ID/Prabhupada 0781 - Kesempurnaan Yoga Yang Sebenarnya Artinya Adalah Untuk Memantapkan Pikiranmu Agar Selalu Tertuju Kepada Kaki Padma Kṛṣṇa: Difference between revisions

(Created page with "<!-- BEGIN CATEGORY LIST --> Category:1080 Indonesian Pages with Videos Category:Prabhupada 0781 - in all Languages Category:ID-Quotes - 1975 Category:ID-Quotes...")
 
(Vanibot #0023: VideoLocalizer - changed YouTube player to show hard-coded subtitles version)
 
Line 9: Line 9:
<!-- END CATEGORY LIST -->
<!-- END CATEGORY LIST -->
<!-- BEGIN NAVIGATION BAR -- DO NOT EDIT OR REMOVE -->
<!-- BEGIN NAVIGATION BAR -- DO NOT EDIT OR REMOVE -->
{{1080 videos navigation - All Languages|Indonesian|ID/Prabhupada 0780 - Kita Bisa Mendapatkan Sekilas Pengetahuan Mengenai Sang Kebenaran Mutlak|0780|ID/Prabhupada 1057 - Bhagavad-gītā Juga Dikenal Sebagai Gītopaniṣad, Intisari Dari Segala Pengetahuan Veda|1057}}
{{1080 videos navigation - All Languages|Indonesian|ID/Prabhupada 0780 - Kita Bisa Mendapatkan Sekilas Pengetahuan Mengenai Sang Kebenaran Mutlak|0780|ID/Prabhupada 0782 - Jangan Berhenti Berjapa - Maka Kṛṣṇa Akan Melindungimu|0782}}
<!-- END NAVIGATION BAR -->
<!-- END NAVIGATION BAR -->
<!-- BEGIN ORIGINAL VANIQUOTES PAGE LINK-->
<!-- BEGIN ORIGINAL VANIQUOTES PAGE LINK-->
<div class="center">
<div class="center">
Line 20: Line 19:


<!-- BEGIN VIDEO LINK -->
<!-- BEGIN VIDEO LINK -->
{{youtube_right|m5DZdXEtPYA|Kesempurnaan Yoga Yang Sebenarnya Artinya Adalah Untuk Memantapkan Pikiranmu Agar Selalu Tertuju Kepada Kaki Padma Kṛṣṇa<br/>- Prabhupāda 0781}}
{{youtube_right|SZyxRI_yM_U|Kesempurnaan Yoga Yang Sebenarnya Artinya Adalah Untuk Memantapkan Pikiranmu Agar Selalu Tertuju Kepada Kaki Padma Kṛṣṇa<br/>- Prabhupāda 0781}}
<!-- END VIDEO LINK -->
<!-- END VIDEO LINK -->


Line 32: Line 31:


<!-- BEGIN TRANSLATED TEXT (from DotSub) -->
<!-- BEGIN TRANSLATED TEXT (from DotSub) -->
Seperti apakah brāhmaṇa yang berkualifikasi itu? Kamu sudah mendengarnya berulang kali, śamo damaḥ satyaṁ śaucam ārjavaṁ titikṣā, jñānaṁ vijñānam āstikyaṁ brahma-karma svabhāva-jam. ([[Vanisource:BG 18.42|BG 18.42]]). Kualitas-kualitas inilah yang seharusnya dikembangkan. Yang pertama, śama. Śama berarti kedudukan pikiran yang selalu seimbang. Pikiran tidak pernah menjadi terganggu. Ada sangat banyak penyebab yang mengakibatkan pikiran menjadi terganggu. Ketika pikiran tidak terganggu, maka keadaan itu disebut samaḥ. Guruṇāpi duḥkhena na vicālyate. Itulah kesempurnaan yoga.  
Seperti apakah brāhmaṇa yang berkualifikasi itu? Kamu sudah mendengarnya berulang kali, śamo damaḥ satyaṁ śaucam ārjavaṁ titikṣā, jñānaṁ vijñānam āstikyaṁ brahma-karma svabhāva-jam. ([[ID/BG 18.42|BG 18.42]]). Kualitas-kualitas inilah yang seharusnya dikembangkan. Yang pertama, śama. Śama berarti kedudukan pikiran yang selalu seimbang. Pikiran tidak pernah menjadi terganggu. Ada sangat banyak penyebab yang mengakibatkan pikiran menjadi terganggu. Ketika pikiran tidak terganggu, maka keadaan itu disebut samaḥ. Guruṇāpi duḥkhena na vicālyate. Itulah kesempurnaan yoga.  


