ID/Prabhupada 1021 - Jika Ada Seseorang Yang Bersimpati Kepada Para Jiwa Terikat Yang Sedang Jatuh, Maka Ia Adalah Vaiṣṇava: Difference between revisions

 
(Vanibot #0023: VideoLocalizer - changed YouTube player to show hard-coded subtitles version)
 
Line 10: Line 10:
<!-- END CATEGORY LIST -->
<!-- END CATEGORY LIST -->
<!-- BEGIN NAVIGATION BAR -- DO NOT EDIT OR REMOVE -->
<!-- BEGIN NAVIGATION BAR -- DO NOT EDIT OR REMOVE -->
{{1080 videos navigation - All Languages|Indonesian|ID/Prabhupada 1020 - Hati Itu Ada Dan Fungsinya Adalah Untuk Mencintai, Namun Mengapa Kamu Begitu Keras Hati?|1020|ID/Prabhupada 1057 - Bhagavad-gītā Juga Dikenal Sebagai Gītopaniṣad, Intisari Dari Segala Pengetahuan Veda|1057}}
{{1080 videos navigation - All Languages|Indonesian|ID/Prabhupada 1020 - Hati Itu Ada Dan Fungsinya Adalah Untuk Mencintai, Namun Mengapa Kamu Begitu Keras Hati?|1020|ID/Prabhupada 1022 - Pertama-tama Kita Harus Belajar Mencintai - Itulah Agama Yang Berkualitas Kelas Satu|1022}}
<!-- END NAVIGATION BAR -->
<!-- END NAVIGATION BAR -->
<!-- BEGIN ORIGINAL VANIQUOTES PAGE LINK-->
<!-- BEGIN ORIGINAL VANIQUOTES PAGE LINK-->
<div class="center">
<div class="center">
Line 21: Line 20:


<!-- BEGIN VIDEO LINK -->
<!-- BEGIN VIDEO LINK -->
{{youtube_right|oAsLKmzRBNc|Jika Ada Seseorang Yang Bersimpati Kepada Para Jiwa Terikat Yang Sedang Jatuh, Maka Ia Adalah Vaiṣṇava<br/>- Prabhupāda 1021}}
{{youtube_right|5zp21uipkJI|Jika Ada Seseorang Yang Bersimpati Kepada Para Jiwa Terikat Yang Sedang Jatuh, Maka Ia Adalah Vaiṣṇava<br/>- Prabhupāda 1021}}
<!-- END VIDEO LINK -->
<!-- END VIDEO LINK -->


Line 37: Line 36:
:sarva-dharmān parityajya
:sarva-dharmān parityajya
:mām ekaṁśaraṇaṁ
:mām ekaṁśaraṇaṁ
:([[Vanisource:BG 18.66|BG 18.66]])
:([[ID/BG 18.66|BG 18.66]])


Kecenderunganmu untuk mencintai sudah dibagikan kepada begitu banyak hal, namun kamu tetap tidak merasa berbahagia, karena ... Jika kamu tidak mencintai Kṛṣṇa, maka apapun yang kamu lakukan atas nama cinta itu, hanya akan kamu laksanakan sebagai  suatu kehidupan yang berdosa, hanya akan kamu lakukan sebagai suatu ketidak-patuhan belaka. Sebagai contoh, jika kamu tidak mematuhi hukum negara, maka itu berarti bahwa semua kegiatanmu adalah kegiatan berdosa. Kamu mungkin akan menganggap bahwa, "Oh, ini bagus sekali," tetapi sebenarnya tidaklah demikian halnya. Karena secara alamiah, kamu adalah pelayan dari Kṛṣṇa, jīvera svarūpa haya nitya kṛṣṇa dāsa. ([[Vanisource:CC Madhya 20.108|CC Madhya 20.108]])., kedudukan kekalmu adalah untuk melayani Kṛṣṇa.  
Kecenderunganmu untuk mencintai sudah dibagikan kepada begitu banyak hal, namun kamu tetap tidak merasa berbahagia, karena ... Jika kamu tidak mencintai Kṛṣṇa, maka apapun yang kamu lakukan atas nama cinta itu, hanya akan kamu laksanakan sebagai  suatu kehidupan yang berdosa, hanya akan kamu lakukan sebagai suatu ketidak-patuhan belaka. Sebagai contoh, jika kamu tidak mematuhi hukum negara, maka itu berarti bahwa semua kegiatanmu adalah kegiatan berdosa. Kamu mungkin akan menganggap bahwa, "Oh, ini bagus sekali," tetapi sebenarnya tidaklah demikian halnya. Karena secara alamiah, kamu adalah pelayan dari Kṛṣṇa, jīvera svarūpa haya nitya kṛṣṇa dāsa. ([[Vanisource:CC Madhya 20.108-109|CC Madhya 20.108]])., kedudukan kekalmu adalah untuk melayani Kṛṣṇa.  


