ID/Prabhupada 0931 - Jika Seseorang Tidak Dilahirkan, Lalu Bagaimana Ia Bisa Mati? Kematian Itu Tidak Ada: Difference between revisions

 
(Vanibot #0023: VideoLocalizer - changed YouTube player to show hard-coded subtitles version)
 
Line 10: Line 10:
<!-- END CATEGORY LIST -->
<!-- END CATEGORY LIST -->
<!-- BEGIN NAVIGATION BAR -- DO NOT EDIT OR REMOVE -->
<!-- BEGIN NAVIGATION BAR -- DO NOT EDIT OR REMOVE -->
{{1080 videos navigation - All Languages|Indonesian|ID/Prabhupada 0930 - Keluarlah Dari Keadaan Material Ini - Maka Akan Ada Kehidupan Sejati, Kehidupan Yang Kekal|0930|ID/Prabhupada 1057 - Bhagavad-gītā Juga Dikenal Sebagai Gītopaniṣad, Intisari Dari Segala Pengetahuan Veda|1057}}
{{1080 videos navigation - All Languages|Indonesian|ID/Prabhupada 0930 - Keluarlah Dari Keadaan Material Ini - Maka Akan Ada Kehidupan Sejati, Kehidupan Yang Kekal|0930|ID/Prabhupada 0932 - Kṛṣṇa Tidak Dilahirkan, Tetapi Itu Nampak Seperti Demikian Halnya Bagi Para Orang-orang Bodoh|0932}}
<!-- END NAVIGATION BAR -->
<!-- END NAVIGATION BAR -->
<!-- BEGIN ORIGINAL VANIQUOTES PAGE LINK-->
<!-- BEGIN ORIGINAL VANIQUOTES PAGE LINK-->
<div class="center">
<div class="center">
Line 21: Line 20:


<!-- BEGIN VIDEO LINK -->
<!-- BEGIN VIDEO LINK -->
{{youtube_right|rP0l05zMN9k|Jika Seseorang Tidak Dilahirkan, Lalu Bagaimana Ia Bisa Mati? Kematian Itu Tidak Ada<br/>- Prabhupāda 0931}}
{{youtube_right|AQfH9iFry7g|Jika Seseorang Tidak Dilahirkan, Lalu Bagaimana Ia Bisa Mati? Kematian Itu Tidak Ada<br/>- Prabhupāda 0931}}
<!-- END VIDEO LINK -->
<!-- END VIDEO LINK -->


Line 35: Line 34:
Kita adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Kṛṣṇa. Kṛṣṇa adalah Aja. Aja artinya adalah yang tidak dilahirkan dan yang tidak mati. Jadi, kita juga adalah aja. Bagaimana mungkin kita menjadi yang sebaliknya, yang bukan aja? Kṛṣṇa adalah Aja, sedangkan aku adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Kṛṣṇa. Maka contoh yang sama bisa kita lihat. Jika ayahku berbahagia, sedangkan aku adalah anak dari ayahku. Lalu mengapa aku harus tidak berbahagia? Itu adalah kesimpulan yang wajar. Karena aku juga akan menikmati milik ayahku sebagaimana yang dinikmati oleh ayahku. Maka sama halnya, Tuhan itu Maha Kuasa. Kṛṣṇa itu maha kuasa, maha indah, maha mengetahui dan lengkap dalam segalanya. Jadi, mungkin aku ini tidaklah lengkap, tetapi karena aku adalah bagian yang tidak terpisahkan dariNya, maka aku juga memiliki semua sifat Tuhan dalam bagian yang sebanding dengan keberadaanku sebagai bagian yang tidak terpisahkan dariNya. Bahwa ....  
Kita adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Kṛṣṇa. Kṛṣṇa adalah Aja. Aja artinya adalah yang tidak dilahirkan dan yang tidak mati. Jadi, kita juga adalah aja. Bagaimana mungkin kita menjadi yang sebaliknya, yang bukan aja? Kṛṣṇa adalah Aja, sedangkan aku adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Kṛṣṇa. Maka contoh yang sama bisa kita lihat. Jika ayahku berbahagia, sedangkan aku adalah anak dari ayahku. Lalu mengapa aku harus tidak berbahagia? Itu adalah kesimpulan yang wajar. Karena aku juga akan menikmati milik ayahku sebagaimana yang dinikmati oleh ayahku. Maka sama halnya, Tuhan itu Maha Kuasa. Kṛṣṇa itu maha kuasa, maha indah, maha mengetahui dan lengkap dalam segalanya. Jadi, mungkin aku ini tidaklah lengkap, tetapi karena aku adalah bagian yang tidak terpisahkan dariNya, maka aku juga memiliki semua sifat Tuhan dalam bagian yang sebanding dengan keberadaanku sebagai bagian yang tidak terpisahkan dariNya. Bahwa ....  