:yaṁ labdhvā cāparaṁ lābhaṁ
:yaṁ labdhvā cāparaṁ lābhaṁ
Line 38: Line 37:
:yasmin sthite guruṇāpi
:yasmin sthite guruṇāpi
:duḥkhena na vicālyate
:duḥkhena na vicālyate
:([[Vanisource:BG 6.22|BG 6.22]])
:([[ID/BG 6.20-23|BG 6.22]])


Inilah latihannya. Pikiran itu selalu berkerlap-kerlip. Bahkan juga pada lima ribu tahun yang lalu, ketika Arjuna diberi nasihat oleh Kṛṣṇa agar, "Mantapkanlah pikiranmu yang selalu gelisah itu." Dan Arjuna dengan terus terang menjawab, "Kṛṣṇa, itu mustahil." Cañcalaṁ hi manaḥ kṛṣṇa pramāthi balavad dṛḍham. ([[Vanisource:BG 6.34|BG 6.34]]), "Hamba menyadari bahwa pikiran hamba selalu gelisah, namun pegendalian pikiran itu sama halnya dengan upaya untuk menghentikan berhembusnya angin. Jadi, hal itu mustahil." Tetapi sebenarnya pikiran Arjuna sudah selalu tertuju dengan mantap kepada Kṛṣṇa. Jadi, mereka yang pikirannya sudah selalu tertuju dengan mantap kepada kaki padma Kṛṣṇa, maka sebenarnya mereka sudah menaklukkan pikirannya. Pikiran mereka sudah menjadi mantap. Itulah yang diinginkan.  
Inilah latihannya. Pikiran itu selalu berkerlap-kerlip. Bahkan juga pada lima ribu tahun yang lalu, ketika Arjuna diberi nasihat oleh Kṛṣṇa agar, "Mantapkanlah pikiranmu yang selalu gelisah itu." Dan Arjuna dengan terus terang menjawab, "Kṛṣṇa, itu mustahil." Cañcalaṁ hi manaḥ kṛṣṇa pramāthi balavad dṛḍham. ([[ID/BG 6.34|BG 6.34]]), "Hamba menyadari bahwa pikiran hamba selalu gelisah, namun pegendalian pikiran itu sama halnya dengan upaya untuk menghentikan berhembusnya angin. Jadi, hal itu mustahil." Tetapi sebenarnya pikiran Arjuna sudah selalu tertuju dengan mantap kepada Kṛṣṇa. Jadi, mereka yang pikirannya sudah selalu tertuju dengan mantap kepada kaki padma Kṛṣṇa, maka sebenarnya mereka sudah menaklukkan pikirannya. Pikiran mereka sudah menjadi mantap. Itulah yang diinginkan.  


Sa vai manaḥ kṛṣṇa-padāravindayor vacāṁsi vaikuṇṭha-guṇānuvarṇane. ([[Vanisource:SB 9.4.18|SB 9.4.18]]). Inilah kualifikasi-kualifikasi dari Mahārāja Ambarīṣa. Ia adalah seorang raja yang sangat bertanggung jawab, tetapi pikirannya selalu tertuju dengan mantap pada kaki padma Kṛṣṇa. Itulah yang diinginkan. Jadi, inilah kualifikasi kebrahmanaan, yaitu untuk selalu berlatih memantapkan pikiran agar selalu tertuju kepada kaki padma Kṛṣṇa, dan itulah yang merupakan kesempurnaan yoga. Yoga berarti ... Bukan hanya sekedar mempertunjukkan kemahiran bermain sulap atau sihir. Bukan. Kesempurnaan yoga yang sebenarnya artinya adalah untuk memantapkan pikiranmu agar selalu tertuju kepada kaki padma Kṛṣṇa. Karena itulah di dalam Bhagavad-gītā, kamu akan menemukan pada bagian kesimpulan terakhir dari bab ini, Bab Enam,  
Sa vai manaḥ kṛṣṇa-padāravindayor vacāṁsi vaikuṇṭha-guṇānuvarṇane. ([[Vanisource:SB 9.4.18-20|SB 9.4.18]]). Inilah kualifikasi-kualifikasi dari Mahārāja Ambarīṣa. Ia adalah seorang raja yang sangat bertanggung jawab, tetapi pikirannya selalu tertuju dengan mantap pada kaki padma Kṛṣṇa. Itulah yang diinginkan. Jadi, inilah kualifikasi kebrahmanaan, yaitu untuk selalu berlatih memantapkan pikiran agar selalu tertuju kepada kaki padma Kṛṣṇa, dan itulah yang merupakan kesempurnaan yoga. Yoga berarti ... Bukan hanya sekedar mempertunjukkan kemahiran bermain sulap atau sihir. Bukan. Kesempurnaan yoga yang sebenarnya artinya adalah untuk memantapkan pikiranmu agar selalu tertuju kepada kaki padma Kṛṣṇa. Karena itulah di dalam Bhagavad-gītā, kamu akan menemukan pada bagian kesimpulan terakhir dari bab ini, Bab Enam,  


