ID/Prabhupada 0515 - Kamu Tidak Bisa Berbahagia, Tuan, Selama Kamu Masih Memiliki Badan Material Ini: Difference between revisions

(Created page with "<!-- BEGIN CATEGORY LIST --> Category:1080 Indonesian Pages with Videos Category:Prabhupada 0515 - in all Languages Category:ID-Quotes - 1973 Category:ID-Quotes...")
 
(Vanibot #0023: VideoLocalizer - changed YouTube player to show hard-coded subtitles version)
 
Line 7: Line 7:
[[Category:Indonesian Language]]
[[Category:Indonesian Language]]
<!-- END CATEGORY LIST -->
<!-- END CATEGORY LIST -->
<!-- BEGIN NAVIGATION BAR -- DO NOT EDIT OR REMOVE -->
{{1080 videos navigation - All Languages|Indonesian|ID/Prabhupada 0514 - Di Sini, Rasa Senang Itu Dimaksudkan Sebagai Berkurangnya Sedikit Rasa Sakit|0514|ID/Prabhupada 0516 - Kamu Bisa Mencapai Suatu Kehidupan Yang Bebas - Itu Bukanlah Sekedar Cerita Atau Fiksi Belaka|0516}}
<!-- END NAVIGATION BAR -->
<!-- BEGIN ORIGINAL VANIQUOTES PAGE LINK-->
<!-- BEGIN ORIGINAL VANIQUOTES PAGE LINK-->
<div class="center">
<div class="center">
Line 15: Line 18:


<!-- BEGIN VIDEO LINK -->
<!-- BEGIN VIDEO LINK -->
{{youtube_right|kTfCjtI6jYY|Kamu Tidak Bisa Berbahagia, Tuan, Selama Kamu Masih Memiliki Badan Material Ini<br />- Prabhupāda 0515}}
{{youtube_right|vYZ3oVV0GjY|Kamu Tidak Bisa Berbahagia, Tuan, Selama Kamu Masih Memiliki Badan Material Ini<br />- Prabhupāda 0515}}
<!-- END VIDEO LINK -->
<!-- END VIDEO LINK -->


<!-- BEGIN AUDIO LINK -->
<!-- BEGIN AUDIO LINK -->
<mp3player>http://vaniquotes.org/w/images/730828BG.LON_clip6.mp3</mp3player>
<mp3player>https://s3.amazonaws.com/vanipedia/clip/730828BG.LON_clip6.mp3</mp3player>
<!-- END AUDIO LINK -->
<!-- END AUDIO LINK -->


Line 27: Line 30:


<!-- BEGIN TRANSLATED TEXT -->
<!-- BEGIN TRANSLATED TEXT -->
Kita bisa sangat banyak berteori serta membuat sangat banyak cara untuk mencapai kebahagiaan dalam kehidupan kita. Tetapi kamu tidak bisa berbahagia, Tuan., selama kamu masih memiliki badan material ini. Itulah kenyataannya. Janma-mṛtyu-jarā-vyādhi-duḥkha-doṣānudarśanam. ([[Vanisource:BG 13.9|BG 13.9]]). Karena itu para orang cerdas, mereka akan ...... Kṛṣṇalah yang membuat setiap orang menjadi cerdas, "Kamu bajingan, kamu ada dalam pengaruh konsep kehidupan yang didasarkan atas badan. Peradabanmu itu tidak berharga. Itu hanyalah peradaban para bajingan." Itulah pokok pembahasannya,  
Kita bisa sangat banyak berteori serta membuat sangat banyak cara untuk mencapai kebahagiaan dalam kehidupan kita. Tetapi kamu tidak bisa berbahagia, Tuan., selama kamu masih memiliki badan material ini. Itulah kenyataannya. Janma-mṛtyu-jarā-vyādhi-duḥkha-doṣānudarśanam. ([[ID/BG 13.8-12|BG 13.9]]). Karena itu para orang cerdas, mereka akan ...... Kṛṣṇalah yang membuat setiap orang menjadi cerdas, "Kamu bajingan, kamu ada dalam pengaruh konsep kehidupan yang didasarkan atas badan. Peradabanmu itu tidak berharga. Itu hanyalah peradaban para bajingan." Itulah pokok pembahasannya,  