Tuhan tidak mati. Beliau itu Aja. Karena itu aku juga tidak mati. Itulah kedudukanku. Dan hal itu dijelaskan di dalam Bhagavad-gītā bahwa, na jāyate na mriyate vā kadācit. Ketika Kṛṣṇa menjelaskan tentang sang jiwa, maka Beliau berkata bahwa sang jiwa itu tidak pernah dilahirkan, na jāyate, na mriyate. Dan jika seseorang tidak dilahirkan, lalu bagaimana ia bisa mati? Kematian itu tidak ada. Kematian itu hanyalah diperuntukkan bagi sesuatu yang dilahirkan. Jika seseorang tidak dilahirkan, maka tidak ada kematian baginya. Na jāyate na mriyate vā. Jadi, kita adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Kṛṣṇa. Sebagaimana Kṛṣṇa adalah Aja, maka kita juga adalah aja. Itulah yang tidak kita pahami. Itulah kebodohan, itulah kebodohan. Mereka melakukan banyak penelitian ilmiah, tetapi mereka tidak memahami bahwa setiap makhluk hidup merupakan jiwa rohani. Dan makhluk hidup itu tidak dilahirkan. Ia tidak mati. Ia kekal. Nityaḥ śāśvato 'yam, ada selamanya. Dan purāṇaḥ, meskipun merupakan yang paling tua, na hanyate. Maka kesimpulannya adalah, na hanyate hanyamāne śarīre. ([[Vanisource:BG 2.20|BG 2.20]]). Jadi, sesudah peleburan badan ini, sang jiwa tidaklah mati. Ia menerima badan lainnya. Dan itulah yang merupakan penyakit kita. Itulah yang disebut sebagai bhava-roga. Bhava-roga artinya adalah penyakit material.  
Tuhan tidak mati. Beliau itu Aja. Karena itu aku juga tidak mati. Itulah kedudukanku. Dan hal itu dijelaskan di dalam Bhagavad-gītā bahwa, na jāyate na mriyate vā kadācit. Ketika Kṛṣṇa menjelaskan tentang sang jiwa, maka Beliau berkata bahwa sang jiwa itu tidak pernah dilahirkan, na jāyate, na mriyate. Dan jika seseorang tidak dilahirkan, lalu bagaimana ia bisa mati? Kematian itu tidak ada. Kematian itu hanyalah diperuntukkan bagi sesuatu yang dilahirkan. Jika seseorang tidak dilahirkan, maka tidak ada kematian baginya. Na jāyate na mriyate vā. Jadi, kita adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Kṛṣṇa. Sebagaimana Kṛṣṇa adalah Aja, maka kita juga adalah aja. Itulah yang tidak kita pahami. Itulah kebodohan, itulah kebodohan. Mereka melakukan banyak penelitian ilmiah, tetapi mereka tidak memahami bahwa setiap makhluk hidup merupakan jiwa rohani. Dan makhluk hidup itu tidak dilahirkan. Ia tidak mati. Ia kekal. Nityaḥ śāśvato 'yam, ada selamanya. Dan purāṇaḥ, meskipun merupakan yang paling tua, na hanyate. Maka kesimpulannya adalah, na hanyate hanyamāne śarīre. ([[ID/BG 2.20|BG 2.20]]). Jadi, sesudah peleburan badan ini, sang jiwa tidaklah mati. Ia menerima badan lainnya. Dan itulah yang merupakan penyakit kita. Itulah yang disebut sebagai bhava-roga. Bhava-roga artinya adalah penyakit material.  