Jadi, tanpa pengetahuan ini, maka pelayanan apapun yang akan kamu lakukan kepada orang lain hanya akan merupakan suatu kegiatan berdosa saja. Itu adalah suatu contoh yang sama. Jika kamu tidak mematuhi hukum negara, maka saat kamu menjadi seorang dermawan .... Aku sudah melihat hal itu di India. Di India, saat ada pergerakan kemerdekaan - yah ... bukan hanya di India, tetapi juga di setiap negara - saat ada pergerakan kemerdekaan, ada sangat banyak orang yang dihukum mati dan digantung. Tetapi sebenarnya kamu adalah seseorang yang sangat mencintai negaramu. Namun akibat dari rasa cintanya yang mendalam kepada negaranya, maka ia justru menjadi digantung, karena ia sudah melanggar hukum ... Ia tidak mematuhi hukum pemerintah yang sedang berlaku. Cobalah untuk memahami hal ini.  
Jadi, tanpa pengetahuan ini, maka pelayanan apapun yang akan kamu lakukan kepada orang lain hanya akan merupakan suatu kegiatan berdosa saja. Itu adalah suatu contoh yang sama. Jika kamu tidak mematuhi hukum negara, maka saat kamu menjadi seorang dermawan .... Aku sudah melihat hal itu di India. Di India, saat ada pergerakan kemerdekaan - yah ... bukan hanya di India, tetapi juga di setiap negara - saat ada pergerakan kemerdekaan, ada sangat banyak orang yang dihukum mati dan digantung. Tetapi sebenarnya kamu adalah seseorang yang sangat mencintai negaramu. Namun akibat dari rasa cintanya yang mendalam kepada negaranya, maka ia justru menjadi digantung, karena ia sudah melanggar hukum ... Ia tidak mematuhi hukum pemerintah yang sedang berlaku. Cobalah untuk memahami hal ini.  


Maka sama halnya jika kita tidak mematuhi hukum pemerintah yang paling utama, yang disebut dharma. Dharma berarti hukum pemerintah yang paling utama. Dharmaṁ tu sākṣād bhagavat-praṇītam. ([[Vanisource:SB 6.3.19|SB 6.3.19]]). Dharma artinya adalah ... apa arti dharma itu? Itu adalah sesuatu yang sangat sederhana, Kṛṣṇa berkata, sarva-dharmān parityajya mām ekaṁ. ([[Vanisource:BG 18.66|BG 18.66]]). Agama yang sebenarnya adalah berserah diri kepada Kṛṣṇa atau Tuhan. Itulah agama yang sebenarnya. Tanpa hal itu, maka semua agama hanyalah merupakan suatu penipuan belaka. Dharmaḥ projjhita-kaitavo 'tra. ([[Vanisource:SB 1.1.2|SB 1.1.2]]), demikianlah awalan dari Śrīmad-Bhāgavatam. Agama yang menipu. Jika tidak ada cinta kepada Tuhan, maka itu bukanlah agama ... Itu hanya akan merupakan suatu rumusan ritual belaka. Itu bukanlah agama.  
Maka sama halnya jika kita tidak mematuhi hukum pemerintah yang paling utama, yang disebut dharma. Dharma berarti hukum pemerintah yang paling utama. Dharmaṁ tu sākṣād bhagavat-praṇītam. ([[Vanisource:SB 6.3.19|SB 6.3.19]]). Dharma artinya adalah ... apa arti dharma itu? Itu adalah sesuatu yang sangat sederhana, Kṛṣṇa berkata, sarva-dharmān parityajya mām ekaṁ. ([[ID/BG 18.66|BG 18.66]]). Agama yang sebenarnya adalah berserah diri kepada Kṛṣṇa atau Tuhan. Itulah agama yang sebenarnya. Tanpa hal itu, maka semua agama hanyalah merupakan suatu penipuan belaka. Dharmaḥ projjhita-kaitavo 'tra. ([[Vanisource:SB 1.1.2|SB 1.1.2]]), demikianlah awalan dari Śrīmad-Bhāgavatam. Agama yang menipu. Jika tidak ada cinta kepada Tuhan, maka itu bukanlah agama ... Itu hanya akan merupakan suatu rumusan ritual belaka. Itu bukanlah agama.  