:yoginām api sarveṣāṁ
:yoginām api sarveṣāṁ
Line 48: Line 47:
:śraddhāvān bhajate yo māṁ
:śraddhāvān bhajate yo māṁ
:sa me yuktatamo mataḥ
:sa me yuktatamo mataḥ
:([[Vanisource:BG 6.47|BG 6.47]])
:([[ID/BG 6.47|BG 6.47]])


Hal ini dimaksudkan sebagai suatu upaya untuk menyemangatkan Arjuna, karena ia berpikir bahwa, "Jika demikian halnya, maka aku ini sama sekali tidak berguna, karena aku tidak bisa memantapkan pikiranku." Tetapi sebenarnya pikirannya sudah selalu mantap. Karena itulah Kṛṣṇa memberinya semangat, "Jangan berkecil hati, Setiap orang yang pikirannya sudah selalu mantap tertuju kepadaKu, maka ia adalah yogī yang tertinggi, yogī yang berkualitas kelas satu." Karena itu jugalah kita seharusnya selalu berpikir tentang Kṛṣṇa. Dan itu kita lakukan dengan berjapa mantra Hare Kṛṣṇa. Jika kamu berjapa Hare Kṛṣṇa, Hare Kṛṣṇa, maka itu artinya pikiranmu sedang mantap tertuju kepada Kṛṣṇa. Itulah kesempurnaan yoga.  
Hal ini dimaksudkan sebagai suatu upaya untuk menyemangatkan Arjuna, karena ia berpikir bahwa, "Jika demikian halnya, maka aku ini sama sekali tidak berguna, karena aku tidak bisa memantapkan pikiranku." Tetapi sebenarnya pikirannya sudah selalu mantap. Karena itulah Kṛṣṇa memberinya semangat, "Jangan berkecil hati, Setiap orang yang pikirannya sudah selalu mantap tertuju kepadaKu, maka ia adalah yogī yang tertinggi, yogī yang berkualitas kelas satu." Karena itu jugalah kita seharusnya selalu berpikir tentang Kṛṣṇa. Dan itu kita lakukan dengan berjapa mantra Hare Kṛṣṇa. Jika kamu berjapa Hare Kṛṣṇa, Hare Kṛṣṇa, maka itu artinya pikiranmu sedang mantap tertuju kepada Kṛṣṇa. Itulah kesempurnaan yoga.  

Latest revision as of 03:39, 12 July 2019



Lecture on SB 6.1.21 -- Chicago, July 5, 1975

Seperti apakah brāhmaṇa yang berkualifikasi itu? Kamu sudah mendengarnya berulang kali, śamo damaḥ satyaṁ śaucam ārjavaṁ titikṣā, jñānaṁ vijñānam āstikyaṁ brahma-karma svabhāva-jam. (BG 18.42). Kualitas-kualitas inilah yang seharusnya dikembangkan. Yang pertama, śama. Śama berarti kedudukan pikiran yang selalu seimbang. Pikiran tidak pernah menjadi terganggu. Ada sangat banyak penyebab yang mengakibatkan pikiran menjadi terganggu. Ketika pikiran tidak terganggu, maka keadaan itu disebut samaḥ. Guruṇāpi duḥkhena na vicālyate. Itulah kesempurnaan yoga.

