ID/Prabhupada 0892 - Jika Kamu Gagal Melaksanakan Perintah, Bagaimana Kamu Bisa Tetap Menjadi Pelayan Yang Kekal?

Revision as of 03:48, 12 July 2019 by Vanibot (talk | contribs) (Vanibot #0023: VideoLocalizer - changed YouTube player to show hard-coded subtitles version)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)


750522 - Lecture SB 06.01.01-2 - Melbourne

Prabhupāda : Mmm.

Penyembah : Karena anda.... (tidak jelas) dan semua penyembah di sini adalah murid-murid anda. Śrīla Prabhupāda, murid-murid yang kekal, pelayan-pelayan yang kekal. Tetapi bagaimana jika kami harus terlahir kembali di dunia material ini dalam kehidupan berikutnya? Bagaimana kami akan bisa melaksanakan pelayanan langsung kepada anda?

Prabhupāda : Ya. Sekalipun jika kamu tetap berada di dunia material ini .... Jika kamu belum bisa menyelesaikan kehidupan spiritualmu, maka kamu tetap akan mendapatkan kelahiran yang baik. Śucīnāṁ śrīmatāṁ gehe yoga-bhraṣṭoḥ sanjāyate. (BG 6.41), "Seseorang yang gagal dalam menyelesaikan kesadaran Kṛṣṇa, maka ia diberikan kesempatan berikutnya di dalam suatu keluarga bangsawan yang sangat terpandang atau di dalam suatu keluarga brāhmaṇa yang sangat murni, sehingga ia bisa kembali mengembangkan kesadaran Kṛṣṇa selanjutnya."

Penyembah : Apakah itu berarti bahwa ia akan mendapatkan diksa dari guru lain, atau ia akan tetap menjadi pelayan kekal anda?

Madhudvīṣa : Pertanyaannya adalah ketika kami menerima diksa dari anda, kami memahami bahwa kami menjadi pelayan-pelayan kekal anda.

Prabhupāda : Ya.

Madhudvīṣa : Tetapi jika kami harus kembali untuk menjadi terlahir lagi ...

Prabhupāda : Itu adalah jika kamu selamanya tetap melaksanakan perintah .... tetapi jika kamu gagal melaksanakan perintah, bagaimana kamu bisa tetap menjadi pelayan yang kekal? Kamu harus tetap berada pada tataran tersebut, maka kemudian kamu akan selamat untuk selamanya. Jika kamu jatuh dari tataran tersebut, maka itu adalah kesalahanmu sendiri. Seperti ketika kita semua berada di planet-planet Vaikuṇṭha. Kita lalu menjadi ingin menikmati dunia material ini. Dan kita lalu jatuh, sebagaimana halnya jaya-Vijaya. Sekarang kita sedang berusaha untuk pulang kembali. Karena itulah kita mengatakan, "Pulang kembali ke rumah, kembali kepada Tuhan."

Jadi segala sesuatunya adalah .... ada prosesnya. Jika kamu mengikuti proses itu, maka kamu pasti pulang kembali. Tetapi jika kamu jatuh, maka itu adalah kesalahanmu sendiri. Karena itu kehidupan ini dimaksudkan sebagai tapasya, sebagaimana petunjuk dari Ṛṣabhadeva bahwa kehidupan kita hendaknya tidak disia-siakan seperti halnya kehidupan dari para anjing dan babi. Kehidupan kita hendaknya dimanfaatkan untuk tapasya, untuk memahami kedudukan kita. Tapo putrakā yena śuddhyed sattva. (SB 5.5.1). Inilah tujuan kehidupan. Kita harus mensucikan keberadaan kita. Saat ini keberadaan kita masih belum tersucikan. Karena itulah kita menjadi tunduk kepada kelahiran, kematian, usia tua dan penyakit. Dan begitu kita mensucikan diri kita, maka kita tidak lagi menjadi tunduk kepada keempat hukum material ini.

Terima kasih banyak. Hare Kṛṣṇa.

Penyembah : Hare Kṛṣṇa, Jaya!