Seperti ketika orang Hindu pergi ke temple hanya karena itu merupakan ritual mereka saja, atau ketika orang Islam pergi ke mesjid dan orang Kristen pergi ke gereja sekedar sebagai suatu kegiatan ritual saja. Tetapi mereka melakukan hal itu tanoa ada rasa cinta kepada Tuhan, hanya sekedar sebagai suatu formalitas saja. Mereka melakukan itu karena mereka harus menunjukkan bahwa diri mereka merupakan bagian dari suatu agama, "Aku beragama Hindu," "Aku beragama Kristen." Dan pada akhirnya hal itu kemudian hanya menimbulkan perselisihan belaka, karena sama sekali tidak ada cinta di dalamnya. Jika kamu  ...  jika kamu benar-benar religius, maka itu berarti bahwa kamu harus benar-benar sadar akan Tuhan. Dan jika kamu sadar akan Tuhan, jika aku sadar akan Tuhan, mana mungkin akan ada perselisihan? Jadi, mereka semua telah kehilangan hal itu, sehingga akhirnya agama-agama yang seperti itu hanyalah merupakan agama yang menipu saja, karena sama sekali tidak ada cinta di dalamnya.  
Seperti ketika orang Hindu pergi ke temple hanya karena itu merupakan ritual mereka saja, atau ketika orang Islam pergi ke mesjid dan orang Kristen pergi ke gereja sekedar sebagai suatu kegiatan ritual saja. Tetapi mereka melakukan hal itu tanpa ada rasa cinta kepada Tuhan, hanya sekedar sebagai suatu formalitas saja. Mereka melakukan itu karena mereka harus menunjukkan bahwa diri mereka merupakan bagian dari suatu agama, "Aku beragama Hindu," "Aku beragama Kristen." Dan pada akhirnya hal itu kemudian hanya menimbulkan perselisihan belaka, karena sama sekali tidak ada cinta di dalamnya. Jika kamu  ...  jika kamu benar-benar religius, maka itu berarti bahwa kamu harus benar-benar sadar akan Tuhan. Dan jika kamu sadar akan Tuhan, jika aku sadar akan Tuhan, mana mungkin akan ada perselisihan? Jadi, mereka semua telah kehilangan hal itu, sehingga akhirnya agama-agama yang seperti itu hanyalah merupakan agama yang menipu saja, karena sama sekali tidak ada cinta di dalamnya.  
<!-- END TRANSLATED TEXT -->
<!-- END TRANSLATED TEXT -->

Latest revision as of 03:59, 12 July 2019



730408 - Lecture SB 01.14.44 - New York

Jadi, semua makhluk hidup sedang menderita, karena mereka sedang jatuh ke dalam keadaan material ini. Tetapi ada rasa simpati dari Vaiṣṇava. Jika ada seseorang yang benar-benar bersimpati kepada para jiwa terikat yang sedang jatuh, maka ia adalah Vaiṣṇava. Ia memahami bagaimana dan mengapa mereka menjadi menderita. Karena itulah maka ia ingin memberi mereka keterangan, "Temanku yang baik, anda sedang menderita hanya karena anda sedang melupakan kekasih anda yang sebenarnya, Kṛṣṇa." "Karena itulah anda menderita." Inilah pesannya, inilah pesan dari Vaiṣṇava. Untuk menyampaikan pesan ini, maka Kṛṣṇa datang sendiri sebagai Tuhan Yang Maha Kuasa. Beliau juga berkata,

sarva-dharmān parityajya
mām ekaṁśaraṇaṁ
(BG 18.66)

