ID/Prabhupada 1075 - Kita Sedang Mempersiapkan Kehidupan Kita Berikutnya Melalui Kegiatan-kegiatan Kita Di Dalam Kehidupan Saat Ini

Revision as of 15:14, 12 September 2016 by Gusti (talk | contribs) (Created page with "<!-- BEGIN CATEGORY LIST --> Category:1080 Indonesian Pages with Videos Category:Prabhupada 1075 - in all Languages Category:ID-Quotes - 1966 Category:ID-Quotes...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)


Invalid source, must be from amazon or causelessmery.com

660219-20 - Lecture BG Introduction - New York

Tuhan berkata bahwa anta-kāle ca mām eva smaran muktvā kalevaram (BG 8.5). Seseorang yang meninggalkan badan material ini, hanya dengan mengingat Tuhan Śrī Kṛṣṇa, Kepribadian Tuhan Yang Maha Kuasa, saat itu juga ia mendapatkan badan spiritual yang bersifat sac-cid-ānanda-vigraha (BS 5.1). Proses untuk meninggalkan badan ini serta proses untuk mendapatkan badan lainnya di dalam dunia material juga telah diatur. Seseorang baru akan meninggal sesudah jenis badan apa yang akan diperolehnya dalam kehidupan selanjutnya ditetapkan. Namun penetapan akan hal itu dilaksanakan oleh otoritas atau pihak yang memiliki kewenangan yang lebih tinggi. Seperti halnya ketika jabatan kita di dalam pekerjaan dipromosikan atau diturunkan. Maka sama seperti itu, sesuai dengan tindakan-tindakan kita...... Tindakan-tindakan di dalam kehidupan ini, kegiatan-kegiatan dari kehidupan saat ini adalah dasar persiapan bagi kehidupan berikutnya. Kita sedang mempersiapkan kehidupan kita berikutnya melalui kegiatan-kegiatan kita di dalam kehidupan saat ini. Jadi jika kita bisa mempersiapkan kehidpan kita saat ini untuk mendapatkan kenaikan tingkat menuju ke kerajaan Tuhan, maka sudah pasti, sesudah meninggalkan, sesudah berhenti dari badan material ini.... Tuhan berkata yaḥ prayāti, seseorang yang pergi, sa mad-bhāvaṁ yāti (BG 8.5), mad-bhāvam... Ia mendapatkan badan spiritual yang sama dengan badan Tuhan atau mendapatkan alam spiritual yang sama dengan Tuhan. Sekarang, ada beberapa macam pencari kebenaran yang berbeda-beda sebagaimana sudah dijelaskan kepada kita di atas. Sang brahmavādī, sang paramātmavādī dan sang penyembah. Di angkasa spiritual atau brahma-jyotir terdapat planet-planet spiritual, planet-planet spiritual dengan jumlah yang tak terhitung, sebagaimana sudah kita diskusikan. Dan jumlah planet-planet tersebut sangat jauh, jauh lebih banyak dibandingkan dengan jumlah alam semesta yang ada di dunia material. Dunia material ini adalah ekāṁśena sthito jagat (BG 10.42). Ia merupakan seperempat bagian perwujudan dari seluruh ciptaan. Tiga-perempat bagian lainnya dari ciptaan merupakan dunia spiritual, dan di dalam seperempat bagian dari ciptaan ini terdapat bermilyar-milyar alam semesta seperti ini yang sedang kita alami sekarang ini. Dan di dalam satu alam semesta terdapat bermilyar-milyar serta bertriliun-triliun planet. Jadi ada milyaran serta triliunan matahari, bintang dan bulan di dunia material ini, tetapi semua dunia material yang ada itu hanya merupakan seperempat perwujudan dari seluruh ciptaan. Tiga-perempat perwujudan lainnya merupakan angkasa spiritual. Jadi, mengenai mad-bhāvam ini, maka seseorang yang berkeinginan untuk menyatu ke dalam keberadaan Brahman Yang Utama, mereka menyatu dalam brahma-jyotir dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Karena mad-bhāvam dapat diartikan sebagai brahma-jyotir, sebagaimana juga dengan planet-planet spiritual yang ada di dalam brahma-jyotir. Dan para penyembah, yang ingin menikmati pergaulan dengan Tuhan, mereka masuk ke dalam planet-planet itu, planet-planet Vaikuntha. Jumlah planet-planet Vaikuntha tidak terhitung, dan Tuhan, Tuhan Śrī Kṛṣṇa Yang Maha Kuasa, melalui perluasan Beliau yang berkuasa penuh sebagai Nārāyaṇa yang berlengan empat dan memiliki berbagai macam nama yang berbeda-beda, Pradyumna, Aniruddha, dan Mādhava, Govinda... ada sangat banyak nama dari Nārāyaṇa yang berlengan empat ini, berkuasa di salah satu planet, yang juga merupakan mad-bhāvam, dan yang juga terletak di dalam alam spiritual. Jadi para pencari kebenaran yang pada akhir dari hidupnya, apakah ia berpikir tentang brahma-jyotir atau bermeditasi kepada Paramātmā atau berpikir tentang Kepribadian Tuhan Yang Maha Kuasa Śrī Kṛṣṇa, di dalam semua kasus itu, mereka semua masuk ke dalam angkasa spiritual. Akan tetapi hanya para penyembah, mereka yang melaksanakan hubungan secara pribadi dengan Tuhan Yang Maha Kuasa, mereka masuk ke dalam planet-planet Vaikuṇṭha atau ke dalam planet Goloka Vṛndāvana. Tuhan berkata, yaḥ prayāti sa mad-bhāvaṁ yāti nāsty atra saṁśayaḥ (BG 8.5). Tidak ada keraguan sama sekali. Orang tidak seharusnya tidak percaya. Itulah masalahnya. Jadi kamu membaca Bhagavad-gītā sepanjang seluruh masa hidupmu, tetapi ketika Tuhan mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan imajinasi kita, maka kita lalu menolaknya. Itu bukanlah proses membaca Bhagavad-gītā. Seperti Arjuna yang berkata bahwa sarvam etaṁ ṛtam manye (BG 10.14), "Hamba percaya pada segala sesuatunya, apapun yang telah Anda katakan." Sama halnya, mendengar, dengan mendengarkan. Tuhan berkata bahwa pada saat datangnya kematian, siapapun yang memikirkan diriNya, entah sebagai Brahman atau sebagai Paramātmā atau sebagai Kepribadian Tuhan, sudah pasti ia akan masuk ke dalam angkasa spiritual dan sama sekali tidak ada keragu-raguan akan hal itu. Seseorang tidak seharusnya tidak percaya akan hal itu. Dan prosesnya, secara garis besarnya juga dinyatakan di dalam Bhagavad-gītā, bagaimana seseorang bisa, bagaimana caranya untuk bisa masuk ke dalam kerajaan spiritual hanya dengan cara memikirkan tentang Yang Maha Kuasa pada saat datangnya kematian. Karena garis besar dari proses tersebut juga disebutkan :

yaṁ yaṁ vāpi smaran bhāvaṁ
tyajaty ante kalevaram
taṁ tam evaiti kaunteya
sadā tad-bhāva-bhāvitaḥ
(BG 8.6)