ID/Prabhupada 0995 - Gerakan Kesadaran Kṛṣṇa Bukanlah Dimaksudkan Bagi Urusan-urusan Dari Para Kṣatriya Dan Para Vaiśya

Revision as of 03:56, 12 July 2019 by Vanibot (talk | contribs) (Vanibot #0023: VideoLocalizer - changed YouTube player to show hard-coded subtitles version)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)


730407 - Lecture SB 01.14.43 - New York

Prabhupāda : Jika kamu minum susu dari sebuah cangkir emas dan dari sebuah cangkir besi, maka rasa susu itu tetap sama saja. Kamu tidak bisa merubah rasa susu, atau apapun itu, hanya dengan menempatkannya di dalam sebuah cangkir emas. Tetapi para orang bodoh ini berpikir bahwa, "Kesenangan material kita akan menjadi lebih bisa dinikmati jika hal itu dtempatkan di dalam suatu cangkir emas dan bukan pada sebuah cangkir besi." Mūḍhāḥ. Mereka disebut sebagai para mūḍhāḥ. (tertawa). Mereka tidak memahami bahwa urusan yang sebenarnya adalah bagaimana caranya untuk bisa segera keluar dari badan material ini. Yaitu, janma-mṛtyu-jarā-vyādhi-duḥkha-doṣānudarśanam. (BG 13.9). Inilah pengetahuan yang sebenarnya. Seseorang harus selalu mengedepankan hal ini yaitu bahwa, "Penderitaan hidupku yang sebenarnya adalah ke empat hal ini, janma-mṛtyu-jarā-vyādhi, yaitu lahir, mati, menjadi tua dan menjadi sakit. Itulah penderitaanku." Tetapi mereka tidak memahami hal ini.

Saat ini mereka sedang sibuk dalam mengatasi masalah persediaan minyak bumi. Ya. Mereka sudah menciptakan masalah persediaan minyak bumi ini, berupa alat pengangkut tanpa kuda yang terbuat dari kaleng ini. (tertawa). Ya. Mereka berpikir, "Ini jauh lebih baik daripada kuda. Sekarang aku sudah memiliki alat pengangkut yang terbuat dari kaleng ini." Begitu alat pengangkut itu menjadi usang, maka ia menjadi tidak bernilai lagi. Lalu kamu membuangnya ke jalanan, itu yang kamu lakukan khususnya di negaramu. Tidak seorangpun memperdulikan hal itu. Tetapi, orang membutuhkan alat pengangkut ini. Dan alat ini harus dijalankan dengan menggunakan minyak bumi, sementara minyak bumi hanya bisa diperoleh melalui usaha yang keras, usaha yang sangat keras, dengan cara pergi ke gurun pasir dan melakukan pengeboran di sana, lalu memompa keluar minyaknya dan membawanya ke tangki-tangki. Dan hal seperti itu disebut sebagai ugra-karma. Hal ini dinyatakan di dalam Bhagavad-gītā, bahwa para bajingan ini, para asura ini, mereka sudah menciptakan ugra-karma yang menimbulkan begitu banyak masalah bagi semua orang. Itu saja. Kṣayāya jagato 'hitāḥ, lalu kemudian mendatangkan kehancuran yang semakin lama semakin mendekat. Sekarang, mereka terus melakukan hal itu dan akibatnya muncul kemungkinan timbulnya perang besar, yang artinya adalah kehancuran. Semua itu hanya merupakan akibat dari upaya untuk mendapatkan sedikit kenyamanan saja.

Dahulunya, orang-orang juga berpindah tempat. Ada sarana transportasi yang digunakan. Tetapi orang-orang saat ini tidak suka untuk tetap menggunakan cara-cara jaman dahulu, karena mereka tidak memiliki kesibukan lain. Mereka tidak mengetahui adanya kesibukan lain yang lebih baik. Inilah kesibukan yang lebih baik itu, datang ke hadapan Rādhā-Kṛṣṇa, kemudian memuliakan Tuhan dan memahami hubungan antara kita denganNya. Itulah urusan kita yang sebenarnya, namun tidak seorangpun yang berminat kepada urusan yang sebenarnya itu. Mereka hanya tertarik kepada kesibukan yang tidak berguna, dengan sepanjang hari berada di kantor, lalu pergi ke klub, pergi ke klub sepak bola, klub tennis dan sebagainya. Dengan demikian mereka hanya sekedar menemukan cara bagaimana menyia-nyiakan kehidupan dalam wujud manusia yang sangat berharga ini. Hanya itulah yang sudah mereka temukan. Mereka tidak merasa bahwa kehidupan ini seharusnya dimanfaatkan untuk menghentikan hal-hal ini, maksudku, masalah yang utama ini yaitu, janma-mṛtyu-jarā. Mereka tidak memahami hal itu.

