Dan dari jumlah spesies manusia yang seperti kita ini, maka mereka yang tidak memahami ..... Ada sangat banyak yang tidak memahami apa itu kehidupan spiritual. Manuṣyāṇām. Hal itu juga dinyatakan di dalam Bhagavad-gītā, manuṣyāṇāṁ sahasreṣu. ([[ID/BG 7.3|BG 7.3]]).  Dari beribu-ribu manusia, hanya ada beberapa orang saja yang tertarik untuk membuat penyelesaian atas masalah-masalah mereka ini. Tidak setiap orang. Hampir semua dari setiap orang itu, mereka bahkan tidak memahami apa masalah mereka sebenarnya. Dan tidak juga mereka memperdulikan masalah mereka itu. Mereka hanya berpikir, "Baiklah, biarlah terjadi masalah. Kita sedang menjalani hidup ini, biarlah kita menikmati indria-indria saja." Jadi, mereka itu hampir sama dengan para binatang. Namun mereka yang ingin mengetahui bagaimana caranya untuk menyelesaikan masalah, mereka itu benar-benar dianggap sebagai manusia. Sedangkan yang lainnya, mereka bahkan bukanlah manusia. Mereka itu sama saja dengan para binatang.  


Jadi, kamu sudah mendapatkan kesempatan ini. Badan ini seharusnya dimanfaatkan dengan benar, yaitu dipergunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada. Jika kita hanya sekedar membiarkan diri kita terombang-ambing di dalam putaran kelahiran dan kematian, melalui berbagai jenis badan yang berbeda-beda, maka itu sangat tidak cerdas. Sangat tidak cerdas sama sekali. Jadi, kehidupan dalam badan manusia ini seharusnya dimanfaatkan untuk memahami bagaimana caranya membuat penyelesaian atas masalah-masalah ini. Itulah peradaban Veda. Peradaban ini lebih menekankan pada penyelesaian atas masalah yang ada, masalah yang sebenarnya.  
Jadi, kamu sudah mendapatkan kesempatan ini. Badan ini seharusnya dimanfaatkan dengan benar, yaitu dipergunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada. Jika kita hanya sekedar membiarkan diri kita terombang-ambing di dalam putaran kelahiran dan kematian, melalui berbagai jenis badan yang berbeda-beda, maka itu sangat tidak cerdas. Sangat tidak cerdas sama sekali. Jadi, kehidupan dalam badan manusia ini seharusnya dimanfaatkan untuk memahami bagaimana caranya membuat penyelesaian atas masalah-masalah ini. Itulah peradaban Veda. Peradaban ini lebih menekankan pada penyelesaian atas masalah yang ada, masalah yang sebenarnya.  

Latest revision as of 03:00, 12 July 2019



Lecture on BG 7.14 -- Hamburg, September 8, 1969

Sekarang, bagaimana cara kita menemui kematian? Apakah seperti halnya para kucing dan anjing? Lalu, jika demikian, apa gunanya kehidupan dalam badan manusia ini? Para kucing dan anjing itu, mereka memiliki badan. Mereka juga akan menemui kematian. Dan aku juga memiliki badan, aku juga akan menemui kematian. Jadi, apakah aku ini dimaksudkan untuk menemui kematian dengan cara seperti yang terjadi kepada para kucing dan anjing itu? Jika begitu, lalu manusia macam apa aku ini? Tidak. Śāstra mengatakan bahwa, labdhvā su-durlabham idaṁ bahu-sambhavānte. Sesudah mengalami begitu banyak evolusi melalui berbagai macam badan yang berbeda-beda ..... Apakah kamu memahami teori evolusi? Ini sama sekali berbeda dengan teori evolusi Darwin, namun proses evolusi itu sendiri tetaplah ada. Hal itu diakui di dalam kesusasteraan Veda. Dari kehidupan binatang tingkat yang lebih rendah meningkat menuju kepada kehidupan binatang tingkat yang lebih tinggi.

Jadi, seperti itulah seharusnya kehidupan dalam badan manusia dipahami. Kita memperoleh kehidupan dalam badan manusia ini sesudah melalui begitu banyak tingkatan kehidupan yang lebih rendah. Labdhvā su-durlabham. Dan kesempatan untuk mendapatkan kehidupan dalam badan manusia ini sangatlah jarang. Coba hitunglah, kalian yang adalah para ahli biologi, coba hitunglah berapa banyak jenis makhluk hidup yang ada. Ada 8.400.000 spesies kehidupan. Dari semua itu, spesies manusia hanyalah merupakan jumlah yang sangat kecil. Dari 8.400.000 spesies, spesies manusia yang ada di dalam kehidupan hanya berjumlah 400.000 saja, dan jika hal itu dibandingkan dengan spesies binatang lainnya, maka itu hanyalah merupakan jumlah yang sangat sedikit.