yaṁ labdhvā cāparaṁ lābhaṁ
manyate nādhikaṁ tataḥ
yasmin sthite guruṇāpi
duḥkhena na vicālyate
(BG 6.22)

Inilah latihannya. Pikiran itu selalu berkerlap-kerlip. Bahkan juga pada lima ribu tahun yang lalu, ketika Arjuna diberi nasihat oleh Kṛṣṇa agar, "Mantapkanlah pikiranmu yang selalu gelisah itu." Dan Arjuna dengan terus terang menjawab, "Kṛṣṇa, itu mustahil." Cañcalaṁ hi manaḥ kṛṣṇa pramāthi balavad dṛḍham. (BG 6.34), "Hamba menyadari bahwa pikiran hamba selalu gelisah, namun pegendalian pikiran itu sama halnya dengan upaya untuk menghentikan berhembusnya angin. Jadi, hal itu mustahil." Tetapi sebenarnya pikiran Arjuna sudah selalu tertuju dengan mantap kepada Kṛṣṇa. Jadi, mereka yang pikirannya sudah selalu tertuju dengan mantap kepada kaki padma Kṛṣṇa, maka sebenarnya mereka sudah menaklukkan pikirannya. Pikiran mereka sudah menjadi mantap. Itulah yang diinginkan.

Sa vai manaḥ kṛṣṇa-padāravindayor vacāṁsi vaikuṇṭha-guṇānuvarṇane. (SB 9.4.18). Inilah kualifikasi-kualifikasi dari Mahārāja Ambarīṣa. Ia adalah seorang raja yang sangat bertanggung jawab, tetapi pikirannya selalu tertuju dengan mantap pada kaki padma Kṛṣṇa. Itulah yang diinginkan. Jadi, inilah kualifikasi kebrahmanaan, yaitu untuk selalu berlatih memantapkan pikiran agar selalu tertuju kepada kaki padma Kṛṣṇa, dan itulah yang merupakan kesempurnaan yoga. Yoga berarti ... Bukan hanya sekedar mempertunjukkan kemahiran bermain sulap atau sihir. Bukan. Kesempurnaan yoga yang sebenarnya artinya adalah untuk memantapkan pikiranmu agar selalu tertuju kepada kaki padma Kṛṣṇa. Karena itulah di dalam Bhagavad-gītā, kamu akan menemukan pada bagian kesimpulan terakhir dari bab ini, Bab Enam,

yoginām api sarveṣāṁ
mad-gatenāntar-ātmanā
śraddhāvān bhajate yo māṁ
sa me yuktatamo mataḥ
(BG 6.47)

Hal ini dimaksudkan sebagai suatu upaya untuk menyemangatkan Arjuna, karena ia berpikir bahwa, "Jika demikian halnya, maka aku ini sama sekali tidak berguna, karena aku tidak bisa memantapkan pikiranku." Tetapi sebenarnya pikirannya sudah selalu mantap. Karena itulah Kṛṣṇa memberinya semangat, "Jangan berkecil hati, Setiap orang yang pikirannya sudah selalu mantap tertuju kepadaKu, maka ia adalah yogī yang tertinggi, yogī yang berkualitas kelas satu." Karena itu jugalah kita seharusnya selalu berpikir tentang Kṛṣṇa. Dan itu kita lakukan dengan berjapa mantra Hare Kṛṣṇa. Jika kamu berjapa Hare Kṛṣṇa, Hare Kṛṣṇa, maka itu artinya pikiranmu sedang mantap tertuju kepada Kṛṣṇa. Itulah kesempurnaan yoga.

Jadi, untuk menjadi seorang brāhmaṇa, maka inilah kualifikasi yang pertama, yaitu menjaga pikiran untuk selalu menjadi mantap serta tidak menjadi gelisah, śama. Dan ketika pikiranmu sudah menjadi mantap, maka indria-indriamu akan menjadi terkendali. Jika kamu memantapkan pikiranmu dengan menyatakan bahwa, "Aku akan berjapa Hare Kṛṣṇa dengan sungguh-sungguh dan hanya akan menerima prasādam saja, tidak ada urusan lainnya," maka indria-indria akan menjadi terkendali dengan sendirinya. Tā'ra madhye jihwā ati, lobhamoy sudurmati.