Jadi, Kṛṣṇa adalah Makhluk Hidup Yang Utama, nityo nityānāṁ cetanaś cetanānām. (Kaṭha Upaniṣad 2.2.13) Kṛṣṇa itu persis sama seperti kita. Kita adalah tiruan dari Kṛṣṇa. Perbedaannya adalah bahwa Kṛṣṇa itu vibhu, tidak terbatas, sedangkan kita adalah aṇu, kita ini terbatas. Jadi itulah perbedaannya. Jika tidak, maka secara kualitas, kita sama seperti Kṛṣṇa. Karena itu kecenderungan apapun yang dimiliki oleh Kṛṣṇa, maka semua kecenderungan itu juga kita miliki. Kṛṣṇa memiliki kecenderungan untuk mencintai lawan jenis. Maka karena itu kita juga memiliki kecenderungan seperti itu, yaitu mencintai lawan jenis. Awal dari cinta ada di sana, yaitu di dalam Rādhā dan Kṛṣṇa, di dalam cinta kekal antara Rādhā dan Kṛṣṇa. Jadi, kita juga sedang mencari cinta yang kekal, tetapi karena kita ini terikat oleh hukum-hukum material, maka hal itu menjadi terganggu. Hal itu menjadi terganggu. Tetapi jika kita bisa keluar dari gangguan tersebut, maka kita akan mendapatkan hubungan cinta yang sama seperti hubungan cinta antara Kṛṣṇa dan Rādhārāṇī.  
Jadi, Kṛṣṇa adalah Makhluk Hidup Yang Utama, nityo nityānāṁ cetanaś cetanānām. (Kaṭha Upaniṣad 2.2.13) Kṛṣṇa itu persis sama seperti kita. Kita adalah tiruan dari Kṛṣṇa. Perbedaannya adalah bahwa Kṛṣṇa itu vibhu, tidak terbatas, sedangkan kita adalah aṇu, kita ini terbatas. Jadi itulah perbedaannya. Jika tidak, maka secara kualitas, kita sama seperti Kṛṣṇa. Karena itu kecenderungan apapun yang dimiliki oleh Kṛṣṇa, maka semua kecenderungan itu juga kita miliki. Kṛṣṇa memiliki kecenderungan untuk mencintai lawan jenis. Maka karena itu kita juga memiliki kecenderungan seperti itu, yaitu mencintai lawan jenis. Awal dari cinta ada di sana, yaitu di dalam Rādhā dan Kṛṣṇa, di dalam cinta kekal antara Rādhā dan Kṛṣṇa. Jadi, kita juga sedang mencari cinta yang kekal, tetapi karena kita ini terikat oleh hukum-hukum material, maka hal itu menjadi terganggu. Hal itu menjadi terganggu. Tetapi jika kita bisa keluar dari gangguan tersebut, maka kita akan mendapatkan hubungan cinta yang sama seperti hubungan cinta antara Kṛṣṇa dan Rādhārāṇī.  

Latest revision as of 03:51, 12 July 2019



730424 - Lecture SB 01.08.32 - Los Angeles

Kita adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Kṛṣṇa. Kṛṣṇa adalah Aja. Aja artinya adalah yang tidak dilahirkan dan yang tidak mati. Jadi, kita juga adalah aja. Bagaimana mungkin kita menjadi yang sebaliknya, yang bukan aja? Kṛṣṇa adalah Aja, sedangkan aku adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Kṛṣṇa. Maka contoh yang sama bisa kita lihat. Jika ayahku berbahagia, sedangkan aku adalah anak dari ayahku. Lalu mengapa aku harus tidak berbahagia? Itu adalah kesimpulan yang wajar. Karena aku juga akan menikmati milik ayahku sebagaimana yang dinikmati oleh ayahku. Maka sama halnya, Tuhan itu Maha Kuasa. Kṛṣṇa itu maha kuasa, maha indah, maha mengetahui dan lengkap dalam segalanya. Jadi, mungkin aku ini tidaklah lengkap, tetapi karena aku adalah bagian yang tidak terpisahkan dariNya, maka aku juga memiliki semua sifat Tuhan dalam bagian yang sebanding dengan keberadaanku sebagai bagian yang tidak terpisahkan dariNya. Bahwa ....