:yaṁ hi na vyathayanty ete
:yaṁ hi na vyathayanty ete
Line 33: Line 36:
:sama-duḥkha-sukhaṁ dhīraṁ
:sama-duḥkha-sukhaṁ dhīraṁ
:so 'mṛtatvāya kalpate
:so 'mṛtatvāya kalpate
:([[Vanisource:BG 2.15|BG 2.15]])
:([[ID/BG 2.15|BG 2.15]])


Masalahmu adalah bagaimana caranya untuk bisa menjadi hidup kembali sebagai sesuatu yang kekal. Karena kita ini kekal. Entah bagaimana, kita telah jatuh ke dalam dunia material ini. Karenanya, kita harus menerima kelahiran dan kematian. Jadi, masalah kita adalah bagaimana caranya untuk bisa menjadi kekal kembali. Dan itu adalah amṛtatva. Namun para bajingan ini, mereka tidak memahami hal itu, bahwa ada kemungkinan untuk bisa menjadi kekal. Cukup dengan hanya berusaha untuk memahami Kṛṣṇa,  maka seseorang bisa menjadi kekal. Janma karma ca me divyaṁ yo jānāti tattvataḥ. ([[Vanisource:BG 4.9|BG 4.9]]).  
Masalahmu adalah bagaimana caranya untuk bisa menjadi hidup kembali sebagai sesuatu yang kekal. Karena kita ini kekal. Entah bagaimana, kita telah jatuh ke dalam dunia material ini. Karenanya, kita harus menerima kelahiran dan kematian. Jadi, masalah kita adalah bagaimana caranya untuk bisa menjadi kekal kembali. Dan itu adalah amṛtatva. Namun para bajingan ini, mereka tidak memahami hal itu, bahwa ada kemungkinan untuk bisa menjadi kekal. Cukup dengan hanya berusaha untuk memahami Kṛṣṇa,  maka seseorang bisa menjadi kekal.  


Hendaknya berusahalah untuk memahami Kṛṣṇa, siapakah Kṛṣṇa itu. Maka, tyaktvā dehaṁ punar janma naiti. ([[Vanisource:BG 4.9|BG 4.9]]). Hanya dengan memahami Kṛṣṇa saja, bahkan meskipun  kamu tidak melayaniNya sekalipun. Jika kamu melayani Kṛṣṇa, maka kamu telah menjadi terbebaskan. Karena kamu berusaha secara filsafat untuk memahami kedudukan Kṛṣṇa. Tetapi tidak, para mūḍha, para bajingan itu, mereka akan berkata, "Kami menerima Kṛṣṇa sebagai seorang yang besar dan mulia. Tetapi kami tidak menerimaNya sebagai Tuhan." Demikianlah yang dikatakan oleh para orang-orang  Ārya-samaj. Baiklah, jika kamu menerimaNya sebagai orang yang besar, sebagai kepribadian yang mulia, mengapa kamu tidak menerima ajaranNya, hah? Lalu penerimaan sebagai kepribadian mulia macam apakah yang kamu lakukan ini? Jika kamu benar-benar menerima Kṛṣṇa sebagai kepribadian yang mulia, setidaknya kamu harus mengikuti petunjukNya.  
Janma karma ca me divyaṁ yo jānāti tattvataḥ. ([[ID/BG 4.9|BG 4.9]]). Hendaknya berusahalah untuk memahami Kṛṣṇa, siapakah Kṛṣṇa itu. Maka, tyaktvā dehaṁ punar janma naiti. ([[ID/BG 4.9|BG 4.9]]). Hanya dengan memahami Kṛṣṇa saja, bahkan meskipun  kamu tidak melayaniNya sekalipun. Jika kamu melayani Kṛṣṇa, maka kamu telah menjadi terbebaskan. Karena kamu berusaha secara filsafat untuk memahami kedudukan Kṛṣṇa. Tetapi tidak, para mūḍha, para bajingan itu, mereka akan berkata, "Kami menerima Kṛṣṇa sebagai seorang yang besar dan mulia. Tetapi kami tidak menerimaNya sebagai Tuhan." Demikianlah yang dikatakan oleh para orang-orang  Ārya-samaj. Baiklah, jika kamu menerimaNya sebagai orang yang besar, sebagai kepribadian yang mulia, mengapa kamu tidak menerima ajaranNya, hah? Lalu penerimaan sebagai kepribadian mulia macam apakah yang kamu lakukan ini? Jika kamu benar-benar menerima Kṛṣṇa sebagai kepribadian yang mulia, setidaknya kamu harus mengikuti petunjukNya.  