Kecenderunganmu untuk mencintai sudah dibagikan kepada begitu banyak hal, namun kamu tetap tidak merasa berbahagia, karena ... Jika kamu tidak mencintai Kṛṣṇa, maka apapun yang kamu lakukan atas nama cinta itu, hanya akan kamu laksanakan sebagai suatu kehidupan yang berdosa, hanya akan kamu lakukan sebagai suatu ketidak-patuhan belaka. Sebagai contoh, jika kamu tidak mematuhi hukum negara, maka itu berarti bahwa semua kegiatanmu adalah kegiatan berdosa. Kamu mungkin akan menganggap bahwa, "Oh, ini bagus sekali," tetapi sebenarnya tidaklah demikian halnya. Karena secara alamiah, kamu adalah pelayan dari Kṛṣṇa, jīvera svarūpa haya nitya kṛṣṇa dāsa. (CC Madhya 20.108)., kedudukan kekalmu adalah untuk melayani Kṛṣṇa.

Jadi, tanpa pengetahuan ini, maka pelayanan apapun yang akan kamu lakukan kepada orang lain hanya akan merupakan suatu kegiatan berdosa saja. Itu adalah suatu contoh yang sama. Jika kamu tidak mematuhi hukum negara, maka saat kamu menjadi seorang dermawan .... Aku sudah melihat hal itu di India. Di India, saat ada pergerakan kemerdekaan - yah ... bukan hanya di India, tetapi juga di setiap negara - saat ada pergerakan kemerdekaan, ada sangat banyak orang yang dihukum mati dan digantung. Tetapi sebenarnya kamu adalah seseorang yang sangat mencintai negaramu. Namun akibat dari rasa cintanya yang mendalam kepada negaranya, maka ia justru menjadi digantung, karena ia sudah melanggar hukum ... Ia tidak mematuhi hukum pemerintah yang sedang berlaku. Cobalah untuk memahami hal ini.

Maka sama halnya jika kita tidak mematuhi hukum pemerintah yang paling utama, yang disebut dharma. Dharma berarti hukum pemerintah yang paling utama. Dharmaṁ tu sākṣād bhagavat-praṇītam. (SB 6.3.19). Dharma artinya adalah ... apa arti dharma itu? Itu adalah sesuatu yang sangat sederhana, Kṛṣṇa berkata, sarva-dharmān parityajya mām ekaṁ. (BG 18.66). Agama yang sebenarnya adalah berserah diri kepada Kṛṣṇa atau Tuhan. Itulah agama yang sebenarnya. Tanpa hal itu, maka semua agama hanyalah merupakan suatu penipuan belaka. Dharmaḥ projjhita-kaitavo 'tra. (SB 1.1.2), demikianlah awalan dari Śrīmad-Bhāgavatam. Agama yang menipu. Jika tidak ada cinta kepada Tuhan, maka itu bukanlah agama ... Itu hanya akan merupakan suatu rumusan ritual belaka. Itu bukanlah agama.

Seperti ketika orang Hindu pergi ke temple hanya karena itu merupakan ritual mereka saja, atau ketika orang Islam pergi ke mesjid dan orang Kristen pergi ke gereja sekedar sebagai suatu kegiatan ritual saja. Tetapi mereka melakukan hal itu tanpa ada rasa cinta kepada Tuhan, hanya sekedar sebagai suatu formalitas saja. Mereka melakukan itu karena mereka harus menunjukkan bahwa diri mereka merupakan bagian dari suatu agama, "Aku beragama Hindu," "Aku beragama Kristen." Dan pada akhirnya hal itu kemudian hanya menimbulkan perselisihan belaka, karena sama sekali tidak ada cinta di dalamnya. Jika kamu ... jika kamu benar-benar religius, maka itu berarti bahwa kamu harus benar-benar sadar akan Tuhan. Dan jika kamu sadar akan Tuhan, jika aku sadar akan Tuhan, mana mungkin akan ada perselisihan? Jadi, mereka semua telah kehilangan hal itu, sehingga akhirnya agama-agama yang seperti itu hanyalah merupakan agama yang menipu saja, karena sama sekali tidak ada cinta di dalamnya.