Tuhan tidak mati. Beliau itu Aja. Karena itu aku juga tidak mati. Itulah kedudukanku. Dan hal itu dijelaskan di dalam Bhagavad-gītā bahwa, na jāyate na mriyate vā kadācit. Ketika Kṛṣṇa menjelaskan tentang sang jiwa, maka Beliau berkata bahwa sang jiwa itu tidak pernah dilahirkan, na jāyate, na mriyate. Dan jika seseorang tidak dilahirkan, lalu bagaimana ia bisa mati? Kematian itu tidak ada. Kematian itu hanyalah diperuntukkan bagi sesuatu yang dilahirkan. Jika seseorang tidak dilahirkan, maka tidak ada kematian baginya. Na jāyate na mriyate vā. Jadi, kita adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Kṛṣṇa. Sebagaimana Kṛṣṇa adalah Aja, maka kita juga adalah aja. Itulah yang tidak kita pahami. Itulah kebodohan, itulah kebodohan. Mereka melakukan banyak penelitian ilmiah, tetapi mereka tidak memahami bahwa setiap makhluk hidup merupakan jiwa rohani. Dan makhluk hidup itu tidak dilahirkan. Ia tidak mati. Ia kekal. Nityaḥ śāśvato 'yam, ada selamanya. Dan purāṇaḥ, meskipun merupakan yang paling tua, na hanyate. Maka kesimpulannya adalah, na hanyate hanyamāne śarīre. (BG 2.20). Jadi, sesudah peleburan badan ini, sang jiwa tidaklah mati. Ia menerima badan lainnya. Dan itulah yang merupakan penyakit kita. Itulah yang disebut sebagai bhava-roga. Bhava-roga artinya adalah penyakit material.

Jadi, Kṛṣṇa adalah Makhluk Hidup Yang Utama, nityo nityānāṁ cetanaś cetanānām. (Kaṭha Upaniṣad 2.2.13) Kṛṣṇa itu persis sama seperti kita. Kita adalah tiruan dari Kṛṣṇa. Perbedaannya adalah bahwa Kṛṣṇa itu vibhu, tidak terbatas, sedangkan kita adalah aṇu, kita ini terbatas. Jadi itulah perbedaannya. Jika tidak, maka secara kualitas, kita sama seperti Kṛṣṇa. Karena itu kecenderungan apapun yang dimiliki oleh Kṛṣṇa, maka semua kecenderungan itu juga kita miliki. Kṛṣṇa memiliki kecenderungan untuk mencintai lawan jenis. Maka karena itu kita juga memiliki kecenderungan seperti itu, yaitu mencintai lawan jenis. Awal dari cinta ada di sana, yaitu di dalam Rādhā dan Kṛṣṇa, di dalam cinta kekal antara Rādhā dan Kṛṣṇa. Jadi, kita juga sedang mencari cinta yang kekal, tetapi karena kita ini terikat oleh hukum-hukum material, maka hal itu menjadi terganggu. Hal itu menjadi terganggu. Tetapi jika kita bisa keluar dari gangguan tersebut, maka kita akan mendapatkan hubungan cinta yang sama seperti hubungan cinta antara Kṛṣṇa dan Rādhārāṇī.

Jadi hendaknya urusan kita hanyalah mengenai bagaimana caranya untuk pulang kembali ke rumah, pulang kepada Kṛṣṇa. Kṛṣṇa itu kekal, sehingga kembali kepada Kṛṣṇa artinya adalah bahwa kita akan mendapatkan badan yang kekal. Seperti halnya jika seseorang menjadi sekretaris atau pelayan dari Presiden Nixon, maka itu berarti ia juga adalah orang yang besar. Ia adalah orang besar, karena jika ia tidak memiliki kualitas yang khusus, maka ia tidak bisa menjadi sekretaris atau pelayan pribadi dari Presiden Nixon. Itu mustahil. Orang yang bisa menjadi sekretaris atau pelayan dari Presiden Nixon tentunya bukan orang yang biasa. Maka sama halnya, untuk kembali pulang ke rumah, kembali kepada Tuhan artinya adalah kamu menjadi mendapatkan sejenis badan sebagaimana yang dimiliki oleh Kṛṣṇa. Kamu menjadi aja. Ajo nityaḥ śāśvato 'yam. Inilah penyakitnya, yaitu bahwa kita menggantikan badan kita. Jadi, Kṛṣṇa itu Aja.