Tetapi tidak, mereka juga tidak melakukan hal itu. Dan tetap saja mereka menamakan diri mereka sebagai Ārya-samaj. Ārya artinya adalah kelompok yang maju. Tetapi sebenarnya mereka adalah kelompok yang sudah jatuh. Kelompok yang maju dengan sebenar-benarnya adalah para orang yang berkesadaran Kṛṣṇa, para penyembah Kṛṣṇa. Mereka adalah para ārya. Seperti halnya Arjuna, saat ia berusaha untuk menolak petunjuk Kṛṣṇa, "Tuan, saya tidak akan bertempur," dan Beliau berkata, anārya-juṣṭam. Setiap orang yang tidak mematuhi petunjuk Kṛṣṇa, maka ia adalah anārya. Dan orang yang mematuhi petunjuk Kṛṣṇa, ia adalah ārya. Demikianlah petunjuknya. Karena itu, yang disebut sebagai Ārya-samaj itu, mereka tidak mematuhi petunjuk Kṛṣṇa, dan mereka masih saja mengakui bahwa mereka adalah ārya. Sebenarnya mereka adalah anārya. Anārya-juṣṭam. Hal-hal ini ada di dalam Bhagavad-gītā.  
Tetapi tidak, mereka juga tidak melakukan hal itu. Dan tetap saja mereka menamakan diri mereka sebagai Ārya-samaj. Ārya artinya adalah kelompok yang maju. Tetapi sebenarnya mereka adalah kelompok yang sudah jatuh. Kelompok yang maju dengan sebenar-benarnya adalah para orang yang berkesadaran Kṛṣṇa, para penyembah Kṛṣṇa. Mereka adalah para ārya. Seperti halnya Arjuna, saat ia berusaha untuk menolak petunjuk Kṛṣṇa, "Tuan, saya tidak akan bertempur," dan Beliau berkata, anārya-juṣṭam. Setiap orang yang tidak mematuhi petunjuk Kṛṣṇa, maka ia adalah anārya. Dan orang yang mematuhi petunjuk Kṛṣṇa, ia adalah ārya. Demikianlah petunjuknya. Karena itu, yang disebut sebagai Ārya-samaj itu, mereka tidak mematuhi petunjuk Kṛṣṇa, dan mereka masih saja mengakui bahwa mereka adalah ārya. Sebenarnya mereka adalah anārya. Anārya-juṣṭam. Hal-hal ini ada di dalam Bhagavad-gītā.  

Latest revision as of 03:16, 12 July 2019



Lecture on BG 2.25 -- London, August 28, 1973

Kita bisa sangat banyak berteori serta membuat sangat banyak cara untuk mencapai kebahagiaan dalam kehidupan kita. Tetapi kamu tidak bisa berbahagia, Tuan., selama kamu masih memiliki badan material ini. Itulah kenyataannya. Janma-mṛtyu-jarā-vyādhi-duḥkha-doṣānudarśanam. (BG 13.9). Karena itu para orang cerdas, mereka akan ...... Kṛṣṇalah yang membuat setiap orang menjadi cerdas, "Kamu bajingan, kamu ada dalam pengaruh konsep kehidupan yang didasarkan atas badan. Peradabanmu itu tidak berharga. Itu hanyalah peradaban para bajingan." Itulah pokok pembahasannya,

yaṁ hi na vyathayanty ete
puruṣaṁ puruṣarṣabha
sama-duḥkha-sukhaṁ dhīraṁ
so 'mṛtatvāya kalpate
(BG 2.15)

Masalahmu adalah bagaimana caranya untuk bisa menjadi hidup kembali sebagai sesuatu yang kekal. Karena kita ini kekal. Entah bagaimana, kita telah jatuh ke dalam dunia material ini. Karenanya, kita harus menerima kelahiran dan kematian. Jadi, masalah kita adalah bagaimana caranya untuk bisa menjadi kekal kembali. Dan itu adalah amṛtatva. Namun para bajingan ini, mereka tidak memahami hal itu, bahwa ada kemungkinan untuk bisa menjadi kekal. Cukup dengan hanya berusaha untuk memahami Kṛṣṇa, maka seseorang bisa menjadi kekal.

