ID/Prabhupada 0543 - Bukan Berarti Bahwa Kalian Harus Membuat Suatu Pertunjukan Yang Besar Dengan Menjadi Guru

Revision as of 03:19, 12 July 2019 by Vanibot (talk | contribs) (Vanibot #0023: VideoLocalizer - changed YouTube player to show hard-coded subtitles version)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)


Janmastami Lord Sri Krsna's Appearance Day Lecture -- London, August 21, 1973

Caitanya Mahāprabhu berkata bahwa, yāre dekha tāre kaha kṛṣṇa'-upadeśa. (CC Madhya 7.128). Jadi aku memohon kepada kalian, ikutilah petunjuk dari Caitanya Mahāprabhu, bahwa kalian juga, kalian jadilah guru di rumah kalian. Bukan berarti bahwa kalian harus membuat suatu pertunjukan yang besar dengan menjadi guru. Sang ayah harus menjadi guru, dan sang ibu harus menjadi guru. Sebenarnya, telah dikatakan di dalam śāstra bahwa, seseorang tidak seharusnya menjadi ayah, seseorang tidak seharusnya menjadi ibu, jika ia tidak bisa menjadi guru bagi anak-anaknya. Na mocayed yaḥ samupeta-mṛtyum.

Jika seseorang tidak mampu menyelamatkan anaknya dari cengkeraman kelahiran dan kematian, maka ia tidak seharusnya menjadi seorang ayah. Ini adalah metoda keluarga berencana yang sebenarnya. Dan bukannya untuk menikmati seks seperti kucing dan anjing, dan kemudian ketika terjadi kehamilan, maka sang anak itu dibunuh dengan cara di aborsi. Tidak. Itu adalah kegiatan yang paling berdosa. Metoda keluarga berencana yang sebenarnya adalah bahwa jika kalian tidak mampu untuk menyelamatkan anak-anak kalian dari cengkeraman kelahiran dan kematian, maka janganlah menjadi seorang ayah. Itulah yang diinginkan. Pitā na sa syāj jananī na sa syāt guru na sa syāt na mocayed yaḥ samupeta-mṛtyum. Jika kalian tidak bisa menyelamatkan anak-anak kalian dari cengkeraman kelahiran ....

Inilah keseluruhan kesusastraan Veda. Punar janma jayayaḥ. Bagaimana caranya untuk menaklukkan kelahiran berikutnya, kelahiran material berikutnya, itulah yang tidak diketahui oleh mereka. Orang-orang bodoh itu telah melupakan budaya Veda, mereka sudah melupakan mengenai apakah budaya Veda itu. Budaya Veda adalah penaklukkan atas kelahiran berikutnya, itu saja. Tetapi mereka tidak percaya kepada adanya kehidupan yang berikutnya. Sembilanpuluh sembilan persen dari orang-orang ini, mereka itu sudah menjadi jatuh hingga pada kedudukan yang sangat rendah dari budaya Veda. Di dalam Bhagavad-gītā juga terdapat filsafat yang sama. Tyaktvā dehaṁ punar janma naiti mām eti kaunteya. (BG 4.9).

Inilah budaya Veda. Budaya Veda artinya adalah, dengan melalui proses evolusi kita sudah sampai kepada kehidupan di dalam badan manusia ini. Jadi inilah kesempatan untuk menghentikan perpindahan jiwa dari satu badan ke badan lain. Tathā dehāntara prāptir, dan kalian tidak mengetahui badan macam apa yang akan kalian dapatkan berikutnya. Badan ini sekarang mungkin adalah seorang perdana menteri, atau sesuatu, tetapi badan berikutnya mungkin adalah seekor anjing, sesuai dengan hukum alam.

prakṛteḥ kriyamāṇāni
guṇaiḥ karmāṇi sarvaśaḥ
ahaṅkāra-vimūḍhātmā
kartāham (iti manyate)
(BG 3.27)

Mereka tidak mengetahui hal itu. Mereka sudah melupakan budaya ini. Dengan menyalah-gunakan badan berbentuk manusia ini untuk hanya dipergunakan sebagaimana yang dilakukan oleh para binatang yang hanya makan, tidur, berhubungan seks dan mempertahankan diri, maka itu bukanlah peradaban. Peradaban adalah, punar janma jayayaḥ, bagaimana caranya menaklukkan kelahiran material berikutnya. Itulah gerakan kesadaran Kṛṣṇa. Karena itu kami menyajikan begitu banyak kesusastran dan buku-buku. Semua itu telah diterima di dalam lingkungan pembelajaran di seluruh dunia. Karenanya ambillah keuntungan dari gerakan ini. Kami berusaha untuk membuka, dengan upaya yang rendah hati kami berupaya untuk membuka sebuah center di sini. Mohon jangan iri hati kepada kami, dan mohon bermurah hati kepada kami. Kami .... upaya rendah hati kami ini, mohon pergunakanlah kesempatan ini.

Itulah permohonan kami. Terimakasih banyak.