Dari jumlah yang sedikit itu, ada spesies manusia yang belum beradab. Mereka itu hampir sama dengan binatang. Dan kemudian terdapatlah spesies manusia, yang seperti kita ini. Dan dari jumlah spesies manusia yang seperti kita ini, maka mereka yang tidak memahami ..... Ada sangat banyak yang tidak memahami apa itu kehidupan spiritual. Manuṣyāṇām. Hal itu juga dinyatakan di dalam Bhagavad-gītā, manuṣyāṇāṁ sahasreṣu. (BG 7.3). Dari beribu-ribu manusia, hanya ada beberapa orang saja yang tertarik untuk membuat penyelesaian atas masalah-masalah mereka ini. Tidak setiap orang. Hampir semua dari setiap orang itu, mereka bahkan tidak memahami apa masalah mereka sebenarnya. Dan tidak juga mereka memperdulikan masalah mereka itu. Mereka hanya berpikir, "Baiklah, biarlah terjadi masalah. Kita sedang menjalani hidup ini, biarlah kita menikmati indria-indria saja." Jadi, mereka itu hampir sama dengan para binatang. Namun mereka yang ingin mengetahui bagaimana caranya untuk menyelesaikan masalah, mereka itu benar-benar dianggap sebagai manusia. Sedangkan yang lainnya, mereka bahkan bukanlah manusia. Mereka itu sama saja dengan para binatang.

Jadi, kamu sudah mendapatkan kesempatan ini. Badan ini seharusnya dimanfaatkan dengan benar, yaitu dipergunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada. Jika kita hanya sekedar membiarkan diri kita terombang-ambing di dalam putaran kelahiran dan kematian, melalui berbagai jenis badan yang berbeda-beda, maka itu sangat tidak cerdas. Sangat tidak cerdas sama sekali. Jadi, kehidupan dalam badan manusia ini seharusnya dimanfaatkan untuk memahami bagaimana caranya membuat penyelesaian atas masalah-masalah ini. Itulah peradaban Veda. Peradaban ini lebih menekankan pada penyelesaian atas masalah yang ada, masalah yang sebenarnya.

Gaya hidup yang bersifat materialistik artinya adalah menciptakan dan meningkatkan masalah. Itu bukanlah suatu peradaban manusia yang sempurna. Peradaban manusia yang sempurna artinya adalah bahwa kamu seharusnya duduk dengan sangat tenang, sangat hening dan berpikir secara filsafat, "Bagaimana caranya untuk menyelesaikan masalah ini? Dari manakah seharusnya aku mendapatkan pengetahuan?" Inilah fungsi badan manusia yang sebenarnya. Seluruh perintah Veda adalah seperti itu. Sekarang, manfaatkanlah kehidupan dalam badan manusia ini untuk membuat suatu penyelesaian dari masalah yang ada. Jangan mati dahulu, karena sebelum kematian datang kamu seharusnya sudah membuat suatu penyelesaian masalah. Janganlah mati seperti layaknya para kucing dan anjing itu. Jangan. Dan seseorang yang berusaha ...... Veda berkata, etad viditvā yaḥ prayāti sa brāhmaṇaḥ, "Seseorang yang mati sesudah berusaha membuat suatu penyelesaian atas masalah-masalah yang ada, maka ia adalah brāhmaṇa." Dan seseorang yang mati seperti para kucing dan anjing, ia disebut sebagai kṛpaṇa. Kṛpaṇa berarti orang yang sangat tidak cerdas.

Jadi, kita seharusnya tidak mati seperti para kucing dan anjing. Kita seharusnya mati seperti brāhmaṇa. Bahkan jika di dalam satu kehidupan ini penyelesaian masalah itu belum berhasil dibuat, maka kamu akan mendapatkan kesempatan di dalam kehidupan berikutnya. Seperti halnya para pemuda ini, yang telah datang kepada kita, haruslah dipahami bahwa mereka juga telah berusaha di dalam kehidupan mereka sebelumnya untuk membuat penyelesaian atas masalah ini, namun hal itu belum terselesaikan. Oleh karena itu, pada saat inilah mereka mendapatkan kesempatan untuk menyelesaikan hal itu. Hal-hal ini dinyatakan di dalam Bhagavad-gītā.

Jadi sekarang, di dalam hidup ini, kamu harus bertekad. Mereka yang datang untuk disentuh oleh kesadaran Kṛṣṇa, lalu kemudian mendapatkan inisiasi untuk melaksanakannya, maka mereka seharusnya menjadi sangat bertekad bulat bahwa, "Di dalam kehidupan ini juga kita akan membuat penyelesaian masalahnya. Tidak ada lagi, tidak ada istilah untuk kembali ke sini lagi." Itulah yang seharusnya menjadi tekad kita. Jadi, gerakan kesadaran Kṛṣṇa ini dimaksudkan bagi tujuan itu, yaitu untuk membuat suatu penyelesaian atas semua masalah kehidupan dan untuk kemudian pulang kembali ke rumah, kembali kepada Tuhan, di mana kita mendapatkan kehidupan abadi yang penuh kebahagiaan dan pengetahuan. Inilah keseluruhan serta intisari dari gerakan kesadaran Kṛṣṇa.