Jadi, Śrīmad Bhāgavatam ini sudah memberikan arti kehidupan yang sebenarnya kepada seluruh dunia, apa yang sebenarnya dimaksudkan dengan kehidupan ini. Inilah etiket-etiket atau tata cara tersebut yaitu, khususnya dengan memelihara para brāhmaṇa, orang tua, anak-anak, wanita serta sapi. Inilah peradaban. Para makhluk hidup itulah yang hendaknya dipelihara dan dirawat. Tetapi sekarang para bajingan itu justru membunuh para sapi, membuat para wanita menjadi pelacur dan membunuh anak-anak bahkan saat mereka masih ada di dalam kandungan. Dan tidak ada penghormatan kepada brāhmaṇa, apalagi mengenai budaya kebrāhmaṇaan. Lalu, bagaimana kamu akan bisa menjadi berbahagia? Huh? Dengan tidak adanya budaya kebrāhmaṇaan di dalam masyarakat, maka kedudukan masyarakat yang seperti itu jauh lebih rendah daripada masyarakat binatang. Karena itulah kita mempersembahkan doa-doa kita,

namo brahmaṇya-devāya
go-brāhmaṇa-hitāya ca
jagad-dhitāya kṛṣṇāya
govindāya namo namaḥ

Penghormatan pertama yang kita berikan adalah, go-brāhmaṇa-hitāya ca, jagad-dhitāya. Jika kamu benar-benar ingin melakukan kegiatan kesejahteraan yang bisa memberikan manfaat bagi seluruh dunia, maka dua hal inilah yang harus diperhatikan, go-brāhmaṇa-hitāya ca, para sapi dan para brāhmaṇa. Merekalah yang harus diberikan perlindungan pertama kalinya. Maka kemudian, jagad-dhitāya, maka akan ada kesejahteraan yang sebenarnya bagi seluruh dunia. Tetapi mereka tidak memahami hal itu.

Kṛṣi-go-rakṣya-vāṇijyaṁ, go-rakṣya, vāṇijyam, vaiśya-karma svabhāva-jam. Ini adalah kewajiban dari manusia golongan pedagang yaitu, meningkatkan pertanian dan memberikan perlindungan kepada para sapi, kṛṣi-go-rakṣya vāṇijyam. Dan jika kamu memiliki kelebihan bahan makanan, maka kamu bisa menjualnya, vāṇijyam. Seperti itulah urusannya. Para brāhmaṇa dimaksudkan untuk melaksanakan pekerjaan yang mempergunakan otak. Ia akan memberikan saran serta nasihat. Seperti halnya kita, gerakan kesadaran Kṛṣṇa ini, .... Kita bukanlah dimaksudkan bagi urusan-urusan dari para kṣatriya dan para vaiśya, meskipun demikian jika dibutuhkan, para penyembah bisa menerima urusan tersebut. Tetapi urusan yang sebenarnya bagi para brāhmaṇa adalah memahami Veda, memahami Brahman dan memahami Brahman Yang Utama, Sang Kebenaran Mutlak. Ia harus memahami hal tersebut dan ia harus membagikan pengetahuan tersebut. Inilah brāhmaṇa. Kīrtayanto. Satataṁ kīrtayanto māṁ yatantaś ca dṛḍha-vratāḥ. Inilah urusan brāhmaṇa.

Jadi, kita sudah menerima urusan ini, yaitu untuk mengajarkan bahwa Tuhan itu ada. Kita memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Tuhan. Jadi, jika kamu bertindak dengan semestinya, maka kamu akan menjadi berbahagia. Inilah gerakan kesadaran Kṛṣṇa kita. Para bajingan ini, mereka sudah melupakan Tuhan, atau mereka sudah tidak memperdulikan Tuhan, dan itulah penyebab dari penderitaan mereka. Kemarin, wartawan itu bertanya .... Apa pertanyaannya?

Penyembah : "Apakah hal ini akan bisa memecahkan masalah yang diakibatkan oleh krisis minyak bumi ini?"

Prabhupāda : Ya. Jadi, apa jawabanku kemarin?

Penyembah : "Ya. Mengapa tidak?"

Prabhupāda : Huh?

Penyembah : "Mengapa tidak?"

Prabhupāda : Kamu tidak ingat?

Penyembah : Ya. Anda berkata bahwa jalan keluarnya sudah ada, yaitu kesadaran Kṛṣṇa.

Prabhupāda : Ya. Sebenarnya, itulah kenyataannya! Tetapi mereka tidak akan mau menerima hal itu. Mereka tidak akan mau menerima hal itu. Sekarang, apa masalahnya? Hal ini bukanlah sesuatu yang sangat sulit. Minyak bumi itu ada, dan minyak bumi itu diperlukan, minyak bumi itu dimaksudkan untuk kita pergunakan, tetapi kesulitannya adalah bahwa para orang Arab, mereka berpikir bahwa minyak itu adalah milik mereka ....