ID/Prabhupada 0873 - Bhakti Artinya Adalah Bahwa Kita Harus Membersihkan Diri Kita Dari Sebutan-sebutan

Revision as of 03:46, 12 July 2019 by Vanibot (talk | contribs) (Vanibot #0023: VideoLocalizer - changed YouTube player to show hard-coded subtitles version)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)


750519 - Lecture SB - Melbourne

Aku sudah mendapatkan badanku yang sekarang ini, badan orang India ini, untuk kenikmatan indria-indria, sedang kamu sudah mendapatkan badan orang Australia, badan orang Amerika atau badan orang Eropa. Tetapi kamu harus menggantikan badan ini. Tathā dehāntara-prāptiḥ. (BG 2.13). Kita ini kekal. Na jāyate na mriyate vā kadācit. (BG 2.20). Sang jiwa tidaklah dilahirkan dan ia juga tidak mati. Kita hanya menggantikan badan kita saja. Tathā dehāntara-prāptiḥ. Seperti halnya kita juga sedang menggantikan badan kita.

Di dalam kandungan ibu, saat itu kita memiliki badan yang kecil. Badan itu tumbuh dan kemudian kita dilahirkan. Dan badan itu kembali tumbuh. Tumbuh terus ... tetapi sebenarnya, badan itu bukanlah sedang tumbuh, melainkan sedang berganti. Sang anak menggantikan badannya menjadi seorang bayi, dan sang bayi menggantikan badannya menjadi seorang anak laki-laki, dan sang anak laki-laki menggantikan badannya menjadi seorang remaja. Maka kemudian .... dengan cara itulah kamu menggantikan badanmu. Hal itu bisa kamu rasakan sendiri. Kamu pernah memiliki badan seorang anak kecil - kamu pasti masih ingat. Atau saat kamu memiliki badan seorang anak laki-laki - kamu juga mengingat hal itu. Sekarang badan-badan itu sudah tidak ada. Namun dirimu masih tetap ada. Karena itu kesimpulannya adalah bahwa ketika badan sudah tidak menjadi cocok untuk tetap ada, maka kita akan harus menerima sebuah badan lain. Inilah yang disebut sebagai tathā dehāntara-prāptiḥ.

Jadi, kita harus berubah. Itu merupakan hukum alam. Sang jiwa itu kekal, ia tidak bisa mati. Na jāyate na mriyate vā kadācit na hanyate hanyamāne śarīre. (BG 2.20). Sang jiwa tidak bisa musnah, yang menjadi musnah adalah jenis badan yang tertentu. Tetapi tidak, orang-orang tidak memahami hal itu. Dan karena mereka benar-benar disibukkan di dalam kegiatan-kegiatan berdosa, maka otak mereka telah menjadi sedemikian tumpulnya sehingga mereka tidak bisa memahami kebenaran yang sederhana ini, yaitu bahwa kamu sedang menggantikan badanmu di dalam kehidupan ini juga. Karena itu kamu juga akan menggantikan badanmu untuk menuju kehidupan lain berikutnya. Ini adalah kebenaran yang sangat sederhana. Tetapi dalam kemajuan peradaban material ini, kita sudah menjadi sedemikian bodoh dan kurang ajarnya, sehingga kita tidak bisa memahami hal ini.

Namun di India, jika kamu pergi ke desa-desa pedalaman, maka hal ini masih tetap berlangsung, yaitu meskipun ia sudah jatuh, meskipun seorang awam itu sudah jatuh dan ia tidak memiliki pendidikan, namun ia percaya. Ia percaya. Tetapi di sini, di dunia Barat, aku melihat banyak sekali para profesor yang besar, tetapi mereka sama sekali tidak tahu apa-apa. Aku bertemu dengan seorang profesor yang terkenal, Kotovsky, di Moscow. Ia berkata, "Swāmījī, sesudah badan ini berhenti, maka segala sesuatunya juga berhenti." Jadi lihatlah. Ia adalah seorang profesor yang besar dan dirinya diberi tanggung jawab atas sebuah departemen yang sangat besar, departemen Indologi. Tetapi Ia tidak tahu apa-apa.

Dan ini bukanlah kenyataannya. Kenyataannya adalah bahwa kita semua adalah pecikan-percikan kecil, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Tuhan. Entah bagaimana kita sudah sampai di dunia material ini untuk kenikmatan indria-indria. Di dunia spiritual, tidak ada kenikmatan indria-indria. Yang ada adalah indria-indria yang sudah disucikan. Di dunia material indria-indria itu tidak suci. Indria-indria itu hanya ingin menikmati hal-hal material. Jadi, kesadaran Kṛṣṇa itu artinya adalah bahwa kamu harus mensucikan indria-indriamu. Seperti itulah caranya.

sarvopādhi-vinirmuktaṁ
tat-paratvena nirmalam
hṛṣīkena hṛṣīkeśa-
sevanaṁ bhaktir ucyate
(CC Madhya 19.170)

Bhakti ini artinya adalah bahwa kita harus membersihkan diri kita dari sebutan-sebutan. Apakah sebutan-sebutan itu? Semua orang berpikir bahwa, Aku adalah orang Amerika," "Aku adalah orang India," "Aku adalah orang Eropa," "Aku adalah orang Australia," "Aku ini kucing." "Aku ini anjing," "Aku adalah ini," "Aku adalah itu." - semuanya didasarkan atas badan. Kita harus membersihkan konsep kehidupan yang didasarkan atas badan ini yaitu bahwa, "Aku bukan badan ini." Ahaṁ brahmāsmi, "Aku adalah sang jiwa rohani." Inilah yang harus kita insyafi. Maka kemudian tidak ada lagi bahwa, "Ini seorang Amerika, ini seorang Australia, ini seorang Hindu, ini seorang Muslim, ini sebatang pohon, ini ......" Tidak. Paṇḍitāḥ sama-darśinaḥ. (BG 5.18). Paṇḍitāḥ berarti orang yang terpelajar, orang yang mengetahui segala sesuatu seperti adanya. Bagi mereka,

vidyā-vinaya-sampanne
brāhmaṇe gavi hastini
śuni caiva śva-pāke ca
paṇḍitāḥ sama-darśinaḥ
(BG 5.18)

Seseorang yang sangat terpelajar, vidyā dan sangat lemah lembut. Vidyā berarti, berpendidikan berarti, bahwa ia adalah seorang yang lemah lembut dan tenang. Ia bukanlah para bajingan. Itulah vidyā. Itulah yang merupakan ujian pendidikan. Ia haruslah sangat terpelajar, sadar diri dan tenang. Dalam satu kata, maka kata yang cocok untuk itu adalah "manusia yang lemah lembut"