Janma karma ca me divyaṁ yo jānāti tattvataḥ. (BG 4.9). Hendaknya berusahalah untuk memahami Kṛṣṇa, siapakah Kṛṣṇa itu. Maka, tyaktvā dehaṁ punar janma naiti. (BG 4.9). Hanya dengan memahami Kṛṣṇa saja, bahkan meskipun kamu tidak melayaniNya sekalipun. Jika kamu melayani Kṛṣṇa, maka kamu telah menjadi terbebaskan. Karena kamu berusaha secara filsafat untuk memahami kedudukan Kṛṣṇa. Tetapi tidak, para mūḍha, para bajingan itu, mereka akan berkata, "Kami menerima Kṛṣṇa sebagai seorang yang besar dan mulia. Tetapi kami tidak menerimaNya sebagai Tuhan." Demikianlah yang dikatakan oleh para orang-orang Ārya-samaj. Baiklah, jika kamu menerimaNya sebagai orang yang besar, sebagai kepribadian yang mulia, mengapa kamu tidak menerima ajaranNya, hah? Lalu penerimaan sebagai kepribadian mulia macam apakah yang kamu lakukan ini? Jika kamu benar-benar menerima Kṛṣṇa sebagai kepribadian yang mulia, setidaknya kamu harus mengikuti petunjukNya.

Tetapi tidak, mereka juga tidak melakukan hal itu. Dan tetap saja mereka menamakan diri mereka sebagai Ārya-samaj. Ārya artinya adalah kelompok yang maju. Tetapi sebenarnya mereka adalah kelompok yang sudah jatuh. Kelompok yang maju dengan sebenar-benarnya adalah para orang yang berkesadaran Kṛṣṇa, para penyembah Kṛṣṇa. Mereka adalah para ārya. Seperti halnya Arjuna, saat ia berusaha untuk menolak petunjuk Kṛṣṇa, "Tuan, saya tidak akan bertempur," dan Beliau berkata, anārya-juṣṭam. Setiap orang yang tidak mematuhi petunjuk Kṛṣṇa, maka ia adalah anārya. Dan orang yang mematuhi petunjuk Kṛṣṇa, ia adalah ārya. Demikianlah petunjuknya. Karena itu, yang disebut sebagai Ārya-samaj itu, mereka tidak mematuhi petunjuk Kṛṣṇa, dan mereka masih saja mengakui bahwa mereka adalah ārya. Sebenarnya mereka adalah anārya. Anārya-juṣṭam. Hal-hal ini ada di dalam Bhagavad-gītā.

Jadi, nānuśocitum arhasi. Kṛṣṇa di sini berkata, "Kamu itu abadi. Urusanmu adalah mengenai bagaimana caranya untuk mencapai kedudukan kekal, dan sepanjang mempertimbangkan badan maka, antavanta ime dehāḥ, badan itu bisa hancur. Jadi, hendaknya kamu tidak menjadi terlalu serius mengenai badan ini." Inilah perbedaan antara peradaban Veda, atau peradaban Ārya, di mana peradaban Veda artinya adalah ārya, dengan peradaban anārya. Peradaban anārya artinya adalah konsep kehidupan yang didasarkan atas badan, dan peradaban ārya artinya adalah konsep kehidupan spiritual, bagaimana caranya membuat kemajuan secara spiritual. Inilah peradaban yang sebenarnya. Mereka yang menyetujui pemikiran mengenai kehidupan yang didasarkan atas kenyamanan badan, maka mereka semua adalah para anārya, dan kini hal itu dikecam di sini, nānuśocitum arhasi, "Jangan mengeluhkan hal-hal yang bersifat material."

Terimakasih banyak. Hare Kṛṣṇa.